Militer dan Kepolisian

Inilah Dua Batalion Ukraina yang Bakal Mati-matian Hadapi Rusia, Batalion Azoz dan Batalion Lansia

Perlawanan Ukraina tidak hanya terdiri dari pasukan resminya saja, namun terdapat kelompok relawan yang memiliki satu tujuan memperjuangkan

Penulis: Iwan Satriawan CC | Editor: Iwan Satriawan
Vladimir Cheppel
poster perekrutan untuk Batalyon Azov 

Faiz Fadhlurrakhman mengungkapkan konflik itu dalam penelitiannya yang bertajuk Kejahatan Perang Azov Battalion Dalam Konflik Rusia-Ukraina 2014: Perspektif Konstruktivis,
terbit pada 2017. Faiz menemukan setidaknya ada tiga kebejatan yang dilakukan oleh Batalyon Azov.

Baca juga: Siap Perang, Ukraina Dapat Pasokan Rudal Anti-Pesawat Stinger, Momok Menakutkan Rusia di Afganistan

Tindakanya dinilai mencederai Geneva convention I hingga IV.

Pada 9 mei 2014, Batalyon Azov melakukan serangan terhadap aktivis pro-Rusia dalam parade Victory Day
di Mariupol.

Parade tersebut merupakan peringatan penyerahan oleh Nazi Jerman yang bertepatan dengan kedatangan presiden Rusia Vladimir Putin ke Crimea pertama kali setelah dianeksasi.

Peristiwa berdarah tersebut diawali dengan kontak senjata tentara Ukraina dan Batalyon Azov melawan aktivis pro-Rusia. Batalyon Azov melakukan penyerangan terhadap para aktivis yang sedang melakukan parade, alhasil 25 masyarakat sipil terluka.

Pada Agustus 2015, Batalyon Azov melakukan kemah musim panas dengan kegiatan berupa pelatihan dan doktrin militeristik terhadap anak dibawah umur.

Pada Additional Protocol I Geneva Conventions menjelaskan pelarangan ikut serta anak-anak dalam konflik bersenjata dan perekrutan terhadap anak dibawah umur.

Tindakan kemah musim panas yang dilakukan oleh Batalyon Azov dinilai telah mencederai konvensi di atas.

Padahal pemerintah Ukraina telah melakukan pengaturan bahwa perekrutan tentara memenuhi syarat di atas umur 15 tahun. Peraturan tersebut dijelaskan dalam
Ukraine Military service law 1992

Batalyon Azov juga pernah melakukan penyiksaan terhadap masyarakat sipil dan tawanan perang yang telah tertangkap. Batalyon Azov dan SBU (
Security Service of Ukraine), melakukan penangkapan maupun patroli di wilayahnya.

Faiz menganggap, bahwa penyiksaan terhadap warga sipil dan tawanan perang merupakan salah satu penerapan atas nilai-nilai Neo-Nazi.

Penyiksaan dan perlakuan tidak manusiawi tertuang dalam laporan yang ditulis oleh Grigoriev: "
WAR CRIMES OF THE ARMED FORCES AND SECURITY FORCES OF UKRAINE: torture and inhumane treatment Second report.

Disebutkan Batalyon Azov melakukan penyiksaan fisik maupun psikologi terhadap para tawanan.

“Saya tidak terlibat dalam aksi militer, saya juga tidak mendaftar dalam pasukan pertahanan diri, namun Batalyon Azov menangkapku,” ungkap Robert Aniskin salah satu korban penyiksaan, “Mereka memukuli saya dengan popor senapan selama menangkap, kemudian mereka menggunakan alat kejut listrik dan memukuli saat menginterogasi saya.”

Penyiksaan serupa juga terjadi pada Igor Ljamin, salah satu korban penyiksaan yang ditangkap pada 14 september 2014.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved