Kuliner Khas Bangka

Wow ! Bau dan Terkesan Jorok Namun Rasanya Begitu Menggoda, Profesor Ini Bilang Bisa Bikin Awet Muda

Ketika mendengar kata "rusip" perut langsung lapar.  Itu lah yang biasa dirasakan sebagain besar penduduk lokal di Pulau Bangka, Provinsi Bangka Belit

instagram/ailiehoalie74
rusip 

Yang jelas, cara mengkonsumsinya tergantung kebiasaan masing-masing, bisa dimakan langsung atau ditumis menggunakan sedikit minyak goreng.

Setelah itu rusip dapat dijadikan sambal atau totolan atau cecelan lalapan, seperti daun singkong rebus, terong rebus atau lalapan mentah.

Prof Rindit Pambayun dari Pusat Penelitian Pangan Universitas Sriwijaya, menjelaskan rusip diproses melalui cara fermentasi menggunakan bakteri asam laktat yang bermanfaat untuk pencernaan namun jangan dikonsumsi secara berlebihan.

"Kalau ingin awet muda makan makanan berfermentasi dari bakteri baik mengandung asam laktat yang tinggi karena berasal dari bakteri yang menguntungkan. Saya ingin menusantarakan rusip dan merusipkan nusantara.

Ibu saya kalau saya ke Bangka selalu minta dibawain rusip. Saya bawa ke Yogja enak sekali kata teman-teman," kata Randit dalam pertemuan dengan Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Bangka M Kamil Abu Bakar dan Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluh Kabupaten Bangka, Thony Marza ketika menyampaikan mengenai pengembangan produk, empat tahun silam, Jumat (8/4/2016) silam di Ruang Kerja Bupati Bangka.

Pernyataan sang profesor seperti dikutip dalam tulisan Wartawan Bangkapos.com, Nurhayati, Tahun 2016 lalu menyebutkan, intinya rusip merupakan makanan sehat dan aman untuk dikonsumsi. 

Sementara itu masih seputar kisah profesor soal rusip. Saat dia kuliah pasca sarjana di Vietnam, dia juga diundang Profesor Pengembangan Teknologi Pangan ASEAN untuk diajak makan ke restoran paling enak.

Saat hidangan tersaji sang profesor bersama asistennya minta pramusaji mengeluarkan makanan paling enak, spesial untuknya.

"Saya cium bau rusip ekstrak ikan saya bilang ini Bangka Belitung banyak saya suka sekali. Tadinya dia tidak mau menawarkan ke saya karena takut saya tidak akan mau sebab makanan itu kata dia special for me (khusus untuknya -red). Akhirnya kita makan bersama. Saya lihat di sana agak berbau tapi rusip lebih baik," cerita Prof Rindit.

Menurutnya, rusip mengandung senyawa fungsional yang tidak kalah dengan yakult dan yogurt.

Untuk itu rusip bisa dikembangkan jika dikemas lebih baik, dianalisa gizinya, lama penyimpanannya, cara memasaknya, berapa banyak takarannya dan lain-lain sehingga bisa dipasarkan karena untuk syarat pangan ada lima yakni aman, nutrisi/bergizi, enak, menyehatkan dan halal.

Rusip bahkan bisa menembus market luar negeri bisa bersaing menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

"Saya minta Pemerintah Kota Pangkalpinang menjadikan rusip ini jadi icon. Kita bisa saling support satu dengan lain. Kemasannya perlu diperhatikan. Bisa bersaing di ARC ini bisa jadi produk single market, satu pasar besar.

Rusip ini makanan fungsional sudah dikaji, dia dibuat dengan fermentasi bakteri baik yang sudah analisa dan komponen asam animo tinggi, selain menyehat rusip jadi penyedap makanan," saran Randit yang ketika itu juga menjabat sebagai Ketua Umum Teknologi Pangan Indonesia, Tahun 2016 lalu.

Potensi dan peluang rusip juga disampaikan rekannya DR Budi Santoso dari Tim Puslit UNSRI.

Sumber: bangkapos.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved