Inilah Djohari Zein, Bos JNE yang Memutuskan Jadi Mualaf Hingga Bangun 99 Masjid Lafas Asmaul Husna

Bukan hanya satu masjid, tak tanggung-tanggung, Johari bahkan membangun sebanyak 99 masjid yang akan dinamainya dengan lafas Asmaul Husna

YouTube/CERITA UNTUNGS
Bos JNE yang memutuskan jadi mualaf, Johari Zein 

BANGKAPOS.COM- Inilah kisah Johari Zein, bos ekspedisi JNE yang memutuskan menjadi mualaf hingga bangun 99 masjid.

Johari Zein merupakan seorang pebisnis ekspedisi mualaf di JNE dan TIKI di samping pemiliknya yaitu Soeprapto Soeparno yang memiliki andil besar dalam proses proses kelahiran dan perkembangan JNE.

Dia disebut sebagai juragan ekspedisi sukses yang tergolong Crazy Rich tetapi rajin bersedekah dan menebar kebaikan.

Betapa tidak, meski menjadi seorang mualaf pria asal Medan tersebut memiliki cita-cita yang tinggi untuk membangun masjid demi memberikan kebermanfaatan terhadap kaum muslim.

Bukan hanya satu masjid, tak tanggung-tanggung, founder Paxel tersebut bahkan membangun sebanyak 99 masjid yang akan dinamainya dengan lafas Asmaul Husna.

Kini proses pembangunan masjid tersebut sedang berjalan.

Melalui YouTube CERITA UNTUNGS milik Ari Untung, Djohari menceritakan kisahnya yang memutuskan untuk menjadi seorang mualaf.

Awalnya pria kelahiran 16 April 1954 tersebut mengaku hidup dari keluarga yang memberikannya kebebasan.

Sampai ketika dirinya menempuh pendidikan kuliah, dia bertemu dengan teman-temannya yang kebanyakan beragama Islam.

Baca juga: Wajib Menafkahi Ibu atau Istri? Begini Penjelasan Ustadz Abdul Somad

Baca juga: DITANYA Hotman Paris Kemana Uang Hasil Sedekah Mengalir, Yusuf Mansur: Gue Berhenti Jadi Ustaz

"Waktu saya kuliah, temen-temen mostly  (kebanyakan) muslim. Saya jadi mengetahui kebiasaan mereka beribadah, sehingga lama-lama makin tebiasa dengan ajaran Islam," ujar pria keturunan Tionghoa, Buddha tersebut.

Namun, pria lulusan Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti mengaku itu belum menjadi hal yang membuatnya untuk memutuskan jadi mualaf, meski saat itu dia mengaku belum menemukan kenyamanan dengan agama yang dianutnya saat itu.

Bos JNE yang memutuskan jadi mualaf, Johari Zein

Hingga pada akhirnya, Johari bekerja di Jakarta Hilton International sebagai Front Office Cashier Supervisor.

Dia lantas bertemu dengan seorang wanita muslim yang kini telah menjadi istrinya.

Dari sang istri, Johari lantas memeluk agama mengikuti sang istri dan mendapat lebih banyak bimbingan seputar Islam.

Dia resmi menjadi mualaf di tahun 1983.

Menjadi seorang beragama muslim dinilai jauh lebih tenang menurut Johari.

Meskipun di awal proses masuk Islam perjalanan tersebut masih terbilang biasa saja baginya.

"Habis jadi mualaf saya tidak langsung jadi muslim yang hebat, masih banyaklah kurang-kurangnya," tandas Johari.

Hingga akhirnya, di tahun 2000 ada rekan yang menyarankan Johari untuk melaksanakan ibadah haji.

Lantas berkesempatan haji, Djohari menceritakan menemukan hal yang berbeda.

Yakni ketika dia melihat jabal rahmah.

"Waktu saya melihat itu, saya ingat saya pernah memimpikan itu saat SMP, lihat ada bukit banyak orang-orang yang naik ke situ pakai baju putih," kenang Johari.

Hal itu lantas membuatnya merinding dan semakin tumbuh kecintaan terhadap agama yang dianutnya sekarang.

"Dari situ saya inget, ah ini bener agama saya, saya tidak boleh main-main," kata Johari.

Cita-cita membangun 99 Masjid

Dari kesempatannya yang kemudian semakin sering mengunjungi rumah Allah SWT,  dipikirannya kemudian terbesit sesuatu hal mulia untuk menjunjung penciptaNya dan memberi manfaat bagi sesama muslim lainnya

Apalagi disaat itu bisnis yang dijalankan Djohari semakin lancar.

"Sejak menjadi muslim saya mikir apa yang bisa dilakukan untuk Allah, rezeki yang kita terima luar biasa banyaknya, alangkah baiknya jika memiliki program untuk pencpita," tuturnya.

Lantas, dirinya kemudian terpikirkan untuk membangun masjid dan berdoa meminta izin kepada Allah.

"Alhamdulillah beberapa kali bisa umrah, kalau boleh izinkan saya bangun masjid, disitu saya mendapatkan jawaban, jangankan satu, 99 juga bisa," tambahnya.

Akhirnya perlahan Johari mulai merelisasikan cita-citanya untuk membangun sebanyak 99 masjid di usia yang ke 68.

Johari begitu meyakini bahwa kesuksesannya sekarang merupakan pemberian dari Allah.

Sejak awal mendirikan bisnis miliknya, Johari tidak pernah lupa untuk bersedekah.

Berapapun keuntungan perusahaan selalu ia sisihkan sebagian untuk anak yatim.

“Intinya mengajak mereka gembira. Bentuknya tidak harus selalu berupa santunan,” katanya menjelaskan.

(Bangkapos.com/Vigestha Repit)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved