Begini Rumah Tunggu Kematian yang Disediakan Untuk Orang Tua di India, Biayanya Rp 4000 Per Hari
Jika pada umumnya hotel diperuntukan untuk wisatawan,berbeda dengan di India, mereka menyediakan rumah khusus untuk menunggu orang yang akan meninggal
Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: M Zulkodri
BANGKAPOS.COM - India menyimpan banyak sekali kebudayaan dan keunikan.
Mulai dari hal yang tergolong biasa saja hingga hal yang sangat ekstrim.
Seperti Rumah Tunggu Kematian.
Di India, mereka menyediakan sebuah rumah yang memang dikhususkan bagi orang-orang yang menunggu ajalnya.
Kita sebut saja orang yang sedang menunggu ajalnya ini adalah 'pasien'.
Seseorang yang sedang menunggu ajalnya atau bisa dikatakan dalam kondisi sekarat, biasanya akan dibawa ke Rumah Tunggu Kematian sebelum akhirnya dikremasi.
Jika usia atau anggota keluarga telah dalam kondisi sekarat, maka keluarga yang lain akan membawa 'pasien' ke Rumah Tunggu Kematian.
Baca juga: Inilah Senjata Militer Rahasia Rusia yang Amat Ditakuti Dunia, Ternyata Bukan Senjata Nuklir
Baca juga: Info Penghapusan Honorer, Segini Pesangon yang Disiapkan Pemerintah, Sebagian Jadi Outsourcing

Untuk dapat menginap di Rumah Tunggu Kematian ini tidak dipungut biaya apapun.
Namun terdapat waktu yang telah ditetapkan oleh pengelolah, yakni paling lama selama dua minggu.
Jika tidak atau belum meninggal, maka 'pasien' tersebut harus keluar dari Rumah Tunggu Kematian.
Rumah Tunggu Kematian ini sebenarnya gratis, namun untuk listrik tetap dikenakan biaya yakni 20 rupee atau setara dengan Rp 4.000,- per hari.
Keluarga dari seseorang yang bisa dikatakan 'pasien' ini juga diperbolehkan tinggal di sana.
Kondisi Rumah Tunggu Kematian layaknya rumah pada umumnya.
Terdapat dipa, yakni pemuja bagi orang Hindu di India.
Terdapat ruangan untuk memasak dan kamar-kamar yang berjejeran.
Ruang masak ini telah menyediakan peralatan dapur lengkap.
Mulai dari gelas, piring, kompor, hingga gas untuk memasak.
Baca juga: Lupa Cara Berpose, Tante Ernie Merasa Dirinya Mirip Kue Bolu Ngembang, Gegara Kebanyakan Minum Air?

Semua peralatan tadi boleh digunakan oleh keluarga 'pasien' secara cuma-cuma.
Mereka hanya dibebankan dalam membeli bahan-bahan masak, seperti beras dan lain-lain.
Kamar yang disediakan lumayan luas, sehingga keluarga dapat ikut menemani 'pasien'.
Di dalam kamar terdapat tempat tidur yang terbuat dari kayu, tempat 'pasien' yang menunggu ajalnya beristirahat.
Terlihat sangat sederhana, lemari-lemari pakaian pun dibuat seadanya.

Terdapat pula kipas angin, gantungan baju dan juga lampu penerangan.
'Pasien' yang telah masuk ke dalam Rumah Tunggu Kematian, sudah tidak diberikan lagi makanan berat.
Mereka hanya diberikan air minum yang berasal dari Sungai Gangga.
Itupun hanya tiga kali dalam waktu satu hari dengan jumlah yang sangat sedikit.
Makanan yang padat seperti nasi dan roti tidak diperbolehkan, hanya jus.
Hal ini dilakukan untuk membersihkan tubuh dari kotoran-kotoran ataupun dosa agar mereka kembali dalam keadaan suci.
Dengan tidak lagi mengonsumsi makanan-makanan yang padat, diperkirakan 'pasien' yang datang ker Rumah Tunggu Kematian hanya mampu bertahan tiga hingga empat hari saja.
Dalam waktu satu tahun, terdapat kurang lebih 200 orang yang menjemput ajalnya di Rumah Tunggu Kematian ini.
Menurut pengelola, warga India akan lebih ramai mengunjungi Rumah Tunggu Kematian pada musim dingin.
Sedangkan pada musim panas lebih sedikit.
Di rumah tersebut juga terdapat tempat ibadah bagi siapa yang hendak melakukan pemujaan kepada Dewa-Dewa.
(Bangkapos.com/Fitri Wahyuni)