Militer dan Kepolisian
Tak Banyak yang Tahu, Ternyata TNI Punya Rudal Pertahanan Udara Canggih Ini, Terbaik di Kelasnya
Setelah diluncurkan, rudal berakselerasi hingga lebih dari 4 Mach, menjadikannya rudal permukaan-ke-udara jarak pendek tercepat di dunia
Penulis: Iwan Satriawan CC | Editor: Iwan Satriawan
BANGKAPOS.COM-Salah satu persenjataan milik TNI yang jarang diketahui banyak orang adalah sistem pertahanan udara.
Padahal kecanggihan persenjataan milik TNI ini merupakan persenjataan yang membuat siapa saja yang mencoba menyerang Indonesia menggunakan pesawat tempur canggih bakal berpikir panjang.
Dilansir dari sosok.id, beberapa waktu lalu, pasukan Batalyon Tim Pertempuran (YTP) Raider 100/PS gegerkan publik saat memperlihatkan salah satu alutsista yang jarang diketahui banyak orang.
Dalam sebuah latihan tempur yang dilaksanakan di Dolok Panribuan Kompleks, Simalungun, Sumatra Utara.
Tepatnya latihan tempur tersebut dilakukan pada hari Sabtu (23/10/2021).
Baca juga: Sudah Dipesan 20 Negara, Inilah Sejarah dan Keunggulan CN235, Pesawat Serba Guna Buatan Anak Bangsa
Momen tersebut menjadi awal ditunjukkannya rudal pertahanan milik militer Indonesia.

Diketahui, rudal semacam ini memang cukup jarang diperlihatkan dalam latihan tempur TNI.
Bukan tanpa alasan, ternyata rudal tersebut memang salah satu yang terbaik dalam pertahanan udara di kelasnya saat ini.
Yonarhanud Rudal 13/PBY menjadi salah satu kesatuan di TNI yang diberikan tugas untuk menjalankan rudal tersebut.
Baca juga: Pertama di Dunia, Inilah Tank Boat Antasena, Petarung Laut dan Sungai yang Siap Jaga Perairan NKRI
Rudal udara ini bernama Rudal Starstreak yang mampu mengunci target dengan kecepatan tinggi.
Melansir dari laman TNIAD.mil.id, dalam keterangan tertulis Penerangan Kodam I/BB, Minggu (24/10/2021), selain menggelar latihan yang melibatkan satuan tempur, YTP Raider 100/PS ini juga menggelar latihan yang melibatkan satuan bantuan tempur dan satuan bantuan administrasi jajaran Kodam I/BB.
Ternyata tak hanya itu saja kehebatan dari rudal pertahanan udara yang dimiliki oleh Indonesia tersebut.
Starstreak merupakan sistem pertahanan udara potable jarak dekat (MANPADS).
Dengan tiga submunisi, bimbingan laser, pendorong dua tahap, alat pertahanan ini diproduksi oleh Thales Air Defense Inggris.
Sebelum berganti nama, dulu disebut Shorts Missile Systems, di Belfast.
Setelah diluncurkan, rudal berakselerasi hingga lebih dari 4 Mach, menjadikannya rudal permukaan-ke-udara jarak pendek tercepat di dunia.
Ia kemudian meluncurkan tiga submunisi yang menunggangi sinar laser, meningkatkan kemungkinan mengenai sasaran yang berhasil.
Starstreak telah beroperasi dengan Angkatan Darat Inggris sejak 1997.
Pada 2012, Thales mengganti nama sistem di bawah bendera ForceSHIELD.
Ketika digunakan dalam peran ringan atau MANPADS, rudal Starstreak diangkut dalam tabung peluncuran tertutup.
Tabung ini melekat pada unit tujuan untuk menembak.
Operator melacak target menggunakan penglihatan yang distabilkan secara optik oleh unit bidik.
Proses pelacakan target memungkinkan unit tujuan untuk menghitung lintasan yang tepat untuk membawa rudal bersama dengan target.
Operator dapat menunjukkan arah angin ke unit dan, dalam kasus target jarak jauh, memberikan superelevasi.
Ketika pelacakan awal selesai, operator menembakkan rudal dengan menekan sebuah tombol.
Iron Dome versi TNI AU
Tak banyak yang tahu, Indonesia ternyata memiliki sistem pertahanan udara Indonesia yang cukup canggih.
Dilansir dari kompas.com pada Sabtu (22/5/2021), namanya adalah NASAMS atau National Advanced Surface to Air Missile System buatan Kongsberg Norwegia.
Di Indonesia, NASAMS ditempatkan di Teluk Naga, Tangerang, Banten dan berada di bawah kendali TNI AU.
TNI AU sendiri sering menyebutnya sebagai Satuan Peluru Kendali (Satrudal) NASAMS TNI AU.
Di mana Satrudal NASAMS TNI AU ini merupakan sistem pertahanan udara untuk melindungi Ibu Kota Jakarta dengan persenjataan rudal jarak menengah.
Sistem pertahanan udara TNI AU itu terdiri dari radar, peluncur rudal, dan pos komando untuk mendeteksi ancaman serta mengeksekusi dengan rudal Advanced Medium Range Air to Air Missile (AMRAAM).
Konsepnya sama seperti Iron Dome Israel, maka Iron Dome versi TNI AU ini memantau, mengidentifikasi, dan mengeliminasi sasaran berupa pesawat tempur, helikopter, rudal jelajah, dan drona (UAV) yang mendekati Ibu Kota.
Dilaporkan jarak tembak 50 sampai dengan 70 km.
Mengutip dari kemhan.go.id, NASAMS didesain untuk memberikan perlindungan terhadap asset–asset penting dan obyek vital bernilai strategis dari serangan udara
Oleh karenanya, beberapa negara lain juga menggunakannya.
Misalnya Amerika Serikat (AS) yang menempatkan NASAMS untuk melindungi obyek vital di Washington DC, termasuk Gedung Putih.
Beberapa waktu lalu, Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo meninjau pembangunan infrastruktur Satrudal NASAMS TNI AU ini.
Marsekal Fadjar mengatakan TNI AU akan terus mengembangkan sistem pertahan udaranya.
Khusus untuk NASAMS, akan difokuskan pada faktor taktisnya.
Tapi, TNI AU juga sudah punya rencana jangka panjang. Di mana mereka tetap ingin memiliki sistem pertahanan udara jarak jauh.