Mengapa Jumlah Tentara Rusia yang Tewas di Ukraina Sangat Tinggi? Begini Kata Analis Militer

Korban tewas tentara Rusia sejak melakukan invasi ke Ukraina mulai 24 Februari 2022 lalu diperkirakan telah mencapai 15 ribu orang.

Wikimedia Commons/Galeria del Ministerio de Defensa del Perú
Sistem rudal anti-tank Kornet Rusia dipasang di kendaraan lapis baja beroda rantai. 

Mengapa Jumlah Tentara Rusia yang Tewas di Ukraina Sangat Tinggi? Begini Kata Analis Militer

BANGKAPOS.COM - Korban tewas tentara Rusia sejak melakukan invasi ke Ukraina mulai 24 Februari 2022 lalu diperkirakan telah mencapai 15 ribu orang.

Angka ini terbilang sangat tinggi dan disebut setara dengan jumlah korban tentara Soviet yang tewas dalam lebih dari satu dekade dalam perang di Afghanistan.

Perhitungan para ahli menemukan, korban militer Rusia di Ukraina sangat tinggi, meski memverifikasi angka kematian secara akurat dari zona perang sangat sulit.

NATO memperkirakan jumlah tentara Rusia yang tewas di Ukraina sejak invasi dimulai yaitu antara 7.000 dan 15.000 orang.

Menurut sebuah laporan di New York Times pada pertengahan Maret, para pejabat intelijen Amerika Serikat mengatakan bahwa mereka yakin hingga 7.000 orang Rusia telah terbunuh.

The Washington Post juga melaporkan pada waktu yang hampir bersamaan bahwa salah situs web berita Rusia memposting sebuah file – yang kemudian dengan cepat dihapus kembali – mengklaim bahwa hingga 10.000 tentara telah tewas sejauh ini dalam konflik tersebut.

CBC News menganalisis mengapa kerugian Rusia begitu tinggi dan berapa lama mereka dapat bertahan, serta bagaimana sulitnya mendapatkan statistik yang akurat dari zona perang.

Para ahli mengatakan ada alasan untuk percaya bahwa perkiraan kematian Rusia mendekati aslinya.

Namun mendapatkan angka yang pasti tentang jumlah korban tewas di medan perang hampir tidak mungkin.

"Dalam kondisi perang, Anda memiliki kabut perang, yang membuatnya sangat sulit untuk mendapatkan angka yang akurat," kata Walter Dorn, seorang profesor studi pertahanan di Royal Military College.

"Untuk melihat kematian, Anda harus pergi ke tempat-tempat di mana ada orang sekarat, yang biasanya berarti ada ancaman berbahaya. Jadi sulit bagi pengamat objektif untuk mendapatkan angka akurat seperti itu."

Baca juga: Inilah Makanan untuk Pria Penderita Diabetes agar Vitalitas Tetap Joss, Tips dr Saddam Ismail

Baca juga: Persipura Menang Tak Jamin Lolos Degradasi, Persib Bandung dan Persija Bisa Jadi Penyelamat

Stephen Saideman, Ketua Paterson dalam Urusan Internasional di Universitas Carleton dan direktur Jaringan Pertahanan dan Keamanan Kanada, mengatakan kepada CBC News, para ahli tidak langsung memercayai angka-angka yang diberikan oleh Rusia atau Ukraina.

"Masing-masing pihak memiliki insentif untuk menggelembungkan kerusakan yang mereka perbuat, dan mengempiskan kerusakan yang telah dilakukan oleh lawan mereka," katanya.

"Ini adalah bagian dari setiap perang untuk melakukan itu. Para ahli dari AS dan NATO menggunakan model untuk menghitung kerugian yang diinformasikan oleh intelijen di lapangan, citra satelit dan kesadaran militer Rusia," kata Saideman dan Dorn.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved