INILAH Fakta Lagu Buruh Tani Berikut Pencipta dan Liriknya, Kerap Dinyanyikan Mahasiswa Saat Demo

Lagu Buruh Tani diciptakan oleh Safi’i Kemamang dan tak banyak yang tahu sebenarnya lagu ini berjudul Pembebasan.

Penulis: Nur Ramadhaningtyas | Editor: Dedy Qurniawan
(KOMPAS.com/AJI YK PUTRA)
Ribuan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi BEM Sumatera Selatan melakukan aksi penolakan terkait adanya wacana perpanjangan masa jabatan Presiden menjadi tiga periode, Kamis (7/4/2022). 

BANGKAPOS.COM - Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) kembali akan menggeruduk pemerintah terkait sederet poin tuntutan dalam aksi lanjutan.

Beberapa poin tersebut diantaranya mendesak wakil rakyat agar mendengarkan dan menyampaikan aspirasi rakyat bukan aspirasi partai.

Mahasiswa juga menuntut agar wakil rakyat tidak mengkhianati konstitusi negara dengan melakukan amendemen, bersikap tegas menolak penundaan pemilu 2024 atau masa jabatan presiden tiga periode.

Disamping hal itu, ada hal lain yang biasanya tak terlewatkan oleh para mahasiswa yang turun ke jalan.

Dalam setiap aksi demonstrasi kerap kali massa menyanyikan lagu-lagu penyemangat.

Lagu 'Butuh Tani' pun selalu dinyanyikan di setiap aksi-aksi demonstrasi hingga saat tulisan ini dibuat.

Melansir berdikarionline.com, lagu ini diciptakan pada tahun 1996 dan baru booming pada tahun 1997.

Baca juga: Inilah 18 Tuntutan Aliansi BEM SI yang Belum Dipenuhi Pemerintah, Mahasiswa Demo DPR RI

Lagu 'Buruh Tani' diciptakan oleh Safi’i Kemamang.

Tak banyak orang tahu, sebenarnya lagu Buruh Tani berjudul 'Pembebasan'.

Dikutip dari berdikarionline.com, lagu yang dipopulerkan kembali oleh band punk Marjinal ini diciptakan untuk menyemangati mereka yang tengah berjuang dalam rezim Orde Baru.

Menurut Safi’i, lagu Buruh Tani ini juga dapat menjadi lagu persatuan antara para buruh, petani, mahasiswa, hingga kaum miskin perkotaan dalam upaya melawan Orde Baru.

Hal tersebut karena mereka adalah kaum yang paling banyak merasakan kepahitan dari segala kebijakan Orde Baru.

Lagu ini semakin mempunyai semangat juang ketika terjadi sebuah demonstrasi besar-besaran pada 6 Oktober 2020 lalu.

Agenda dalam demonstrasi tersebut adalah untuk menolak Undang-Undang Cipta Kerja atau Omnibus Law.

Lagu Buruh Tani dinyanyikan secara bersama-sama oleh para massa yang hadir dalam aksi tersebut dan membakar semangat ribuan peserta aksi demonstrasi.

Melihat dari lirik lagunya yang mempunyai makna secara tidak langsung mengenai harapan para buruh, petani, mahasiswa, hingga kaum miskin di perkotaan yang menginginkan adanya sistem demokrasi di negara Indonesia ini.

Bagi beberapa mahasiswa, lagu ini justru menjadi penyemangat dalam upaya perlawanan kepada kebijakan pemerintah yang sekiranya merugikan hak masyarakat.

Saat lagu Pembebasan dibuat, Safi’i sudah tergabung dengan PRD (Partai Rakyat Demokratik) di wilayah Jawa Timur.

Safi’i menyadari, perjuangan politik tanpa musik akan terasa garing.

Satu-satunya solusi untuk menghadapi pengusaha orde baru adalah perlunya persatuan di antara mereka.

Persatuan yang paling mungkin adalah antara buruh, tani, mahasiswa, dan kaum miskin perkotaan.

Baca juga: Ketika Emak-emak Dukung Mahasiswa Demo Tolak Penundaan Pemilu: Jangko Berhenti Nak, Turunkan Minyak

Lirik lagu "Buruh Tani"

Bersatu tekad dalam satu suara

Demi tugas suci yang mulia

Hari-hari esok adalah milik kita

Terciptanya masyarakat sejahtera

Terbentuknya tatanan masyarakat

Indonesia baru tanpa orba

Marilah kawan mari kita kabarkan

Di tangan kita tergenggam arah bangsa

Marilah kawan mari kita nyanyikan

Sebuah lagu tentang pembebasan

Di bawah rezim tirani

Ku susuri garis jalan ini

Berjuta kali turun aksi

Bagiku satu langkah pasti

Berjuta kali turun aksi

Bagiku satu langkah pasti

Darah juang

Disini negeri kami

Tempat padi terhampar

Samuderanya kaya raya

Negeri kami subur tuhan

Di negeri permai ini

Berjuta rakyat bersimbah luka

Anak kurus tak sekolah

Pemuda desa tak kerja

Mereka dirampas haknya

Tergusur dan lapar

Bunda relakan darah juang kami

Tuk bebaskan rakyat

Mereka dirampas haknya

Tergusur dan lapar

Bunda relakan darah juang kami

Padamu kami berjanji

Padamu kami berbakti

(Bangkapos.com/Nur Ramadhaningtyas)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved