Masih Ingat Bencana Lumpur Lapindo, Kini Bawa Berkah, Mengandung Logam Super Langka Nilai Fantastis
Masih Ingat Bencana Lumpur Lapindo, Kini Bawa Berkah, Mengandung Logam Super Langka Nilai Fantastis
Bak kawah gunung berapi, lokasi semburan lumpur lapindo sampai saat ini masih memunculkan asap panas.
Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terus menggelontorkan anggaran dalam jumlah yang tidak sedikit.
Simpan Kandungan Super Langka
Di tengah bencana yang sudah belasan tahun, lumpur Lapindo rupanya menyimpan kandungan logam super langka.
Baca juga: Pernah Jadi Pemandu Karaoke, Cita Citata Sempat Ditawari Jadi PSK, Nilainya Fantastis Rp5 Miliar
Logam langka itu disebut rare earth atau logam tanah jarang.
Melansir dari GridHot.ID, temuan tersebut dibenarkan langsung oleh Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Mengutip dari SerambiNews.com, umumnya rare earth sulit ditemukan pada permukaan bumi.
Oleh karena itu keberadaan logam tanah jarang sulit ditemukan, namun bencana Lapindo menjadi berkah bagi adanya rare earth.
Dikutip dari Pusat Sumber Daya Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), logam tanah jarang atau rare earth sudah mulai ditemukan pada abad ke-18.
Baca juga: 12 Jenis Honorer Di Pemerintahan Ini Akan Diberhentikan, Segini Rencana Nilai Pesangon yang Diterima
Baca juga: Ternyata Ini Alasan Pria Lebih Suka Berhubungan Intim dengan Kondisi Lampu Menyala
Sejak saat itu para peneliti berupaya menemukan keberadaan rare earth yang tergolong langka.
Tak hanya itu saja, Kementerian ESDM juga menemukan harta karun lainnya di lahan lumpur Lapindo, berupa logam raw critical material yang jumlahnya lebih besar dari kapasitas logam tanah.
Pemerintah Lakukan Penelitian dan kajian
Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Eko Budi Lelono menyampaikan bahwa pihaknya sudah melakukan penyelidikan terkait mineral logam tanah jarang di lumpur Lapindo, Sidoarjo sejak tahun 2020 lalu.
"Tahun 2020 penyelidikan di sana, dan teman-teman kami terlibat dan lakukan kajian secara umum di Sidoarjo."
"Ada indikasi logam tanah jarang ini, selain logam tanah jarang ada logam raw critical material yang jumlahnya lebih besar dari logam tanah jarang," paparnya.