Berapa Harga Lada Bangka Belitung Saat Ini, Termasuk Karet, Begini Cara Mudah Mengeceknya

Komoditas pertanian berupa Lada atau Sahang saat ini tengah jadi perbincangan lantaran harganya yang tengah bagus| berapa harganya saat ini?

Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: Dedy Qurniawan
Sumber: tangkapan layar http://infoharga.bappebti.go.id
Berapa Harga Lada Bangka Belitung Saat Ini, Termasuk Karet, Begini Cara Mudah Mengeceknya - Tampilan harga lada di laman http://infoharga.bappebti.go.id 

BANGKAPOS.COM - Komoditas pertanian berupa Lada atau Sahang saat ini tengah jadi perbincangan lantaran harganya yang tengah bagus.

Berapa harga Lada di Bangka Belitung saat ini?

Informasi yang dihimpun BangkaPos.com, harga Lada di Bangka Belitung saat ini di tingkat pengepul berkisar Rp90 ribu per kilogram.

Penelusuran bangkapos.com dari laman inforharga.bappebti.go.id, harga Lada Putih di Pangkalpinang saat ini adalah Rp89.500,- per kilogram.

Harga ini turun 1,6 persen dibanding sebelumnya.

Berikut cara mudah mengecek harga harian Lada?

1. Kunjungi situs http://infoharga.bappebti.go.id/harga_komoditi_petani/?wilayah=&komoditi=

2. Anda tinggal scroll berbagai macam komoditas pertanian, termasuk Lada Putih Bangka Belitung dan karet.

3. Anda juga memfilter harganya per wilayah.

Berapa Harga Lada Bangka Belitung Saat Ini, Termasuk Karet, Begini Cara Mudah Mengeceknya - Petani lada Sumarlan sedang mengetik lada di kebunnya.
Berapa Harga Lada Bangka Belitung Saat Ini, Termasuk Karet, Begini Cara Mudah Mengeceknya - Ilustrasi Petani lada Sumarlan sedang mengetik lada di kebunnya. ((Bangkapos.com/Edwardi))

Baca juga: Dunia Harus Tahu Lada Berkualitas itu ‘Muntok White Pepper’

Baca juga: Harga Lada Babel Merangsek Naik Rp 84.500/Kg Berkat Peran Pemda? Erzaldi: Kalian Nilai Saja Sendiri

Satiman tak mau jual ladanya

Positifnya harga lada saat ini membuat Satiman (68), seorang petani di Bangka Belitung tampak semringah.

Beberapa pekan ini, harga lada di tingkat pedagang pengepul berkisar Rp 90 ribu per kilogram.

Harga tersebut sudah cukup untuk membuatnya mendapatkan pundi-pundi uang yang melimpah.

Petani lada di Belitung ini sedikitnya memiliki stok lada 10 ton, dari hasil panen 2018 dan 2020 lalu.

Dia sengaja menyimpan lada miliknya sampai mendapatkan harga yang benar-benar menggiurkan.

Bagi Satiman, harga Rp 90 ribu per Kg belum cukup memuaskan.

"Tunggu seperti tahun 2015 lalu," ungkap Satiman, Senin (5/4/2021).

Pada 2015 silam, harga lada menyentuh Rp 180 ribu per Kg.

Lalu harga lada bertahan pada kisaran Rp 45 ribu sampai akhirnya kembali naik menyentuh Rp 90 ribu.

Estimasi uang yang diperoleh Satiman jika dia menjual 10 ton lada miliknya dengan harga Rp 90 ribu yakni Rp 900.000.000.

Meski bisa mendapatkan uang nyaris Rp 1 miliar, Satiman tak bergeming.

Lelaki biasa disapa Kakek ini, memiliki perkebunan lada seluas 4 hektare di Jalan tembus Buluh Tumbang, Desa Buluh Tumbang, Tanjungpandan, Belitung.

Hasil produksi lada di perkebunan ini sudah puluhan ton.

Kali pertama panen pada tahun 2018 lalu.

Namun hingga sekarang tidak pernah dijual.

Mulai menanam pohon lada tersebut pada tahun 2015 lalu.

"Sudah empat kali panen tidak pernah dijual, karena harganya turun. Iya harga lada sudah mulai naik lagi ini, tapi kami belum jual, karena kemungkinan akan naik lagi," kata Kakek, Senin (5/4/2021) kepada posbelitung.co (Grup Bangka Pos), Senin (5/4/2021).

Sekarang, pohon lada terlihat kokoh di area perkebunan ini hanya sekitar 5.000 pohon dari angka 10.000 pohon sebelumnya sempat ditanam.

Pohon lain sudah mati, lantaran terserang hama penyakit.

"Ya sekarang hanya panen buah penyelang saja istilahnya, tapi setiap hari masih dapat 10 ambong. Ini belum semua dipanen," ujarnya.

Selain harga mengalami penurunan sejak beberapa tahun belakang, produksi pada pohon lada ini mengalami penurunan.

Pada tahun 2018 lalu, Kakek sempat memanen hingga 8 ton.

"Tahun kemarin (2020) hanya dua ton saja. Ya ini karena dampak tadi, terserang hama penyakit. Kalau menanam ini tidak begitu sulit, pelihara nya yang sulit," jelasnya.

Ia berharap, kepada Pemerintah Pusat agar memikirkan harga lada tersebut, sehingga tidak terjadi penurunan.

Apabila terjadi penurunan, dampak pertanian akan sangat terasa.

"Kami mohon kepada menteri perdagangan, agar harganya mengalami kenaikan, karena kalau harganya kecil kita tidak makan, hanya cukup untuk beli pupuk saja," bebernya.

Faktor kenaikan harga lada

Kenaikan harga lada ini diprediksi akan terus terjadi hingga tahun 2022 mendatang.

Salah satu faktor kenaikan harga laga adalah produksi hasil pertanian menurun.

"Harga segitu (Rp 85.000,- per Kg), sekitar satu bulan belakang dan dari awal tahun terus mengalami kenaikan dari segi harga," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Belitung, Destika Effenly kepada Posbelitung.co, Senin (5/4/2021).

Terjadi peningkatan harga lada ini, kata dia, dipengaruhi siklus disebut 7 hingga 10 tahun.

Terakhir harga lada melambung tinggi pada tahun 2015 lalu pada angka Rp 180.000 per Kg.

Siklus harga lada melambung tinggi ini, hasil data dipegang olehnya, dari tahun 2006 - 2007, 1998, dan 2015.

Tahun 2021 - 2022, sudah masuk pada siklus tersebut.

"Nah ini sudah mulai siklusnya terjadi. Ini tentu menjadi kabar baik bagi petani, dan saya berharap petani lada bertahan lah di lada, dan jangan sampai ditinggalkan. Agar bibit tidak habis, karena kalau di tinggal nanti sulit mencari bibit," ucapnya.

Lada Belitung memiliki kualitas baik.

Pasar lada ini, ekspor ke berbagai negara. Produksi lada Belitung, hingga sekarang tetap stabil dan menjadi incaran perdagangan ekspor.

Menurut Destika, sekarang ini Pemerintah Kabupaten Belitung tetap fokus pada pengembangan petani lada.

Pada tahun 2020, terdapat bantuan dana APBN melalui Pemerintah Provinsi kepada petani lada.

Bantuan itu berupa 125 hektare perluasan lahan berupa bibit.

Terdapat 160 bibit lada dalam lingkup satu hektar dibantu oleh Pemerintah Pusat, berikut pupuk serta obat-obatan.

Sedangkan bantuan lain berupa rehabilitasi lahan, seluas 300 hektar, bantuan ini bersifat insentif.

"Itu bantuan Kementerian dan sekarang masih terus digarap. Paling banyak petani di Kecamatan Membalong dan Sijuk. Petani lama masih eksis, apalagi di Kecamatan Membalong, apapun terjadi mereka tetap menanam lada," jelasnya.

Berikut data produksi Lada Belitung:

Tahun 2019

- Produksi satu tahun : 4.793.420 kilogram
- Rata-rata produksi per hektar : 1.199,73 Kg

Tahun 2020

- Produksi satu tahun : 159.600 kilogram
- Rata-rata produksi per hektar : 1.085,71 kilogram

Sumber : Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Belitung.

Baca berita lainnya terkait Lada

(Posbelitung.co/Disa Aryandi/Bangkapos.com/Dedy Qurniawan)

Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved