Ustazah Anjeli 2 Kali Operasi Usai Selamatkan Santri dan Uang di Ponpes Tahfidz Guntur yang Terbakar

Ustazah Vitria Anjelika mengalami luka-luka di bagian tubuhnya akibat kebakaran tersebut.

Editor: Alza Munzi
Istimewa
Pondok pesantren santri Tahfidz Guntur Dusun Pengkalen Batu terbakar, hanya menyisakan baju yang dikenakan santri 

BANGKAPOS.COM , BANGKA -- Musibah kebakaran yang menimpa Pondok Pesantren Tahfidz Guntur Dusun Pengkalen Batu, Desa Ranggung, Kabupaten Bangka Selatan menyisakan cerita lain.

Ustazah Vitria Anjelika mengalami luka-luka di bagian tubuhnya akibat kebakaran tersebut.

Dia harus menjalani perawatan di rumah sakit, untuk mendapatkan pertolongan medis.

"Saat jam 3 pajar terbangun karena merasakan panas. Saat terbangun api sudah mulai membesar daerah pojok kamar yang perempuan. Saat terbangun langsung memanggil ustaz," kata ustazah yang biasa disapa Ustaz Anjeli ini, Senin (7/6/2021).

Ustazah Anjeli langsung membangunkan anak anak, yang dua itu Cahaya dan Sinta.

Mereka disuruh ke bawah, setelah itu karena santri bernama Mahatul susah bangun, dia kembali lagi ke atas untuk membangunkannya.

"Setelah bangun langsung membawanya ke bawah sambil memapahnya. Apinya dari atas posisinya kan pondok jadi apinya sudah ke bawah semua," ucap saat di ruang perawatan RS KIM Pangkalpinang.

"Di bawah itu ada tempat mengajar dan motor Ustaz Mansur itu berada di situ. Jadi supaya enggak kemakan api berpikir untuk menyelamatkan motor. Jadi sekuat tenaga menyelamatkan motor dibawa agak menjauh dari kobaran api," lanjutnya.

Motor selamat, ustazah itu kembali teringat dengan uang yayasan.

"Karena itu uang yayasan saya enggak punya uang untuk menggantikannya," katanya.

"Saat itu api sudah menyebar ke seluruh pondok, tetapi saya nekad masuk lagi sendiri ke dalam untuk menyelamatkan uang yayasan tersebut melalui pintu yang sudah penuh dengan api," jelasnya.

Atas keberaniannya itu, tubuh Ustazah Anjeli mengalami luka-luka dan menjalani dua kali operasi di rumah sakit.

Tubuhnya masih lemah dan membutuhkan perawatan insentif di rumah sakit.

Bantuan mengalir

Pasca terbakarnya Pondok Pesantren Tahfidz Guntur di Dusun Pengkalen Batu Desa Ranggung Kecamatan Payung, bantuan demi bantuan kian berdatangan untuk meringankan beban para santri dan santriwati.

Kepala Desa Ranggung, Matnur kepada Bangkapos.com menyebutkan bantuan demi bantuan dari para donatur kini terus berdatangan untuk membantu.

"Alhamdulillah bantuan demi bantuan terus berdatangan, semoga bantuan ini membantu meringankan beban para santri dan santriwati kita yang baru mengalami insiden kebakaran," ungkap Matnur saat dikonfirmasi Bangkapos.com, Senin, (7/6/2021) sore.

Ia menyebutkan bantuan yang datang berupa perlengkapan masak, bahan-bahan makanan, dan logistik lainnya.

Namun demikian, Matnur menyebutkan jika saat ini kebutuhan yang paling diperlukan oleh para santri dan santriwati adalah tenda untuk berteduh saat hujan dan untuk tidur.

"Semalam itu kan para santri dan santriwati tidur dengan ala kadarnya di pondok terpisah, hanya saja mereka harus tidur dengan gangguan nyamuk dan kedinginan lantaran tidur di tempat yang tidak berdinding," tutur Matnur.

Untuk itu menurut Matnur, hal yang paling penting dan dibutuhkan saat ini adalah tenda dan juga alat tulis serta alat salat.

Tidak hanya itu, pakaian juga menjadi penting dan sangat dibutuhkan.

"Jika ada yang ingin berdonasi kami harap dapat memberikan bantuan berupa pakaian maupun tenda," ujarnya.

Menurut Matnur pihaknya dari pemerintah desa sangat berterimakasih kepada pihak-pihak yang telah menyalurkan bantuan.

Selain itu pula, bantuan listrik juga menjadi hal penting lainnya yang sangat diperlukan oleh para santri dan santriwati yang terdampak.

"Listrik juga sangat penting. Semalam kami di sini hanya mengandalkan bantuan mesin genset yang juga dibantu oleh donatur," ungkapnya.

Ia berharap agar keadaan di Pondok Pesantren Tahfidz Guntur di Dusun Pengkalen Batu semakin membaik dan para santri dan santriwati dapat beraktivitas seperti biasanya secara perlahan.

Pasca terbakarnya Pondok Pesantren Tahfidz Guntur di Dusun Pengkalen Batu Desa Ranggung Kecamatan Payung pada Minggu, (6/6/2021), para santri tak memiliki harta benda apapun kecuali pakaian yang melekat di badan.

Untuk itu, aparatur Desa Ranggung bersama dengan pengurus Pondok Pesantren Tahfidz Guntur melakukan pengumpulan pakaian layak pakai dari masyarakat sehingga dapat dimanfaatkan oleh sedikitnya 20 santri dan santriwati.

Kepada Bangkapos.com, Kepala Desa Ranggung, Matnur menyebutkan jika dari hasil pengumpulan pakaian layak pakai ini ditujukan untuk mengurangi beban para santri yang harta benda dan pakaiannya ludes dilahap api bersama dengan bangunan pondok pesantren.

"Sejak kemarin sore itu kami sudah mengupayakan untuk mengumpulkan pakaian-pakaian yang layak pakai seikhlasnya dari para warga sehingga bisa dipakai oleh santri kita yang pakaiannya ikut terbakar," kata Matnur .

Menurutnya, jika masih ada warga yang ingin memebrikan bantuan baik bantuan tunai maupun pakaian layak pakai dapat langsung mengantarkannya ke titik lokasi di Dusun Pengkalen Batu ataupun dapat melalui dirinya selaku aparatur Pemerintah Desa Ranggung.

Diberitakan sebelumnya, Pondok Pesantren Tahfidz Guntur yang berlokasi di Dusun Pengkalen Batu, Desa Ranggung Kecamatan Payung terbakar hingga rata dengan tanah dan tak bersisa, Minggu (06/06/2021).

Tak hanya bangunan yang habis dilahap si jago merah, namun persediaan bahan makanan, pakaian, perlengkapan belajar hingga Al Qur'an juga habis terbakar.

Kepala Desa Ranggung, Matnur saat dikonfirmasi menyebutkan kejadian ini terjadi sekira pukul 03.00 WIB di saat seluruh penghuni pondok sedang tertidur lelap.

"Kejadiannya sekitar Pukul 03.00 WIB dan tidak ada yang menyadarinya hingga bangunan terbakar," ujar Matnur.

Mengenai penyebab terjadinya kebakaran ini diakui oleh Matnur diduga diakibatkan oleh korsleting listrik.

Karena bangunan pondok yang terbuat dari kayu dan papan menyebabkan api dengan cepat melahap setiap sisi bangunan pondok pesantren.

"Seluruh pakaian para santri dan logistik habis terbakar dan hanya tersisa di badan yang dipakai saat ini," tutur Matnur.

Mengenai total kerugian akibat kejadian ini, Matnur menafsirkan setidaknya pihak pondok pesantren mengalami kerugian hingga Rp 250 juta.

(Bangkapos.com/Jhoni Kurniawan/widodo)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved