Fadli Zon Angkat Bicara, Minyak Goreng Langka Rugikan Jokowi, Copot Saja Menteri Perdagangan
Anggota DPR RI Fadli Zon mendesak Presiden Jokowi mencopot mencopot Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi terkait kelangkaan minyak goreng saat ini.
"Harusnya secara holistic sudah dilihat dari hulu dan hilir, bagaimana masalah ini bisa diselesaikan dengan diagnosa yang tepat, kemudian dengan intervensi yang tepat," ucap Fadli Zon.
Dugaan penyelundupan
Sebelumnya diberitakan, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Luthfi menduga ada oknum-oknum yang berani mempermainkan minyak goreng, sehingga menyebabkan masyarakat masih kesulitan mendapatkan minyak goreng dengan harga murah.
Padahal dia sesumbar, sebenarnya stok minyak goreng yang dimiliki pemerintah cukup bahkan melimpah yang dihasilkan dari penerapan kebijakan DMO (domestic market obligation) dan DPO (domestic price obligation).
"Ini kita bicara seluruh Indonesia, 390 juta liter ini untuk seluruh Indonesia, per kemarin itu sudah 415 juta liter hanya dalam 20 hari," ujar Lutfi dalam keterangannya.
Mendag berdalih, kelangkaan minyak goreng disebabkan dua faktor.
Baca juga: Terungkap Awal Mula Gilang Widya Pramana Dijuluki Juragan 99 hingga Disebut Jadi Incaran Bareskrim
Baca juga: Ahok Cek Kesiapan Sirkuit Mandalika Jelang MotoGP Digelar, Bakal Ikut Nonton?
Pertama kebocoran dari pabrik minyak goreng, dan kedua adalah karena adanya oknum yang menjualnya ke luar negeri secara ilegal.
"Jadi ada yang menimbun, dijual ke industri atau ada yang menyelundup ke luar negeri, ini melawan hukum. Ini akan saya tindak keduanya menurut hukum," tegas Lutfi.
Meski di lapangan banyak warga saling berebut minyak goreng, mantan Dubes Indonesia untuk Amerika Serikat ini tetap meyakini, bahwa stoknya sangat melimpah di dalam negeri.
"Kami tegaskan bahwa stok minyak goreng melimpah dan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," kata Lutfi dikutip dari Antara. (Tribun-Papua.com/KompasTV)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul Copot Mendag, Fadli Zon: Minyak Goreng Langka, Masyarakat Susah, Presiden Dirugikan