Berita Sungailiat

Sugeng dan Putrinya Pernah Tidur di Atas Batu Granit Pekuburan Tionghoa, Sosok Ini yang Menolongnya

Sejak tinggal di sini keluarga pak Sugeng memang terlihat rajin beribadah, sholat rajin, bahkan anaknya si Wulan itu rajin puasa sunat Senin-Kamis

Penulis: edwardi | Editor: khamelia
Bangkapos.com/Edwardi
Rumah milik Mohammad dan Ijah, warga Kampung Batu Kelurahan Sri Menanti. Di samping rumah besar ini ada rumah kecil tempat tinggal Sugeng dan kedua putrinya tinggal. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Sugeng (47), ayah Wulandari (11) dan Pelangi (4) mengungkapkan sebelum tinggal di rumah kontrakannya saat ini di Kampung Batu Kelurahan Sri Menanti Kecamatan Sungailiat pernah tidur di atas batu-batu granit yang terdapat di areal Pemakaman Tionghoa Kampung Batu ini.

"Sekitar 2-3 tahun lalu saat itu saya mau mencari rumah kontrakan dengan sewa murah, namun tidak ketemu sehingga kami terpaksa tidur di atas batu-batu granit di areal Pekuburan Tionghoa di sana," kata Sugeng.

Baca juga: Netizen Nyinyir Soal Rumah Wulandari, Faktanya Ngontrak, Pemilik Hanya Minta Bayar Token Saja

Baca juga: Wulan Semringah: Handphonenya Bagus Om, Sudah Dicoba Tadi Lancar untuk Belajar Daring

Akhirnya kami ditolong pak Mohammad dan istrinya Bu Ijah dan anaknya untuk menumpang tinggal di rumah kontrakan di samping rumah mereka ini.

"Dulunya rumah ini bekas kantor partai, lalu kami bersihkan dan ditolong pak Mohammad dan Bu Ijah menumpang tinggal di sini, saya tidak mengontrak hanya diminta bantu mengisi pulsa listrik saja," ujar Sugeng.

Sementara itu Ibu Ijah, pemilik rumah yang ditumpangi Sugeng dan kedua putrinya mengatakan sekitar 2 tahun lebih yang lalu Sugeng dan kedua putrinya datang ke sini untuk mencari tempat tinggal dengan sewa murah.

Baca juga: Siswi SD di Sungailiat Memulung Sambil Bawa Adik, Kaget Dapat Hp Baru: Wulan Janji Akan Belajar Giat

"Saya juga awalnya tidak kenal dengan pak Sugeng ini, mulanya anak saya mencoba bantu mencarikan rumah sewa murah namun tidak ketemu, akhirnya saya tawarkan mau nggak tinggal di rumah samping ini bekas kantor partai, kalau mau silahkan dibersihkan ternyata dia mau, saya hanya minta bantu isikan pulsa listrik saja, semampunya," kata Ijah ditemui Bangkapos.com, Sabtu (21/08/2021) siang.

Diungkapkannya, selama tinggal di sini cukup banyaklah warga yang datang membantu keluarga pak Sugeng.

"Ada yang datang memberi beras, telor, sayuran dan barang-barang bekas, ada juga ibu-ibu pegawai UBB sering rutin datang ke sini membantunya karena Wulandari itu dulu teman sekolah anaknya," ujar Ijah.

Sejak tinggal di sini keluarga pak Sugeng memang terlihat rajin beribadah, sholat rajin, bahkan anaknya si Wulan itu rajin puasa sunat Senin-Kamis.

" Pak Sugeng ini memang sangat menyayangi kedua putrinya, dia takut mantan istrinya itu mau datang untuk mengambil anaknya, syukurlah sejak tinggal di sini kondisinya aman saja," tukas Ijah.

Diakuinya memang  banyak orang dan juga teman-teman pak Sugeng sesama pemulung tidak menyangka mereka bisa tinggal di rumah ini.

"Saya awalnya diberitahu anak saya, ada bapak bawa anak kecil dan bayi nyari rumah, saat itu hati saya jadi terenyuh dan kasihan padahal belum melihatnya, semalaman saya tidak bisa tidur memikirkannya, akhirnya saya tawarkan untuk tinggal di sini, saya kasihan melihat bayi dan putrinya yang masih kecil tidur di luar, apalagi ayahnya juga sakit stroke," imbuh Ijah.

Diungkapkan Ijah, untuk meletakkan barang-barang bekas yang dikumpulkan Sugeng dan kedua putrinya diletakkan di halaman belakang rumahnya yang cukup luas, sedangkan gerobak dan motornya diletakkan di samping rumahnya.

"Kalau barang-barang bekas sudah banyak, biasa bosnya datang mengambil menggunakan mobil ke sini lewat pintu halaman belakang rumah," jelas Ijah yang mengaku tidak merasa terganggu dengan aktivitas yang dilakukan Sugeng dan keluarganya.

(Bangkapos.com/Edwardi)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved