Tercatat ada 8 Penambang Timah di Bangka Belitung Tewas Disambar Petir, Belasan Lainnya Selamat
Peristiwa penambang pasir timah disambar petir ini bukan pertama kali terjadi di wilayah Bangka Belitung.
Penulis: M Zulkodri CC | Editor: M Zulkodri
BANGKAPOS.COM---Penambang pasir timah yang tersambar petir di wilayah Bangka Belitung kembali terjadi.
Kali ini menimpa dua orang penambang di Kelapa Kampit, Belitung Timur, Senin (4/10/2021) pukul 13.30 WIB.
Satu orang penambang bernama Saptono (49 ) meninggal dunia sedangkan rekannya bernama Maryono (45) pingsan, dan saat ini sudah dirawat.
Peristiwa penambang pasir timah disambar petir ini bukan pertama kali terjadi di wilayah Bangka Belitung.
Berdasarkan data yang dirangkum bangkapos.com peristiwa serupa pernah dialami penambang timah lainnya berikut rangkumannya :
Tujuh Penambang Disambar petir
Tujuh penambang pasir timah tersambar petir di lokasi tambang Inkonvensional (TI) di Limbak Kulit Desa Gedung Kecamatan Toboali Bangka Selatan.
Kejadian itu terjadi pada Sabtu 17 Desember 2016 lalu.
Dari tujuh penambang pasir timah tersebut, satu orang di antaranya meninggal dunia.
Kronologi bermula ketika hujan lebat disertai petir, ketujuh pekerja TI itu memilih berteduh di bawah pondok di sekitar lokasi tambang timah tersebut.
Mereka yang menjadi korban yaitu. Ribian (20) warga Desa Gadung, Iswanto (24) warga Air Lingge, Saefudi (33) warga Teladan, Wawan (16) warga Jalan Bahar, Febri (26) warga Telada AMD, Heri Sugianto (30) warga Desa Bikang, dan Angga 20 warga Dusun Tanget.
Baca juga: Buruan, Bank BRI Bagi-bagi Pinjaman Rp 50 Juta Tanpa Jaminan, Bebas Biaya Administrasi
Baca juga: Cek NIK Kamu, Bantuan Rp 1 Juta Bisa Masuk ke Nasabah Bank BRI, BNI, BTN, dan Mandiri, Ini Caranya
Dari tujuh korban sambaran petir saat itu, satu diantaranya meninggal dunia yakin Heri Sugianto (30) warga Desa Bikang, Kecamatan Toboali, Kabupaten Basel.
Nyawa Heri tak dapat terselamatkan saat itu, sedangkan enam lainnya selamat dan dilarikan ke RSUD Basel untuk mendapatkan pertolongan.
"Ketika di sambar, para pekerja TI yang berada di sekitaran langsung menolong mereka, langsung membawanya ke RSUD Basel," kata Kapolsek Albert Daniel saat itu.
Baca juga: Penambang Timah di Bangka Belitung Meninggal Disambar Petir, Begini Kronologisnya
Dua Tewas di Tempat
Sementara itu kasus yang sama juga pernah terjadi di wilayah Tambang di Kabupaten Bangka Tengah.
Tepatnya di eks KK PT Kobatin, Desa Nibung, Kecamatan Koba Kabupaten Bangka Tengah, Rabu 1 Maret 2018
Empat orang Pekerja TI Rajuk di wilayah tersebut tersambar petir
Yang menjadi korban dalam kejadian itu Jono (46) pekerja Tambang, warga Desa Serdang, Kecamatan Simpang Rimba, yang merupakan pemilik tambang, Suryanto (38) pekerjaan warga tambang warga Desa Perlang Kecamatan Lubuk Besar, keduanya meninggal dunia.
Satu korban yang berhasil selamat dari sambaran petir bernama Agung (17) warga desa Serdang Kecamatan Simpang Rimba Kabupaten Basel.
Sementara satu korban yang masih hilang yakni Maskun (40) pekerjaan tambang warga Kecamatan Lubuk Besar Bangka Tangah yang tenggelam di kolong, informasi terakhir nyawa korban juga tidak terselamatkan.
Baca juga: Bocor Dokumen Rahasia Jumlah Harta Rahasia Milik Sejumlah Pemimpin Dunia, Nilainya Bikin Melonggo
Bocah 13 Tahun Tewas
Bocah 13 tahun warga Tempilang Kecamatan Tempilang Kabupaten Bangka Barat tewas disambar petir ketika sedang mencari timah (ngelimbang-red).
Menurut Medi Hestri tetangga korban sekaligus anggota DPRD Kabupaten Bangka Barat, kejadiannya sekitar pukul 17.00 kemarin saat hujan mengguyur wilayah setempat.
"Nama anaknya Dapa, sekolah di SD 15 Tempilang, kejadiannya Minggu kemarin (22/4). Dia bersama orangtuanya ngelimbang, saat hujan disertai petir turun mereka berhenti di pondok, disitulah petir menyambar Dapa," cerita Medi kepada Bangkapos.com,beberapa waktu lalu.
Dia melanjutkan, sehari-hari Dapa sering bermain bersama anaknya, orangnya baik dan tidak banyak tingkah.
"Saya sangat terharu mendengarnya, apalagi saat melayat ke rumahnya, teman-teman sekolahnya datang semua. Disaat teman-temannya bermain, dia membantu orangtuanya ngelimbang pada hari libur sekolah," ungkap Medi.
Kakek dan Cucu Tewas Disambar Petir saat Menambang
Peristiwa sambaran petir juga terjadi di wilayah Desa Batu Penyu Kecamatan Gantung Kabupaten Belitung Timur.
Kakek beserta cucunya tewas disambar petir.
Peristiwa nahas menimpa Rendi dan cucunya Candra warga Dusun Kundor, Desa Batu Penyu, Kecamatan Gantung. Keduanya ditemukan tewas akibat disambar petir, Minggu, (14/4/2019).
Camat Gantung, Zikril menceritakan dari keterangan Zuliandi tetangga korban, kepadanya dan Sekda Beltim yang ikut melayat ke rumah duka, peristiwa terjadi pada lokasi Tambang Aik Kelarik dimana kakek dan cucunya menambang.
"Diperkirakan saat berteduh di pondok, kakek dan cucunya ini tersambar petir saat kejadian kilat petir sekitar 10.00 WIB tadi siang," ujar Zikril.
Zikril juga menyampaikan Elpin terbiasa ikut kakeknya ke kulong atau memancing ikan bila hari libur, hal tersebut diketahui Zikril melalui keterangan nenek Elpin.
"Almarhum Elpin ingin ngumpulkan uang untuk beli gitar," kata Zikril dari keterangan nenek Elpin
Kapal Nelayan Belah Dua
Peristiwa sambaran petir ini juga tidak hanya menyerang di daratan, di perairan juga pernah terjadi
Sebuah kapal nelayan Sungailiat hancur disambar petir. Kapal Motor (KM) Sumber Rejeki dinahkodai Olidin Sutomo alias Kojek (57) pun tenggelam.
Beruntung Nahkoda dan anak buah kapal (ABK), Dodi (35) dan Jul (40) berhasil menyelamatkan diri dan akhirnya berhasil ditolong kapal nelayan.
Peristiwa naas yang menimpa kapal nelayan ini terjadi Minggu (21/6/2020) sekitar pukul 02.00 WIB.
"Pergi Hari Selasa di laut empat malam. Kejadian jam dua tadi (menjelang shubuh). Sebelum kejadian, kami mulai kerja jam sepuluh malam narik jaring. Kemudian hujan besar, kita berhenti. Tak lama hujan juga berhenti. Setelah cuaca mulai terang kami kerja lagi, namun hujan lagi," kata Kojek memberikan keterangan melalui Ketua HNSI Bangka, Ridwan, Minggu (21/6)2020) petang.
Mengenai kronologis kejadian dijelaskan secara rinci oleh Kojek. Saat itu awalnya, kapal kayu mereka mengalami buntu pada pompa.
Seorang ABK kemudian berusaha memperbaiki namun tiba-tiba petir menyambar.
"Karena lihat pompa buntu, mau diperbaiki. Belum sempat diperbaiki "duaaaarrr.." disambar petir, belambur (berantakan) semua," kata pria separuh baya yang tinggal di Lingkungan Sinarjaya Sungailiat Bangka itu.
Seketika perahu langsung bocor karena sambaran halilintar membuat pompa keong pengisap air di kapal lepas terpental.
"Air laut langsung masuk ke dalam kapal, ditimba rupanya tidak mampu. Ya,sudah perahu pun tenggelam," kenang Kojek.
Untungnya walau dalam kondisi panik, Kojek masih bisa mengintruksikan dua ABK terjun ke laut bersamanya.
Berenang menuju sebuah kapal pancing yang kebetulan lewat jangkar sekitar 300 meter dari lokasi kejadian.
"Kami berenang menuju kapal itu," kata Kojek bersyukur diselamatkan oleh nahkoda dan ABK di kapal yang dimaksud.
Rumah Hangus Terbakar Disambar Petir
Tepat tengah hari, tiba-tiba Dusun Kotawaringin Timur Desa Kotawaringin Kecamatan Puding Besar Kabupten Bangka, diguyur hujan lebat.
Tak hanya itu, angin kencang melanda disertai petir menggelegar. Seketika halilintar menghantam atap rumah setengah permanen, milik Herman. Rumah buruh kebun itu hangus terbakar beserta seisinya, Sabtu (5/1/2019).
"Kejadian sekitar jam dua belas siang. Waktu itu hujan besar, dan disertai petir. Saat itulah atap rumah dari seng disambar petir.
Api langsung berkobar membakar dinding papan rumah, hingga menganguskan dinding beton di bagian bawah," kata Kepala Desa (Kades) Kotawaringin, Subarian, Sabtu (5/1/2019).
Untungnya saat kejadian Herman, istri dan dua anaknya tak ada di rumah.
Herman sedang berada di kebun, sedangkan istri dan dua anaknya berada di rumah keluarga mereka di desa yang sama.
"Api membakar seisi rumah, termasuk sebuah sepeda motor merek sporty milik Herman," katanya.
Warga yang mengetahui kebakaran akibat petir, langsung berusaha memadamkan api. Di tengah lebatnya hujan, api masih sulit dipadamkan.
Alhasil sebagian warga menggunakan ember, menampung genangan air di selokan atau got sekitar pemukiman, yang kemudian disiram ke titik api.
"Kami angkut aik got...aikbandar (air selokan) lalu kami siram ke api," katanya.
Kades turut prihatin atas kejadian yang menimpa warganya. Apalagi Herman hanyalah seorang buruh kebun, memiliki dua orang, masing-masing duduk di bangku SD dan TK.
Akibat kejadian tersebut Herman mengaku menderita kerugian puluhan juta rupiah.
(Bangkapos.com/Zulkodri)