Militer dan Kepolisian
Mengenal AV8 Gempita, Kendaraan Tempur Lapis Baja Produk Negeri Jiran Malaysia yang Punya 12 Varian
Kendaraan lapis baja amfibi multirole ini dikembangkan oleh perusahaan kendaraan pertahanan Malaysia DefTech
Penulis: Iwan Satriawan CC | Editor: Iwan Satriawan
BANGKAPOS.COM-Indonesia dikenal dunia mampu memproduksi sendiri kendaraan tempur untuk kebutuhan militer dalam negeri seperti kendaran tempur Anoa.
Bagaimana dengan negeri jiran Malaysia.
Sebagai negara tetangga lansgung Indonesia, Malaysia juga memiliki kendaran tempur produksi dalam negeri.
Kendaraan tempur tersebut adalah DefTech AV8 Gempita.

Kendaraan lapis baja amfibi multirole ini dikembangkan oleh perusahaan kendaraan pertahanan Malaysia DefTech berdasarkan Pars FNSS.
Kendaraan ini memiliki desain modular yang memungkinkan pemasangan menara yang berbeda, senjata, sensor, dan sistem komunikasi pada kendaraan yang sama.
Kendaraan memiliki 12 varian, termasuk pengangkut personel lapis baja, kendaraan tempur infanteri, tank destroyer, sinyal kendaraan kecerdasan dan kendaraan pemulihan.
Kendaraan ini diproduksi oleh DefTech di Pahang, Malaysia.
Pengembangan
Dilansir dari wikipedia, pada bulan Juni 2011, Perusahaan Turki FNSS membatalkan menandatangani 'surat penawaran dan penerimaan' oleh DRB-Hicom Defense Technologies (DefTech) untuk bantuan desain dan pengembangan kendaraan.
Kendaraan AV8 yang dipilih oleh militer Malaysia didasarkan pada teknologi kendaraan lapis baja beroda 8×8 yang dirancang oleh FNSS Pars 8×8.
Kontrak tersebut mencakup pengaturan transfer teknologi ke Deftech dan dukungan logistik untuk tentara Malaysia, memposisikan kendaraan dan 12 variannya untuk menjadi keluarga asli pertama di Malaysia dengan kendaraan roda lapis baja 8×8.
Pada bulan April 2012, DefTech dan FNSS mempresentasikan model skala pertama AV8 pada pameran pertahanan internasional, Defense Services Asia 2012 di Kuala Lumpur.
DefTech Malaysia akan menjadi agen pabrikan utama, dan para insinyurnya akan bekerja dengan anak perusahaan induk Nurol, FNSS, untuk menyesuaikan kendaraan dengan persyaratan dan peralatan Malaysia.
Denel Afrika Selatan dilaporkan akan membangun menara 2 orang untuk APC, sementara Sapura - Thales diharapkan menjadi integrator sistem.