Militer dan Kepolisian

Semakin Memanas, Rusia Kirim Pasukan untuk Latihan Perang Besar, Inggris Pasok Senjata ke Ukraina

sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki menggambarkan langkah pasukan Rusia ke Belarus sebagai bagian dari "situasi yang sangat berbahaya

Editor: Iwan Satriawan
AP PHOTO via kompas.com
Sebuah konvoi kendaraan lapis baja Rusia bergerak di sepanjang jalan raya di Krimea, Selasa, 18 Januari 2022. 

BANGKAPOS.COM-Situasi di Ukraina kian memanas. Pihak barat kini harap-harap cemas melihat situasi yang bisa mengarah ke peperangan.

Baru-baru ini Rusia mengirim pasukan dalam jumlah yang tidak ditentukan dari timur jauh negara itu ke Belarus untuk latihan perang besar, kata para pejabat Selasa (18/1/2022) seperti dilansir kompas.com.

Pengerahan pasukan ini akan meningkatkan kehadiran militer Rusia di dekat Ukraina di tengah kekhawatiran Barat akan rencana invasi.

Di tengah meningkatnya ketegangan, Gedung Putih memperingatkan bahwa Rusia dapat menyerang tetangganya di “setiap titik”.

Sementara Inggris telah mengirimkan sejumlah senjata anti-tank ke Ukraina.

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Alexander Fomin mengatakan latihan bersama dengan Belarus akan melibatkan latihan tanggapan bersama terhadap ancaman eksternal.

Baca juga: Cukup Satu Kali Makan Buah Ini Asam Urat Langsung Minggat

Pejabat Ukraina juga memperingatkan bahwa Rusia dapat melancarkan serangan ke Ukraina dari beberapa arah, termasuk dari sekutunya Belarusia.

Tank Rusia sedang bersiaga di dekat sebuah tank di pangkalan militer Perevalne, Crimea.
Tank Rusia sedang bersiaga di dekat sebuah tank di pangkalan militer Perevalne, Crimea. (AP Photo/Pavel Golovkin)

Amerika Serikat (AS) sekali lagi menekankan keprihatinannya Selasa (18/1/2022), dengan sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki menggambarkan langkah pasukan Rusia ke Belarus sebagai bagian dari "situasi yang sangat berbahaya."

“Kami sekarang berada pada tahap di mana Rusia kapan saja dapat meluncurkan serangan di Ukraina,” katanya melansir AP.

Baca juga: Beningnya Maria Vania Pose Depan Kaca Pakai Tank Top dan Rok Mini, Pantesan Billy Syahputra Kepincut

Serangkaian pembicaraan pekan lalu antara Rusia, AS dan NATO gagal memadamkan ketegangan di Ukraina.

Menteri Luar Negeri Antony Blinken akan bertemu timpalannya dari Rusia Sergey Lavrov di Jenewa pada Jumat (21/1/2022) dalam upaya lain untuk meredakan krisis.

Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan pada Selasa (18/1/2022) bahwa mereka telah menerima pengiriman senjata anti-tank dari Inggris, dan mencatat bahwa mereka akan membantu “memperkuat kemampuan pertahanan kami.”

Pergerakan pasukan Rusia

Rusia sudah mulai memindahkan pasukan untuk latihan perang di Belarus. Fomin mengatakan akan memakan waktu hingga 9 Februari, untuk mengerahkan senjata dan personel sepenuhnya untuk latihan Allied Resolve 2022, yang diperkirakan akan berlangsung pada 10-20 Februari.

Fomin tidak mengatakan berapa banyak pasukan yang akan dilibatkan.

Tetapi dia menyebutkan bahwa Rusia akan mengerahkan selusin jet tempur Su-35, dan beberapa unit pertahanan udara ke Belarus.

Pengerahan itu akan memperkuat sekitar 100.000 tentara Rusia dengan tank dan senjata berat lainnya, yang sudah dikumpulkan di dekat Ukraina.

Baca juga: Kisah Ratu Marie dari Rumania, Ratu Semua Pria yang Keliarannya Dibiarkan oleh Suaminya Sendiri

Rusia telah membantah bahwa mereka bermaksud menyerang tetangganya, tetapi menuntut jaminan dari Barat bahwa NATO tidak akan memperluas ke Ukraina atau negara-negara bekas Soviet lainnya atau menempatkan pasukan dan senjatanya di sana.

Washington dan sekutunya dengan tegas menolak tuntutan Moskwa selama negosiasi Rusia-AS di Jenewa dan pertemuan NATO-Rusia terkait di Brussel pekan lalu.

Fomin mengatakan latihan di Belarus, yang melibatkan sejumlah pasukan yang tidak ditentukan jumlahnya dari Distrik Militer Timur Rusia.

Ini mencerminkan adanya pemusatan latihan seluruh potensi militer negara itu di barat.

"Suatu situasi mungkin muncul ketika kekuatan dan sarana kelompok kekuatan regional tidak akan cukup untuk memastikan keamanan yang dapat diandalkan dari negara serikat, dan kita harus siap untuk memperkuatnya," kata Fomin pada pertemuan dengan atase militer asing.

“Kami telah mencapai kesepahaman dengan Belarus bahwa perlu melibatkan seluruh potensi militer untuk pertahanan bersama.”

Presiden otoriter Belarus, Alexander Lukashenko, mengatakan manuver bersama akan dilakukan di perbatasan barat Belarusia dan di selatan negara itu, yang berbatasan dengan Ukraina.

Lukashenko, yang semakin dekat dengan Rusia di tengah sanksi Barat atas tindakan keras pemerintahnya terhadap protes domestik, baru-baru ini menawarkan untuk menjadi tuan rumah senjata nuklir Rusia.

Seorang pejabat senior pemerintahan Biden mengatakan pengerahan pasukan Rusia ke Belarus menimbulkan kekhawatiran bahwa Moskwa mungkin berencana menempatkan pasukan di sana, untuk memperluas pertahanan Ukraina dengan serangan dari utara.

Pejabat itu, yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas isu-isu sensitif, mencatat bahwa gerakan itu mungkin juga menunjukkan kesediaan Belarus untuk "mengizinkan pasukan konvensional dan nuklir Rusia ditempatkan di wilayahnya."

Di tengah ketegangan, Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan Selasa (18/1/2022) pihaknya mempercepat upaya membentuk batalyon cadangan, yang akan memungkinkan pengerahan cepat 130.000 rekrutan untuk memperluas 246.000 militer negara itu.

Amerika Serikat dan sekutunya telah mendesak Rusia untuk meredakan situasi, dengan memanggil kembali pasukan yang dikumpulkan di dekat Ukraina.

"Dalam beberapa pekan terakhir, lebih dari 100.000 tentara Rusia dengan tank dan senjata telah berkumpul di dekat Ukraina tanpa alasan yang dapat dimengerti, dan sulit untuk tidak memahami itu sebagai ancaman," kata Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock setelah pembicaraan di Moskwa dengan rekannya dari Rusia, Lavrov.

Lavrov menanggapi dengan menyatakan kembali argumen Moskwa, bahwa mereka bebas untuk mengerahkan pasukannya di mana pun yang dianggap perlu di wilayahnya.

"Kami tidak dapat menerima tuntutan tentang angkatan bersenjata kami di wilayah kami sendiri," kata Lavrov.

"Kita tidak mengancam siapa pun, tetapi kami mendengar ancaman kepada kami."

Baerbock menekankan bahwa Barat siap "untuk dialog serius tentang kesepakatan bersama dan langkah-langkah untuk membawa semua orang di Eropa lebih aman."

Inggris Kirim Senjata Khusus

Buntunya negosiasi dengan Rusia membuat bantuan militer semakin deras mengalir ke Ukraina.

Belakangan ini, giliran Inggris Raya dan Kanada mengirimkan bantuan.

Inggris Raya dilaporkan menyuplai senjata antitank ke Ukraina.

Sedangkan Kanada mengirimkan satu unit pasukan khusus.

Ukraina terancam agresi Rusia yang telah mengonsentrasikan sekitar 100.000 tentara di perbatasan.

Amerika Serikat (AS) menuduh Kremlin sedang menyiapkan dalih untuk menginvasi Ukraina. Namun, tuduhan ini dibantah dengan tegas oleh Moskow.

Rusia enggan membubarkan konsentrasi pasukan sebelum NATO menjamin tak akan menerima Ukraina atau negara bekas Uni Soviet lain sebagai anggota.

Akan tetapi, NATO menolak tuntutan tersebut. Pertemuan petinggi NATO dan Rusia pada pekan lalu pun tak menghasilkan kesepakatan berarti.

Buntunya negosiasi itu membuat Kyiv khawatir tetangganya bisa menyerang sewaktu-waktu. Ukraina pun meminta bantuan persenjataan dari Barat.

Inggris latih militer Ukraina
Selain mengirim persenjataan antitank, kontingen Inggris Raya juga akan menetap sementara untuk melatih pasukan Ukraina.

Keputusan tersebut disampaikan Menteri Pertahanan Inggris Raya Ben Wallace, Senin (17/1/2022).

Wallace tak merinci spesifikasi senjata dan unit yang diterjunkan. Ia sekadar menyebut persenjataan itu berspesifikasi “untuk bela diri.”

“Ini (senjata antitank) berjarak dekat, tetapi itu akan membuat orang berhenti dan berpikir apa yang sedang mereka lakukan, dan jika tank meluncur ke Ukraina, menginvasinya, lalu mereka (persenjataan Inggris) akan menjadi bagian mekanisme pertahanan,” kata Wallace dikutip Al Jazeera.

Sementara itu, televisi Global News mewartakan, Kanada telah mengirimkan pasukan khusus ke Ukriana.

Unit pasukan khusus itu dilaporkan akan mengidentifikasi cara membantu pemerintah Ukraina dan bantu mengembangkan rencana evakuasi diplomat Kanada jika ada invasi.

Pihak Komando Pasukan Khusus Kanada sendiri mengaku tidak bisa mengonfirmasi kabar tersebut.

Komando sebatas menyampaikan bahwa mereka telah mendukung pasukan keamanan Ukraina melalui latihan dan kepakaran sejak 2020.(kompas.com.kompas.tv)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved