China Berani Peringatkan Indonesia Setop Pengeboran Minyak dan Gas di Laut Natuna Utara

China peringatkan Indonesia untuk menghentikan pengobran minyak dan gas ( migas ) di laut Natuna Utara. Hal itu dilakukan China karena mengeklaim...

PCG
Kapal penjaga pantai China bernomor lambung 5204 saat berkunjung ke Manila Januari 2020. Kini kapal ini bercokol di ZEEI di Laut Natuna 

BANGKAPOS.COM -- Konflik Natuna memanas kembali.

Kali ini China peringatkan Indonesia untuk menghentikan pengobran minyak dan gas ( migas ) di laut Natuna Utara.

Hal itu dilakukan China karena mengeklaim wilayah itu miliknya. Padahal, Indonesia dengan tegas sudah mengatakan, ujung selatan Laut China Selatan adalah zona ekonomi eksklusif milik RI di bawah Konvensi PBB tentang Hukum Laut, dan pada 2017 menamai wilayah itu Laut Natuna Utara.

Lalu bagaimana awal mula konflik terbaru di Laut Natuna Utara terjadi, dan bagaimana pendapat para pakar?

Baca juga: Kabar Terbaru, Begini Kondisi Terkini Tukul Arwana yang Diungkap Sang Anak, Mulai Berangsur Pulih

Baca juga: INILAH Bacaan Doa yang Dapat Mendatangkan Harta Sebumi Ilmu Selangit, Selalu Diamalkan Nabi Muhammad

Baca juga: Ternyata Seperti Ini Wanita Arab Saudi Nyetir Mobil, Bandingkan dengan di Indonesia

Baca juga: Lin Siniang Si Perempuan Nakal, Kuasai Seni Bela Diri di Usia 6 Tahun & Dijadikan Istri Raja China

Baca juga: Ada Pasar Loak di Los Angeles Amerika, Jual Barang Branded Bekas Berkualitas, dari Sepatu hingga HP

Berikut rangkumannya dari BBC Indonesia dan ABC Indonesia.

1. Klaim China di Laut Natuna Utara

Reuters pada Kamis (2/12/2021) melaporkan, China meminta Indonesia menghentikan pengeboran minyak dan gas alam di wilayah maritim di Laut China Selatan, yang diklaim kedua negara milik mereka.

Masalah tersebut sudah terjadi sejak awal tahun ini tanpa jalan keluar.

Hal ini disampaikan oleh empat orang yang mengetahui masalah tersebut kepada kantor berita Reuters.

Anggota Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Muhammad Farhan, mengatakan kepada Reuters, ia menerima pengarahan perihal sepucuk surat dari diplomat China kepada Kementerian Luar Negeri Indonesia, yang dengan jelas meminta RI menghentikan pengeboran di rig sementara lepas pantai, karena aktivitas tersebut dilakukan di wilayah China.

"Jawaban kami sangat tegas, bahwa kami tidak akan menghentikan pengeboran karena itu adalah hak kedaulatan kami," kata Farhan kepada Reuters.

Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan, "Setiap komunikasi diplomatik antarnegara bersifat privat dan isinya tidak dapat dibagikan."

Kapal perang China saat memasuki wilayah Laut Natuna
Kapal perang China saat memasuki wilayah Laut Natuna (Dok via Tribun lampung/Tribunnews)

Dia menolak berkomentar lebih lanjut.

Adapun Kedutaan Besar China di Jakarta tidak menanggapi permintaan untuk memberikan komentar.

Baca juga: Dahsyatnya 2 Doa Pendek Ini, Dibaca oleh Nabi untuk Keluar dari Kesulitan dan Cobaan Hidup

Baca juga: Potret Luna Maya saat Diminta Bantu Orang Asing Jadi Fotografer Penonton Coachella, Totalitas Banget

Baca juga: Ternyata Seperti Ini Wanita Arab Saudi Nyetir Mobil, Bandingkan dengan di Indonesia

Baca juga: Rudal Satan 2 Milik Rusia Siap Digunakan, Amerika Serikat dan Inggris Bisa Hancur

Selain Muhammad Farhan, tiga orang lainnya yang mengaku juga telah diberi pengarahan tentang masalah tersebut membenarkan adanya surat dari China.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved