Ramadhan 2021
Terungkap Fakta Menarik tentang Masjid Jamik, Moh Hatta Ikut Andil Sumbang Dana Pembangunan Rp 1000
Masjid Jamik yang terletak di tengah kota tepatnya di Jalan Masjid Jamik merupakan masjid iconic di Kota Pangkalpinang.
BANGKAPOS.COM , BANGKA -- Masjid Jamik yang terletak di tengah kota tepatnya di Jalan Masjid Jamik merupakan masjid iconic di Kota Pangkalpinang.
Masjid Jamik adalah salah satu masjid terbesar dan tertua di Kota Pangkalpinang.
Masjid ini dibangun pada tanggal 3 Syaawal 1335 H atau bertepatan dengan tanggal 18 Desember 1936 M.
Masjid Jamik dibangun oleh penduduk Kampung Dalam dan Kampung Tengah Tuatunu yang pindah ke wilayah Pangkalpinang.
Mereka kemudian mendirikan kampung dengan nama yang sama dengan kampung asalnya yaitu Kampung Dalam dan Kampung Tengah.
Uniknya, tokoh tersohor di Indonesia yaitu Drs Mohammad Hatta ikut andil dalam pembangunan masjid.
Pada tahun 1950 sampai 1954 Masehi, Masjid Jamik mengalami renovasi.
Dana renovasi tersebut disumbangkan dari masyarakat dan dari tokoh penting Republik Indonesia, Drs Mohammad Hatta.
Drs Mohammad Hatta turut menyumbangkan dana sebesar Rp 1000.
Setelah selesai direnovasi, Masjid Jamik diresmikan pada tangga 3 Juni 1961.

Bentuk masjid jika dilihat dari atas nampak seperti paramida karena semakin ke atas semakin mengerucut.
Masjid Jamik bentuk fisik awalnya semi permanen, berlantai semen berdinding papan, beratap genteng.
Terdiri dari tiga lantai, lantai pertama Masjid jamik digunakan untuk kegiatan salat berjamaah.
Lantai kedua difungsikan sebagai tempat penyimpanan kitab-kitab kuning, buku-buku tentang agama.
Lalu juga sebagai tempat penyimpanan tikar dan tempat penyimpanan berbagai perlengkapan masjid.
Di lantai teratas, pada zaman dahulu dipergunakan muazin untuk mengumandangkan adzan salat.
Namun berkat kecanggihan teknologi, para muazin kini dapat mengumandangkan adzan melalui toa masjid.
Masjid Jamik tidak pernah sepi dikunjungi oleh jamaah saat telah memasuki waktu salat.
Masjid ini masih menjadi salah satu masjid teramai yang dikunjungi masyarakat.
Sahrial Munzir selaku koordinator peribadatan merangkap sebagai marbot mengataka Masjid Jamik dapat menampung total sebanyak 3000 jamaah.
"Kapasitas jamaah bisa mencapai 3000 orang, tapi karena sedang pandemi Covid-19, jadi kita batasi dari jumlah tersebut," ungkap Sahrial kepada Bangkapos.com, Jumat (23/4/2021).

Selama bulan Ramadhan ini, banyak masyarakat yang menyempatkan diri beribadah di Masjid Jamik.
Setelah salat pun, tidak sedikit dari mereka yang bersantai atau beristirahat di area masjid.
Kerap mengadakan buka bersama setiap bulan Ramadhan, Masjid Jamik terpaksa membatasi buka bersama dalam dua tahun belakangan.
Hanya para penggurus atau marbot Masjid Jamik serta beberapa jamaah dengan alasan tertentu yang berbuka saat pandemi Covid-19.
"Kalau sekarang kita tidak buka bersama seperti tahun-tahun sebelumnya, hanya penggurus dan mungkin ada yang dari luar kota kesorean balik atau karena alasan yang serupa kita persilahkan untuk berbuka di masjid," ungkap Sahrial.
Saat ini Masjid Jamik telah menerapkan protokol kesehatan sejak adanya himbauan langsung dari pemerintah.
Seluruh karpet sajadah yang biasanya digunakan untuk salat telah diangkat dan di tandai selotip sebagai tanda untuk berjaga jarak.
Sejauh ini seluruh jamaah menaati peraturan yang diberlakukan demi memutus penyebaran Covid-19.
(Bangkapos.com/Mitrya)