Hukum Ziarah Kubur Jelang Lebaran Idul Fitri, Begini Penjelasan Buya Yahya
Buya Yahya menjelaskan bagaimana hukum ziarah kubur menjelang lebaran idul fitri.
Penulis: Widodo | Editor: Evan Saputra
BANGKAPOS.COM -- Buya Yahya menjelaskan bagaimana hukum ziarah kubur menjelang lebaran idul fitri.
Sebab, biasanya para umat muslim khususnya di Indonesia melakukan ziarah ke makam keluarga.
Hal itu dilakukan menjelang lebran untuk mendoakan keluarga yang lebih dulu meninggal dunia.
Hal ini juga sudah menjadi tradisi atau kebiasaan yang terus ada.
Lantas apa sebenarnya hukum perihal ziarah kubur m,enjelang idul fitri?
Berikut penjelasan Buya Yahya dalam video di kanal YouTube Al Bahjah TV yang diunggah pada 24 Agustus 2019 lalu.
Dalam penjelasan Buya Yahya, hukum ziarah kubur adalah sunah.
Meski sejarahnya, sempat dilarang oleh Nabi Muhammad SAW.
"Ziarah kubur adalah semula dilarang oleh Nabi dan akhirnya dianjurkan, maka ziarah kubur adalah sunnah," kata Buya Yahya.
Adapun tujuan utama ziarah kubur, menurut Buya Yahya, adalah mendoakan orang yang meninggal serta sebagai pengingat bagi yang masih hidup akan kematian dan akhirat.
Ada adab-adab yang perlu dilakukan saat ziarah kubur, antara lain:
Saat mengucapkan salam, peziarah dianjurkan menghadap wajah yang didoakan.
Saat berdoa, peziarah menghadap ke arah kiblat.
Baca juga: Inilah 8 Barang yang Tidak Bisa Dibeli di Korea Utara, Bikin Kamu Bersyukur Tinggal di Indonesia
Baca juga: Begini Cara Makan Gorengan Supaya Tak Mengganggu Kesehatan, dr Zaidul Akbar : Pakai Kuah Kacang
"Tapi kalau tempatnya berdesakan menghadap ke mana saja Allah maha tahu sebab kiblatnya doa adalah atas," kata Buya Yahya.
Jika kondisi atau tempat makam ziarah kubur tak memungkinkan untuk melakukan dua adab di atas, doa boleh dilakukan di mana saja.
Buya Yahya juga menjelaskan tentang sejarah ziarah kubur.
Pada masa awal-awal Islam, Rasulullah SAW sempat melarang umat muslim untuk tidak melakukan ziarah kubur agar tak menyembah kuburan.
Kemdudian, setelah umat Islam kuat dan tak ada kekhawatiran akan perbuatan syirik, Rasulullah SAW mengizinkan sahabanya melakukan ziarah kubur.
Nabi Muhammad SAW mengizinkan ziarah kubur agar umatnya mengingat kematian dan sebagai amal jariyah bagi orang yang telah meninggal dan didoakan.
Buraidah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Saya pernah melarang kamu berziarah kubur. Tapi sekarang Muhammad telah diberi izin untuk berziarah ke makam ibunya. Maka sekarang, berziarahlah. Karena perbuatan itu dapat mengingatkan kamu kepada akhirat." (HR. At-Tirmidzi).
Saat Diziarahi Orang, Apakah Penghuni Alam Kubur Bisa Mendengar, Ini Penjelasan Buya Yahya
Seseorang yang sudah meninggal biasanya akan didoakan oleh para kerabat dan keluarga.
Kemudian para keluarga juga akan datang lagi untuk berziarah ke makam saudara yang sudah meninggal itu.
Berziarah kubur merupakan kegiatan yang sudah disyariatkan dalam Islam.
Selain untuk mendokan kerabat yang sudah meninggal terlebih dahulu, ziarah kubur juga mengingatkan orang yang ziarah atau peziarah kepada kehidupan setelah alam dunia yaitu alam akhirat.
Ketika saat berziarah kubur, apakah penghuni alam kubur tersebut mendengarkan saat diziarahi dan tahu bahwa ada orang datang?
Buya Yahya menjelaskan soal ziarah dalam kanal YouTube Zhafran Alfarizqi yang diunggah pada 7 Desember 2020 lalu.
"Kita disunahkan kalau ziarah kubur mengucapkan Assalamualaikum, berarti ini mengisyaratkan mereka mendengar," kata Buya Yahya dalam video.
"Mereka mendengarkan salam kita. Jadi masalah mendengarnya orang yang sudah meninggal dunia adalah sudah jelas dan tidak usah ragu lagi," ucapnya.
Dia melanjutkan orang yang sudah meninggal dunia ketika diziarahi mendengarkan omongan.
Bahkan menurutnya dalam hadist juga waktu ada orang yang mengubur dia akan mendengarkan hentakan kaki saat berjalan di saat meninggalkannnya, dia mendengarkannya.
Kemudian Buya Yahya mengatakan tempatnya alam barzah itu bukan di kubur.
Kubur hanya sebagai menyimpan jasadnya seorang manusia.
"Alam barzah ini digambarkan dia sudah alam. Jadi ada alam rahim, alam dunia, alam barzah dan alam akhirat nanti," kata Buya.
Dia menyebutkan alam rahim dan alam dunia itu berbeda dan lebih besar alam dunia.
"Jadi alam rahim dengan alam dunia lebih besar alam dunia tetapi lebih besar alam barzah," sebutnya.
Selanjutnya ada alam akhirat surga dan neraka yang sangat luas.
"Jadi alam barzah dan akhirat itu sangat berbeda lagi. Sampai Imam Malik mengatakan punya roh mutlak dan tidak terikat dengan materi," jelasnya.
Cuma cara pandangnya berbeda bukan cara pandang syahwat tetapi sesuai undang-undang alam barzah bukan dunia.
"Undang-undang alam barzah yaitu amal baik dan amal buruk. Jadi di sana tidak ada syahwat tetapi ada amalnya," katanya.
Buya Yahya menambahkan orang yang mendoakan kerabatnya yang sudah meninggal kalau doanya dari rumah juga sampai.
"Tetapi ini masalahnya ziarah kubur yang diajarkan Nabi, babnya beda, kalau Anda berdoa di mana saja bisa berdoa," sebutnya.
"Doakan beliau-beliau yang sudah meninggal dunia di manapun Anda berada," lanjutnya.
Lalu Buya menambahkan masalah ziarah kubur yang dianjurkan Nabi untuk mengingatkan akan akhirat.
"Jadi kalau kita ziaraah kubur dan kubur siapa saja untuk mengingatkan akhirat bahwa kita pun akan mati, karena kita semakin dekat dengan kematian," jelasnya.
Selain itu, Buya Yahya mengatakan dengan ziarah kubur, seseorang semakin giat dalam beribadah dengan memanfaatkan waktu yang tersisa.
"Manfaatkanlah hembusan nafas yang masih ada, menjauhi kemaksiatan. Kemudian setelah itu mendoakan baik di kubur maupun dari jarak jauh," katanya.
"Baca doa, baca Quran di kubur sah, dari rumah juga sah. Jika Anda tidak bisa berziarah di kubur maka dari rumah juga sudah ziarah dengan batin Anda," jelasnya.
Buya Yahya menegaskan bahwa ziarah kubur adalah sunnah, tidak ada yang mengingkari masalah zirah kubur ini.
(Bangkapos.com/Widodo)