Bolehkah Shalat Subuh Jam 6? 2 Ulama Ini Jelaskan Batas Waktu Subuh dan Penyebab Bangun Kesiangan
Shalat Subuh yang baru dikerjakan pada pukul 6 atau selebihnya, apakah masih masuk dalam waktunya?
BANGKAPOS.COM - Waktu shalat Subuh mulai dari terbitnya fajar shadiq hingga sebelum matahari terbit (syuruq), menurut para ulama.
Di manapun wilayahnya, waktu pengerjaan shalat Subuh pada hakikatnya tetap sama.
Pada waktu ini, kondisi langit masih terlihat gelap.
Namun tidak sedikit orang terlena dalam tidurnya karena menganggap waktu Subuh masih panjang.
Ada yang bangun dan baru melaksanakan shalat Subuh pukul 6 pagi, atau bahkan lebih molor lagi.
Dalam kondisi shalat Subuh yang baru dikerjakan pada pukul 6 atau selebihnya, apakah masih masuk dalam waktunya?
Baca juga: Jangan Lupa Baca Doa Ini Agar Rezeki Melimpah dan Berkah
Pertanyaan ini dijawab Ustadz Abdul Somad (UAS) dalam sebuah forum tanya jawab yang terekam dalam video yang diunggah kanal YouTube TAMAN SURGA.NET, Kamis (18/6/2020).
Berikut jawab Ustadz Abdul Somad.
Penjelasan mengenai batas waktu Shalat Subuh dalam video, dimulai dari awal durasi hingga pada menit ke-2.35.
Menurut penjelasan UAS, diketahui bahwa batas pengerjaan dan waktu shalat Subuh dapat ditentukan berdasarkan waktu syuruq.
Sementara untuk mengetahui waktu syuruq, bisa ditentukan dari waktu magrib di masing-masing daerah.
“Cara mudah untuk isyraq tengok magribnya, jam berapa magribnya, begitu juga isyraq,” ujar UAS.
UAS menjelaskan, cara mengukur waktu syuruq atau isyraq yaitu dengan mengurangi 15 menit dari waktu magrib di masing-masing daerah.
UAS kemudian memberikan gambaran dengan mengambil waktu magrib di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau dengan waktu seperti saat video tersebut diambil.
Ketika itu, waktu magrib di Kota Tanjungpinang jatuh pada pukul 06.04 WIB.
Dengan demikian, setelah dikurangi 15 menit maka waktu syuruq atau terbitnya matahari di Kota Tanjungpinang pada saat itu jatuh pada pukul 5.50 WIB.
Baca juga: Bacaan Doa Pagi Hari Agar Dilindungi dari Bahaya, Termasuk Doa Nabi Musa saat Berhadapan sama Musuh
Jadi, di waktu dan jam inilah (5.50 WIB) subuh di Kota Tanjungpinang ketika itu sudah habis.
“Jadi kalau begitu, syuruq matahari terbit di tanjung pinang, jam 5.50,”
“Cara mudah untuk isyraq tengok magribnya, jam berapa magribnya, begitu juga isyraq. Kalau magribnya jam 6.04 maka boleh salat sunah isyraq jam enam subuh lewat lima. Lima belas menit sebelum itu subuh sudah habis,” tegas UAS.
Sesuai dengan waktu seperti yang diterangkan UAS dalam video ini, jika seseorang terbangun pada pukul 5.30 WIB, UAS menganjurkan untuk tidak langsung mengerjakan shalat shubuh.
Akan tetapi mengerjakan shalat sunnah qabliyah terlebih dahulu.
Baru selanjutnya mengerjakan shalat subuh setelah iqamah.
Ini dikarenakan masih ada waktu selama 20 menit sebelum masuknya waktu syuruq.
Sementara untuk pengerjaan shalat sunnah isyraq, disebutkan UAS baru bisa dikerjakan 15 menit setelah waktu syuruq.
Sebagai contoh di Kota Tanjungpinang dalam waktu seperti gambaran di atas, maka pengerjaan shalat isyraq dikerjakan pada pukul 06.05 WIB.
“Boleh shalat isyraq itu, 15 menit setelah syuruq. Syuruq matahari terbit,”
“jadi kalau begitu, syuruq matahari terbit di Tanjungpinang, jam 5.50. Tambah 15 menit baru boleh shalat isyraq jam 6.05,” jelas UAS.
Perlu Dilihat Penyebabnya
Ustadz Adi Hidayat pada suatu kesempatan pernah menjelaskan hal ini.
"Anda sholat subuh misalnya. Subuh 4.28 adzan, subuh tunaikan 4.32. Lalu anda bangun 8.24, lalu Anda sholat? Salah tidak? Salah," kata dia pada sebuah kanal YouTube.
Baca juga: 4 Dosa Besar Menantu Perempuan Kepada Mertua, Jangan Sampai Terjadi
Ustadz Adi Hidayat memisalkan, seandainya jam masuk kantor adalah 7.30 WIB, dan Anda datang pukul 9.00, maka itu adalah hal yang salah.
"Anda dipanggil Allah 4.28 dan baru datang 8.24, salah tidak? Jelas salah, tetapi yang salah ini dosa tidak?," ujarnya.
Ustadz Adi Hidayat, hal tersebut belum tentu dosa.
Perlu dilihat penyebabnya.
"Mungkin dia tertidur karena suatu pekerjaan atau urusan yang tidak mengandung dosa. terlampau lelah kemudian bangun. atau janga-jangan terpeleset, tahajud luar biasa khusuk, istirahat tidur bangun-bangun setengah 9. Salah dia, dosa belum tentu," ujar Adi Hidayat.
Dia menyebutkan, Allah SWT menurunkan sifat Al Afuw atau Yang Maha Pemaaf.
Dengan sifat itu, kesalahan kita dimaafkan.
Sebab, walaupun salah belum tentu mengandung dosa.
"banyak kesalahan yang kita buat, cuma belum tentu dari kesalahan itu mengandung dosa," kata Ustadz Adi Hidayat.
Kemudian Ustadz Adi Hidayat menjelaskan, jika kemudian Anda telat sholat subuh karena kesiangan akibat begadang yang tidak ada manfaatnya, maka hal itu salah.
Apakah berdosa? "nonton bola terus sampai mepet subuh, lihat, menang-menang, ujungnya menangis...bangun jam 8.24, salah tidak? salah. Dosa tidak? Ketika kesalahan mengandung dosa berubah namanya menjadi zambun, salah yang mengandung dosa," kata Adi Hidayat. (*)