Mengapa Jumlah Tentara Rusia yang Tewas di Ukraina Sangat Tinggi? Begini Kata Analis Militer
Korban tewas tentara Rusia sejak melakukan invasi ke Ukraina mulai 24 Februari 2022 lalu diperkirakan telah mencapai 15 ribu orang.
"Metode itu menjadikannya sumber yang paling dapat dipercaya yang mungkin bisa kita dapatkan. Kami tahu ukuran batalion Rusia, kami tahu berapa banyak orang yang masuk ke tank Rusia, tank mana yang membutuhkan empat orang, tank mana yang membutuhkan tiga, dan kami juga memiliki banyak video dan gambar," kata Saideman.

Sean Maloney adalah profesor sejarah militer di Royal Military College yang menjabat sebagai sejarawan tentara Kanada untuk konflik di Afghanistan.
Ia mengatakan kepada CBC bahwa, berdasarkan pengetahuannya tentang militer Rusia dan sumber-sumber di Belarus dan Rusia, perkiraan NATO tentang korban Rusia kemungkinan besar akurat.
"Saya yakin, dengan sumber yang saya miliki, jumlah orang Rusia yang tewas dalam invasi di atas 15.000," kata Maloney.
Mengapa begitu banyak tentara Rusia terbunuh begitu cepat?
Jika perhitungan itu akurat, maka pertanyaan selajutnya adalah: Mengapa satu bulan perang di Ukraina menewaskan hampir sebanyak tentara Rusia seperti halnya perang satu dekade Uni Soviet di Afghanistan?
"Perang akan selalu lebih berdarah daripada perang yang biasa kita alami karena tingkat daya ledak yang lebih tinggi bertemu dengan tingkat daya ledak yang lebih tinggi pula," kata Saideman.
Para ahli mengatakan negara-negara demokrasi Barat telah memperkirakan jumlah korban yang serupa dengan yang ditimbulkan oleh konflik AS di Timur Tengah.
Saideman dan Maloney mengatakan invasi kali ini adalah jenis perang yang sangat berbeda.
“Afghanistan dan Irak merupakan "konflik berintensitas rendah. Ya mereka melakukan kekerasan, ya orang terbunuh," kata Maloney.
"Tetapi di Ukraina, kita berhadapan dengan perang mekanis berintensitas tinggi di mana Anda memiliki sejumlah besar kendaraan, sejumlah besar personel, banyak dukungan udara yang bertabrakan pada saat yang sama, di semua tempat. Ini terus menerus, di seluruh tempat."
Alasan lain dari banyaknya korban, kata Saideman, adalah strategi Rusia yang buruk. "Rusia sama sekali tidak mempersiapkan medan perang," katanya.

"Mereka tidak melakukan banyak hal yang biasanya dilakukan oleh doktrin Amerika/NATO, yaitu mengambil sebanyak mungkin kemampuan anti-pesawat, mengenai node komando."
"Fakta bahwa orang Ukraina masih memiliki kekuatan, mereka masih memiliki Internet, mereka masih memiliki komunikasi berarti lebih mudah bagi orang Ukraina untuk membuat keputusan yang cerdas dan mengomunikasikannya secara efektif."
Saideman mengatakan layanan medis militer Rusia juga di bawah standar, yang berkontribusi pada tingkat kematian. Laporan dari Ukraina menunjukkan petugas medis Rusia tidak menangani kasus radang dingin dengan benar, bersama dengan cedera yang lebih serius.