KKB Papua

Pimpin 14 Ribu Pasukan, Inilah Lodewijk Mandatjan Pemimpin KKB Papua Paling Legendaris

ada satu nama pemimpin perlawanan Papua yang paling legendaris bernama Lodewijk Madatjan.Ia merupakan pimpinan KKB Papua paling legendaris

Editor: Iwan Satriawan
via intisari-online
Lodewijk Mandatjan (kiri) 

Atas dasar hal itulah dan menghindari pertumpahan darah yang lebih banyak, Sarwo Edhie menugaskan menyebarkan puluhan ribu pamflet yang berisi seruan agar KKB Papua kembali ke NKRI.

Selanjutnya ia menugaskan perwira Kopassus Mayor Heru Sisnodo dan Sersan Mayor Udara John Saleky untuk menemui pimpinan KKB Papua Lodewijk Mandatjan.

Hal tersebut dilakukan untuk membujuk Mandatjan dan anak buahnya agar kembali ke NKRI.

Mereka berdua segera dengan tangan kosong tanpa senjata berjalan kaki memasuki hutan Papua.

Saat bertemu dengan Mandatjan, Mayor Heru Sisnodo berkata: "Bapak tidak usah takut. Saya anggota RPKAD (sekarang Kopassus). Komandan RPKAD yang ada di sini anak buah saya. Dia takut sama saya. Kalau bapak turun dari hutan, nanti RPKAD yang akan melindungi bapak."

Akhirnya Lodewijk Mandatjan berhasil diyakinkan dan ia turun beserta keluarga dan anak buahnya ke Manokwari.

Sintong Panjaitan mengatakan "Bapak saya jamin, saya akan melindungi bapak dengan keluarga," ketika bertemu dengan Lodewijk Mandatjan.

Dengan itu Kopassus layaknya sudah memberantas tubuh dari KKB Papua dan tinggal menyisir untuk memburu sisa-sisa pemberontak KKB Papua lainnya.

Begitulah cara Sarwo Edhie Wibowo lakukan pendekatan tanpa kekerasan untuk luluhkan KKB Papua.

Temui Soeharto di Istana Merdeka

Tidak hanya diluluhkan oleh Sarwo Edhie Wibowo, Lodewijk Mandatjan juga pernah diundang ke Istana Merdeka bertemu dengan Soeharto pada 11 Januari 1969.

Saat itu Presiden Soeharto menerima kakak beradik Mayor (Tituler) Lodewijk Mandatjan dan Kapten (Tituler) Barens Mandatjan di Istana Merdeka.

Mereka menjelaskan jika atas kemauan sendiri mereka kembali.

Soeharto lalu bersikap layaknya orang Jawa dan mengakui sadar banyak kekurangan dalam kehidupan rakyat di Irian Barat.

Tapi bagi Soeharto, kebahagiaan harus diperjuangkan dengan mengusahakan pembangunan sehingga kemudian kehidupan rakyat bisa diperbaiki setahap demi setahap.

Halaman
1234
Sumber: Intisari
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved