Bak Kisah Dongeng, Gua ini Dipenuhi Emas di Dalamnya, Namun untuk Mencapainya Harus 'Tumbal Nyawa'
Selama 150 tahun tempat ini adalah misteri bagi pemburu harta karun. Banyak yang mempertaruhkan segalanya, bahkan nyawa mereka untuk menemukan tam...
BANGKAPOS.COM -- Bak kisah dongeng, inilah gua yang dipenuhi emas di dalamnya.
Namun untuk mencapainya harus 'tumbal nyawa'.
Dilaporkan, selama 150 tahun tempat ini adalah misteri bagi pemburu harta karun.
Banyak yang mempertaruhkan segalanya, bahkan nyawa mereka untuk menemukan tambang emas yang hilang ini.
Menurut cerita lokasinya berada di Pegunungan Superstition AS, namun banyak yang tewas saat mencarinya.
Baca juga: Harga Bensin Jenis Ini Naik Rp 2.450 Akhir September di SPBU, Begini Penjelasan Pertamina
Baca juga: Kabar Terkini Tukul Arwana, Putra Sulung Kabarkan Kondisi Ayahnya: Masih Dalam Perawatan Dokter
Baca juga: Tak Sanggup Layani Suami Saat Hamil, Istri Carikan Wanita Cantik dan Muda untuk Jadi Madu Kesayangan
Bellhop Jesse Capen (35) adalah salah satu pemburu harta karun itu.
Ia terpesona oleh legenda "tambang emas Belanda yang hilang".
Bellhop menghabiskan sebagian besar waktu luangnya untuk membaca dan belajar tentang legenda ini.
Pada tahun 2009, percaya bahwa "tambang emas" itu benar-benar ada, pria berusia 35 tahun itu memutuskan untuk pergi ke daerah Takhayul, dekat kota Phoenix, Arizona, AS, untuk mencari.
Tapi Bellhop tidak pernah kembali.
Tiga tahun kemudian, tubuh Bellhop ditemukan di celah sedalam 10 meter di tebing.
Pada tahun-tahun berikutnya, ada 3 lagi "penggemar emas" yang mencari "tambang emas Belanda yang hilang", tetapi mereka juga menghilang tanpa jejak.

Setelah 19 hari pencarian, polisi AS terpaksa menghentikan operasi penyelamatan karena mereka tahu bahwa para korban tidak dapat bertahan dari panasnya musim panas di Pegunungan Superstition.
Baca juga: Doa saat Bercermin Agar Cantik dan Menarik Setiap Hari, Hingga Aura Wajah Terpancar dan Bercahaya
• Artis Bermarga Suku Mandailing ini Nasibnya Kini Berubah, Sukses Diboyong Bule ke Singapura
Mayat ketiga pria itu ditemukan enam bulan kemudian.
Dengan tebing-tebingnya yang terjal dan banyak ngarai, rangkaian Takhayul akan menjadi "jebakan maut".