KKB Papua Sudah Terjepit TNI-Polri, Ternyata Maish Ada Kelompok Lain yang Tak Kalah Meresahkan
tokoh perempuan Papua Rehina Belau menyebut ada tiga kelompok yang saat ini masih menjadi musuh nyata bagi aparat TNI-Polri....
KKB Papua Sudah Terjepit TNI-Polri, Ternyata Maish Ada Kelompok Lain yang Tak Kalah Meresahkan
BANGKAPOS.COM -- Aksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua dilaporkan tengah terjepit.
KKB terjepit oleh TNI-Polri yang tergabung dalam Satgas Nemangkawi.
Berbagai upaya untuk menumpas KKB Papua memang sedang gencar dilakukan oleh Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri.
Namun, ternyata masih ada kelompok lain yang tak kalah meresahkan dari KKB Papua.
Melansir dari Antara, tokoh perempuan Papua Rehina Belau menyebut ada tiga kelompok yang saat ini masih menjadi musuh nyata bagi aparat TNI-Polri.
Baca juga: Miris, Suami Asyik Main Chip Higgs Domino, Istri di Pidie Ramai-ramai Lakukan Gugat Cerai
Mereka adalah KKB Papua, kelompok orang-orang stress, dan kelompok anak Aibon.
"Ada tiga kelompok menjadi ancaman yang gangguan kamtibmas di Kabupaten Intan Jaya yaitu kelompok KKB, kelompok orang-orang stress serta kelompok anak Aibon atau anak putus sekolah," ungkap Rehina Belau dalam keterangan diterima ANTARA dari Sugapa, Ibu kota Kabupaten Intan Jaya, Senin.
Kelompok orang stress, adalah kelompok intelektual yang ingin membangun Kabupaten Intan Jaya tetapi tidak mendapatkan posisi jabatan di pemerintahan.
"Sehingga perlu membuka ruang kesempatan kepada anak-anak daerah untuk menduduki jabatan-jabatan strategi di Pemkab Intan Jaya" ucapnya.
Kelompok stress melihat Kabupaten Intan Jaya yang roda pembangunannya tidak berjalan sesuai dengan kemauan dan harapan mereka.
Akibatnya, kelompok ini bisa mengganggu keamanan dengan cara mereka sendiri.
Adapun anak Aibon yaitu kelompok anak putus sekolah.
• Bikin Baper, Video Adegan Tubuh Ariel NOAH Dipeluk BCL dengan Posisi Tangan Lingkari Leher Beredar
Mereka harus diperhatikan karena sangat rentang, mudah dihasut dan diprovokasi serta pemikiran mereka juga sempit.
Ditambah lagi dengan ingin hidup bebas di tanahnya sendiri, tetapi selalu saja diperhadapkan dengan aturan-aturan pemerintah yang menurut mereka bertentangan denga apa yang diperbuat.