Materi Belajar
Materi belajar Perjuangan Kaum Muhajirin dan Kaum Anshar, Materi Kelas PAI Kelas 6
Jika orang beriman di kemudian hari ingin mendapatkan keselamatan serupa maka harus mengikuti Muhajirin dan Anshar di samping Rasulullah SAW
Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: Teddy Malaka
EBANGKAPOS.COM - Kelompok sahabat yang memperoleh keutamaan serta pujian dari Allah SWT ialah kaum Muhajirin dan kaum Anshar.
Hal tersebut pun membuat Rasulullah SAW memposisi kedua kaum ini sangat tinggi karena merupakan unsur ahl as-sunnah wa al-jama’ah sebagai firqah an-najiyyah.
Jika orang beriman di kemudian hari ingin mendapatkan keselamatan serupa maka harus mengikuti Muhajirin dan
Anshar di samping Rasulullah SAW.
Pada materi kali ini kita akan mempelajari materi tentang kisah kaum Muhajirin dan Anshar.
Kaum Muhajirin
Muhajirin dalam bahasa Arab berarti المهاجرون; yang berarti para imigran.
Dalam istilahnya Muhajirin adalah sebutan untuk para pengikut Nabi Muhammad yang hijrah meninggalkan Kota Mekkah.
Tujuan mereka meninggalkan Mekkah adalah untuk menjaga keimanan mereka serta menyelamatkan diri dari penindasan penduduk Mekkah yang pada saat itu menentang dakwah Islam di kota tersebut.
Pada saat itu segala bentuk kekejaman, penghinaan, dan penindasan terjadi di Mekkah. Kekejaman tersebut dilakukan oleh kaum kafir Quraisy terhadap kaum muslimin yang berada di sana.
Hal ini pun membuat kaum muslimin melakukan hijrah ke Habsyah. Untuk menghindari kekejaman yang terus meraja lela dari kaum kafir Quraisy dan untuk mempertahankan keyakinan, akidah islamiyah, syari’atnya serta memperluas jaringan dakwah islamiyah maka kaum muslimin melakukan hijrah atas perintah Rasulullah SAW.
Setelah ke Habsyah, lokasi yang menjadi tempat hijrah kaum Muhajirin adalah ke Madinah.
Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar dan Ali bin Abi Thalib melakukan hijrah ke kota Yatsrib (Madinah) secara diam-diam. Namun, Allah SWT memberikan keberanian kepada Umar bin Khattab hijrah secara terang-terangan dan memberitahukan kepada kaum kafir Quraisy.
Siapapun yang berani menghalangi keberangkatan kaum muslimin ke Madinah akan menghadapi keberanian Umar bin Khattab.
Akhirnya para penduduk menyambutnya dengan hangat, dengan penuh kerinduan dan rasa hormat serta disambut dengan nasyid yang artinya;
Telah muncul bulan purnama dari Tsaniyatil Wadai’, kami wajib bersyukur selama ada yang menyeru kepada Tuhan Wahai yang diutus kepada kami. Engkau telah membawa sesuatu yang harus kami taati