Dibantu AS dan Ingris, Australia Bakal Bikin 8 Kapal Selam Nuklir, Ini Tujuan Dibaliknya

Itu artinya Australia bakal menjadi negara ketujuh di dunia yang mengoperasikan kapal selam bertenaga nuklir

Editor: Iwan Satriawan
AFP
ilustrasi Kapal selam nuklir 

"Saya tegaskan, Australia tidak ingin memperoleh senjata nuklir atau menciptakan kemampuan nuklir untuk sipil," kata Perdana Menteri Australia, Scott Morrison.

Presiden AS Joe Biden menambahkan, bakal ada waktu konsultasi selama 18 bulan antara tim dari ketiga negara untuk memutuskan cara kerja serta memastikan kepatuhan dengan komitmen non-proliferasi.

Langkah ini menunjukkan AS dan Inggris bersedia menempuh langkah besar untuk mengekspor teknologi nuklir ke sebuah negara tanpa tenaga nuklir, menurut Yun Sun selaku salah satu direktur Program Asia Timur dari lembaga kajian Stimson Center.

Hal itulah yang membuat kemitraan Aukus terbilang unik.

"Teknologi ini sangat sensitif. Sejujurnya ini adalah pengecualian dari kebijakan kami dalam berbagai bdang. Saya berpandangan tindakan semacam ini tidak akan ditempuh dalam situasi lain di masa mendatang. Kami memandangnya hal ini terjadi satu kali saja," kata seoragh pejabat AS kepada kantor berita Reuters.

Dia menambahkan bahwa Washington sebelumnya hanya pernah membagi teknologi kapal selam nuklir ke Inggris pada 1958 lampau.

Mengapa kapal selam bertenaga nuklir menjadi prioritas Pakta Aukus?

Dalam beberapa tahun terakhir, China telah menunjukkan kekuatan dan pengaruh di kawasan Indo-Pasifik.

"Kita mendengar kata-kata mengenai kerja sama, lantas kita menyaksikan ancaman terhadap Taiwan, rangkaian kejadian di Hong Kong, dan rentetan militerisasi di Laut China Selatan. Jadi, ketika menyangkut topik strategis, penggentar tampaknya satu-satunya yang masuk akal terhadap China," kata Shoebridge.

Pakta Aukus, menurut Shoebridge, akan menguntungkan banyak pihak mengingat ada kekhawatiran soal kian bertambahnya kekuatan China.

"Kawasan akan mengapresiasinya. Ini adalah bagian dari peralihan geopolitik yang didorong satu hal besar, yaitu arah yang ditempuh Xi Jinping. Pengumuman [Pakta Aukus] klop dengan peningkatan keterlibatan negara-negara demokrasi terbesar dunia untuk mencegah China menggunakan kekuatannya," tambah Shoebridge.

Dalam beberapa tahun terakhir Beijing dituduh meningkatkan ketegangan di wilayah-wilayah sengketa seperti di Laut China Selatan.

Pada Senin (13/09) lalu, sejumlah nelayan di Kepulauan Riau, ketakutan melihat enam kapal China mondar-mandir di Laut Natuna Utara.

Dalam video yang diperlihatkan Ketua Aliansi Nelayan Natuna terlihat enam kapal China berada di zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia, sebagaimana dilaporkan Kompas.com

Kapal yang terlihat paling jelas adalah kapal destroyer Kunming-172.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved