Berita Pangkalpinang

Petani Girang Harga TBS Kelapa Sawit Melambung Lagi, Sayangnya Harga Pupuk Tak Terjangkau

Harga TBS mencapai Rp3.400 per kilogram membuat banyak petani sawit girang, terutama menjelang Lebaran Idulfitri Tahun 2022  ini.

Penulis: Riki Pratama |
istimewa
Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di tingkat petani Desa Jeriji, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan mencapai Rp 3.300 hingga Rp 3.400 per kilogramnya, naik dari harga sebelumnya Rp 2.900 per kilogram. (IST/Yanto) 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di tingkat petani Desa Jeriji, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan (Basel) mencapai Rp3.300 hingga Rp3.400 per kilogram. Harga di daerah ini mengalami kenaikan dibanding harga sebelumnya, yang hanya bertengger pada kisaran harga Rp2.900 per kilogram.


Harga TBS mencapai Rp3.400 per kilogram membuat banyak petani sawit girang, terutama menjelang Lebaran Idulfitri Tahun 2022  ini.


"Sejumlah petani kelapa sawit di Desa Jeriji Bangka Selatan pada tahun ini mengalami kebahagiaan. Karena harga TBS di tingkat petani mengalami kenaikan terus sampai harga Rp3.300 hingga Rp3.400 per kilogramnya," kata Yanto petani sawit asal Desa Jeriji ini kepada Bangkapos.com, Minggu (24/4/2022).


Dikatakan Yanto, dengan mahalnya harga sawit berdampak pada kondisi masyarakat yang terbantu, terutama dalam hal kebutuhan ekonomi tiap harinya.


"Pendapatan ekomomi di tingkat petani menjadi meningkat dan juga berdampak tidak hanya petani sawit. Tetapi para pekerja kebun juga terbantu, karena hasil panen ada dan kegiatan lain seperti penyemprotan," ujarnya.


Tidak hanya itu, kata Yanto yang juga tokoh Pemuda Desa Jeriji ini, mengatakan dampak lainya dengan kenaikan harga TBS, terlihat pada jualan para pelaku UMKM.


"Pelaku UMKM disetiap desa dan kecamatan juga nampak bahagia dengan harga TBS saat ini. Mereka merasakan berbeda jauh dengan dua tahun lalu ketika awal muka dilanda Pandemi Covid-19 jualannya selalu sepi dari pembeli," terangnya.


Seiring makin meningkat harga sawit, tentunya kata Yanto, berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat desa, lebih sejahtera dan jauh dari perbuatan kejahatan yang mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas).


"Harapan kami semoga pemerintah daerah baik pusat terus memantau perkembangan harga CPO supaya terus mengalami kenaikan di mana situasi ekomomi sudah hampir pulih," ujarnya.

 

Tetapi, ada hal lain yang saat ini, menjadi keluhan para petani, yaitu harga pupuk sawit yang mahal mencapai Rp850.000 per sak ukuran 50 kilogram.


"Petani sangat menjerit dengan melonjaknya harga pupuk non subsidi saat ini, ini juga kami tolong, Pemerintah Bangka Belitung, agar dapat dipantau harga pupuk yang kini hampir tiga kali lipat naik, contoh Pupuk KCL dari Rp 350 ribu per sak sekarang lebih kurang Rp 850 ribu per sak. Jadi petani sangat mengeluhkan. Percuma harga TBS naik, tapi jika dihitung dengan harga pupuk secara global tipis hasil atau keuntungannya," tegasnya.

Sementara itu sebelumnya Gubernur Provinsi Bangka Belitung, Erzaldi Rosman, mengatakan pemerintah akan fokus untuk meningkatkan pendapatan petani di Bangka Belitung. 


"Kita terus memperbanyak potensi komoditi. Saya ingin petani penghasilannya tidak hanya dari panen dalam setahun, enam bulan, ataupun tiga bulan, tetapi setiap harinya ada pendapatan. Seperti peternakan di Babel, bukan hanya berswasembada dagingnya saja, tapi juga ada potensi lain," kata Gubernur Erzaldi belum lama ini.


Dia, menjelaskan perhatian Pemerintah Provinsi Babel telah banyak dilakukan, seperti memberikan bantuan untuk mendukung  kemajuan dalam bidang ketahanan pangan.

Sumber: bangkapos.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved