Antisipasi Covid-19, Keluarga Ini Batasi Bertamu dan Menerima Tamu, tapi Silaturahmi Tetap Terjalin

Tidak banyak tamu yang bersilaruhmi ke rumah keluarga Kurniawan. Sejak pagi hingga sore hari itu ada tiga keluarga yang bertamu ke rumah mereka.

Editor: fitriadi
Bangkapos.com/Fitriadi
Keluarga Idham menerima tamu dari keluarga dekat di rumah mereka di Kelurahan Temberan Kecamatan Bukit Intan Kota Pangkapinang, Sabtu (15/5/2021). 

BANGKAPOS.COM, BANGKA - Kimora (6) berlari-lari kecil menuju meja di ruang tamu rumahnya. Ia segera mengambil botol berisi cairan handsanitizer.

Tak lama kemudian bocah itu kembali menuju pintu depan rumah lalu menyemprotkan cairan mengandung alkohol itu ke tangan tamu yang datang ke rumahnya di Kampak, Kelurahan Tuatunu Indah, Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung, Jumat (14/5/2021).

Dengan senang hati dua tamu yang datang menyodorkan telapak tangannya untuk disemprot cairan handsanitizer.

Keluarga Kimora sengaja menyediakan handsanitizer di meja ruang tamu sebagai pengganti sabun dan air untuk mencuci tangan.

Sang tamu menyodorkan lengannya kepada tuan rumah sebagai pengganti berjabat tangan.

Kurniawan (34), ayah Kimora, kemudian mempersilakan temannya itu masuk ke dalam rumah.

"Ayok masuk ke dalam," ujar Kurniawan kepada tamu nonmuslim yang bersilaturahmi ke rumahnya.

Siang itu, keluarga Kimora kedatangan tamu lebaran Idul Fitri.

Tamu yang datang adalah teman kantor ayahnya yang bekerja di sebuah bank swasta di Kota Pangkalpinang.

Di tengah pandemi Covid-19 yang belum mereda, keluarga Kurniawan tetap menerima tamu lebaran dengan menerapkan protokol kesehatan.

Begitupun tamu yang datang bersilaturahmi ke rumahnya mengenakan masker.

"Kalau ke luar rumah selalu pakai masker, bang. Untuk jaga-jaga saja," ujar tamu pria yang datang bersilaturahmi.

Seperti biasa, keluarga Kurniawan menyediakan beragam jenis kue, minuman dan makanan berat untuk tamu yang datang.

Sambil berbincang, tamu pun tak sungkan mencicipi makanan dan minuman yang disediakan tuan rumah.

Sekitar 30 menit kedua tamu itu pun pamit kepada keluarga Kurniawan.

Tidak banyak tamu yang bersilaruhmi ke rumah keluarga Kurniawan.

Sejak pagi hingga sore hari itu ada tiga keluarga yang bertamu ke rumah mereka.

"Kalau tetangga sekitar sini giliran datang ke rumah, tidak serentak, mungkin takut juga kalau ramai-ramai kumpul," ujar Kurniawan kepada Bangkapos.com.

Kurniawan sendiri selama dua hari lebaran H+1 dan H+2 hanya bertamu ke dua rumah tetangga dan beberapa rumah keluarganya.

Ia sengaja tidak bertamu ke banyak rumah untuk menghindari penularan Virus Corona.

Sementara Idwan (38), warga Kelurahan Temberan Kecamatan Bukit Intan Kota Pangkalpinang membatasi menerima tamu pada momen lebaran idul Fitri kali ini.

Idham hanya menerima tamu dari keluarga dekat dan tetangga depan rumahnya.

Ia sengaja tidak open house untuk rekan kerja dan semua tetangga semata-mata untuk mengikuti anjuran pemerintah demi menghindari penyebaran Covid-19.

"Sebenarnya lebaran tahun kemarin juga kami membatasi menerima tamu, maklum kondisi pandemi masih seperti ini," ujar Idham.

Meski lebaran kali ini keluarga Kurniawan dan Idham membatasi bertamu dan menerima tamu, namun mereka tetap menjalin silaturahmi kepada sanak saudara dan rekan kerja dengan cara menelpon langsung maupun berkirim ucapan selamat Idul Fitri menggunakan aplikasi WhatsApp.

Kemenag Imbau Tak Berjabat Tangan saat Bertamu

Sebelumnya, Plt Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Bangka Belitung, H Rebuan mengingatkan kegiatan silahturahmi atau bertamu untuk tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19.

"Kita sudah puasa hampir satu bulan, pada Idul Fitri yang jelas kita kembali ke fitri, dalam hal memaknai lebaran di tengah pandemi, cukup bersama keluarga inti," ujar Rebuan, Kamis (13/4/2021).

“Namun walaupun pandemi, silahturahmi harus tetap terjalin menurut kami, tetapi tetap menjaga protokol kesehatan,” katanya lagi.

Ia menyebutkan tradisi meminta maaf tidak untuk bersalaman atau jabat tangan agar tidak terjadi penularan virus Covid-19.

"Silakan bertamu atau berkunjung, tetapi tidak banyak orangnya, menjaga jarak, menggunakan masker dan setiap rumah harus menyediakan area cuci tangan.

“Pada saat makan diusahakan agar tidak ngobrol karena penularan secara droplet, atau jaraknya agak jauh," kata Rebuan.

Dia berharap, agar pandemi Covid-19 cepat berlalu agar silaturahmi antar umat manusia tetap terjalin dengan baik.

"Memang kadang-kadang silaturahmi menjadi berjarak tetapi bisa juga dengan video call, itupun tidak mengurangi makna dari silaturahmi, mengingat kondisi seperti ini agar tidak terjadi penularan," kata Rebuan.

Warga Isolasi Mandiri Jangan Bertamu

Sekretaris Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bangka Belitung, Mikron Antariksa sebelumnya juga mengingatkan masyarakat terpapar Covid-19 yang melaksanakan isolasi mandiri di rumah saat lebaran untuk lebih banyak beraktivitas dan di rumah saja.

Bahkan jelas orang yang terpapar Covid-19 ini agat tidak bertamu ataupun menerima tamu, agar dapat memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19.

"Pada dasarnya lebaran bagi yang terkonfirmasi positif lebih baik di rumah, dalam arti kata beraktivitas dengan mengisolasi diri di rumah," ujar Mikron saat diwawancara Bangkapos.com, Jumat (14/5/2021).

"Jikapun akan melalukan kegiatan mendesak harus melakukan pengawasan dengan protokol kesehatan yang ketat dan tidak boleh lalai agar tidak menyebarkan virus kepada yang lain."

Ia menyebutkan beberapa kabupaten dan kota dalam upaya pengendalian pengawasan orang yang diisolasi mandiri, bagian rumah orang tersebut sudah ditempeli stiker dalam pengawasan.

Usaha penempelan stiker ini guna untuk meminta dukungan warga sekitar dalam pengawasan, tetapi upaya ini belum terlihat efektivitas.

"Isolasi mandiri pada dasarnya sesuai dengan ketentuan yang ada, namun pada pelaksanaannya sering terjadi ketidakdisplinan oleh orang terpapar Covid-19, mereka tidak melakukan isolasi diri."

"Kita lihat dari klaster keluarga itu mendominasi di wilayah Babel, itu akibat pengawasan yang kurang optimal dan kesadaran juga kurang," kata Mikron.

Dalam memperketat pengawasan, Satgas Babel sudah mengajukan program tracker sejak Februari 2021 lalu, tetapi belum terealisasi dikarenakan terhambat anggaran yang tak kunjung cair.

"Kemarin kami sudah mengajukan progra Tracker, untuk tracking, mengawasi dan memfasilitasi pasien positif Covid-19 yang ada di RT, RW di suatu daerah, tetapi masih terkendala anggaran," kata Mikron. (Bangkapos.com/Fitriadi)

Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved