Militer dan Kepolisian

Inilah PT-91M Pendekar, Tank Kebanggaan Malaysia, Simak Perbandingannya dengan Tank Leopard 2 RI

PT-91M Pendekar adalah varian (tiruan) dari MBT Rusia T-72M yang ditingkatkan kemampuannya dengan sistem

Penulis: Iwan Satriawan CC | Editor: Iwan Satriawan
kolase Tribun Bali/wikipedia/tribunnews
Tank PT-91 Pendekar dan Tank Leopard RI 

BANGKAPOS.COM-Negeri jiran Malaysia memiliki Main Battle Tank (MBT) kebanggaan militer mereka yaitu MBT PT-91m Pendekar.

MBT ini menjadi pelopor hadirnya Main Battle Tank (MBT) di kawasan Asia Tenggara

Tank modern ini dikenal memiliki sejumlah keunggulan.

PT-91M Pendekar adalah varian (tiruan) dari MBT Rusia T-72M yang ditingkatkan kemampuannya dengan sistem elektronik berstandar NATO.

Dilansir dari indomiliter.com, tank ini diproduksi oleh Zaklady Mechhaniczne Bumar-Labedy SA, manufaktur persenjataan dari Polandia.

Di Polandia, MBT ini diberi label PT-91 Twardy.

PT-91M Pendekar
PT-91M Pendekar (Amazon)

Malaysia sendiri menjatuhkan pilihan kepada Polandia lantaran MBT PT-91M dianggap punya kualitas yang tak kalah dengan ranpur produksi Rusia.

Pesanan atas PT-91M bisa dibilang tak terlalu banyak, dengan kontrak senilai US$375 juta didapatkan 48 unit PT-91M, enam kendaraan recovery WZT-4, lima varian AVLB (Armored Vehicle Launch Bridge) sebagai pengusung jembatan, dan tiga unit MID-M yang dilengkapi roller dan bilah dozer untuk menerobos rintangan.

Mengusung desain khas Rusia, namun jeroan yang terkandung di PT-91M sudah condong ke NATO, lantaran Polandia kini juga menjadi bagian dari anggota NATO.

Kandungan NATO terlihat dari adopsi rantai Diehl Type 840I buatan Jerman yang dilengkapi trackshoe sehingga lebih ramah terhadap aspal jalan raya.

Perangkat komunikasinya mengadopsi P4RG dari Thales, dan sistem iterkom OTAS juga dari Thales.

Sistem kendali meriam PT-91M Pendekar menggunakan FCS (Fire Control System) SAVAN-15 yang juga dipakai pada MBT Lecrec dan Challenger 2.

Sistem penembakkan sudah distabilisasi dan dipadukan dengan laser rangefinder yang menjadikan tank mampu menembak sembari bergerak tanpa melepaskan sasarannya.

Periskop pada komandan menggunakan Vigy 15 produk dari Sagem.

Meski disana sini penuh nuansa Barat, namun meriamnya masih mengandalkan jenis orisinil 2A46 kaliber 125 mm.

Untuk urusan amunisi, jenisnya lebih terbatas ketimbang amunisi standar NATO.

Bila meriam-nya asli Eropa Timur, lain lagi untuk senjata sekunder pada kubah komandan.

SMB (Senapan Mesin Berat) yang diusung bukan DShK-38 khas tank Rusia, melainkan AD Malaysia memilih mengadopsi Browning M2HB kaliber 12,7 mm.

Sementara untuk senjata coaxial mengadopsi FN MAG 7,62 mm yang mengikuti arah gerakan laras.

Lantas bagaimana dengan sistem proteksi? Faktanya Pendekar telah dipasangi blok ERA (Explosive Reactive Armor) ERAWA-1 (satu lempeng peledak) dan ERAWA-2 (2 lempeng peledak) yang dikopi dari sisten kontakt dan kaktus peninggalan Uni Soviet.

Sistem perlindungan blok ERA mampu mematahkan serangan hulu ledak shaped charge dari roket anti tank seperti RPG-7 atau munisi HESH. Lebih canggih lagi, PT-91M Pendekar bagian hull-nya telah dilabur cat yang dapat menyerap gelombang radar.

Dengan awak tiga orang, PT-91M Pendekar disokong mesin diesel PZL-Wola S-1000R yang menghasilkan tenaga 1.000 hp.

Dengan bobot mencapai 48,5 ton, Pendekar punya power/weight ratio 20,6 hp per ton. Transmisi MBT ini menggunakan Automatic RENK-SESM/ESM-350M denga tujuh gigi maju dan stu gigi mundur.

Perbandingan PT-91M Pendekar dengan Leopard 2 RI

Tank Leopard.
Tank Leopard. (Janes Defence)

Dilansir dari grid.id, kawasan Asia Tenggara yang mulai 'hangat' gegara akusisi MBT oleh Malaysia ini kemudian ditanggapi serius oleh dua negara tetangganya, Singapura dan Indonesia.

Seperti menjawab tantangan dari Jiran, Singapura kemudian membeli MBT garang dari Jerman, Leopard 2A4SG Evo sebanyak 96 unit walaupun dalam laporan lain mereka membeli sebanyak 168 unit.

MBT besutan Krauss Maffei Wegmann ini menjadi menakutkan lantaran basic-nya juga dipakai oleh MBT milik AS M1A2 Abrams.

Tak jauh beda dengan Singapura, Indonesia ikut-ikutan membuat kawasan yang semula 'hangat' menjadi 'panas' dengan akusisi MBT canggih Leopard 2A4 dan Ri sejumlah 103 unit.

Rinciannya ialah 61 Leopard 2 Ri dan 42 2A4, plus IFV Marder sebanyak 50 unit gratis dari AD Jerman seharga 280 juta dolar AS, lebih murah dari pembelian PT-91M Pendekar Malaysia yang hanya 48 unit!

Spesifikasi Leopard 2 Ri pun mumpuni, yakni adanya Night Vision untuk memandu tembakan meriam Rheinmetall L44 kaliber 120 mm walaupun saat keadaan gelap gulita sekalipun.

Komandan tank juga dibekali dengan sistem kamera PERI R-17 yang memungkinkan tank dapat memantau kondisi sekitar baik siang, malam dalam segala cuaca.

Artinya, gunner dan komandan tank memiliki penglihatan sendiri-sendiri demi meningkatkan observasi MBT Leopard terhadap musuh.

Leopard 2 Ri juga dilengkapi dengan Auxiliary Power Unit (APU) di mana APU ini semacam genset yang digunakan saat mesin tank dalam keadaan mati namun kubah meriam masih bisa difungsikan. Gunanya untuk meningkatkan kesenyapan tank saat di medan pertempuran.

Kemampuan Leopard 2 Ri tak habis sampai di situ, ia juga dilengkapi dengan Anti Nuclear Radiation and Climate Control yang membuat awaknya aman walaupun sedang berada di kawasan dengan tingkat radiasi nuklir.

Selesai sampai situ? tidak, Leopard 2 Ri juga dilengkapi dengan armor kelas wahid yakni blok komposit AMAP (Advanced Modular Armour Protection) lansiran IBD (IngenierBüro Deisenroth)-Deisenroth.

Fungsinya ialah memberikan perlindungan 360 derajat terhadap badan tank.

Lapisan AMAP ini sendiri terdiri dari materi nanokeramik serta titanium ditambah baja alloy yang sangat keras sehingga sulit dijebol oleh RPG sekalipun.

Yang terakhir tentunya menyoal Battle Proven, Leopard 2 sendiri sudah diterjunkan dalam Perang Kosovo, Perang Afghanistan dan Perang Sipil Suriah sebagai MBT garis depan NATO.

Hal yang belum pernah di dapat oleh PT-91M.

Leopard 2 juga dipakai dari 16 negara termasuk Polandia.

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved