Anak Laki-laki Usia 4 Tahun ini Menjadi Manusia Pertama Terinfeksi Flu Burung H3N8
Kasus Pertama Flu Burung H3N8 Terdeteksi pada Manusia, Terjangkit pada Anak Berusia 4 Tahun di China
BANGKAPOS.COM, BEIJING -- Komisi Kesehatan Nasional China melaporkan adanya kasus Flu Burung H3N8 terdeteksi pada manusia.
Diketahui, seorang anak laki-laki berusia 4 tahun di provinsi Henan, China telah menjadi manusia pertama yang terinfeksi flu burung H3N8.
Bocah laki-laki tersebut ditemukan terinfeksi demam setelah mengalami demam dan gejala lainnya pada 5 April 2022, kata Komisi Kesehatan Nasional, Selasa (26/4/2022).
Untuk diketahui, Equine influenza atau H3N8 merupakan subtipe dari spesies virus Influenza A yang endemik pada burung, kuda dan anjing.
Ini adalah penyebab utama flu kuda dan juga dikenal sebagai virus influenza kuda.
Baca juga: China pun Bungkam Setelah Klaim Laut Natuna Utara yang Kaya Minyak, Indonesia Merapat ke Amerika
Baca juga: 12 Bacaan Doa Paling Dahsyat Dalam Al Quran, Termasuk Mendatangkan Harta Sebumi Ilmu Selangit
Baca juga: Pekerjaan Ade Yasin Sebelum Menjabat Bupati Bogor, Sosoknya Telah Dikenal Masyarakat
Baca juga: Brigjen Pol Sugeng Suprijanto Resmi Jabat Wakapolda Bangka Belitung
Baca juga: Rahasia Dibalik Dinginnya Lantai Masjidil Haram Meski Siang Hari, Barangnya Didatangkan dari Yunani
Melansir dari Reuters, China telah mencatat infeksi pertama manusia dengan jenis flu burung H3N8.
Namun otoritas kesehatan China mengatakan risiko penyebarannya di antara manusia rendah.
Komisi Kesehatan Nasional (NHC) mengatakan bahwa anak tersebut memiliki kontak erat dengan unggas milik keluarganya.
“Anak itu telah melakukan kontak dengan ayam dan bebek air yang dipelihara di rumahnya,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Dalam penilaian awal yang dilakukan, Flu Burung H3N8 belum memiliki kemampuan untuk menginfeksi manusia secara efektif, dan risiko epidemi skala besar rendah.
"Bocah itu terinfeksi langsung oleh unggas dan strain itu tidak ditemukan memiliki kemampuan untuk menginfeksi manusia secara efektif," kata NHC, dilansir dari Kantor Berita AFP.
NHC menambahkan bahwa tes dari kontak dekat manusia dengan bocah itu tidak menemukan "adanya kelainan".
Komisi tersebut menyebut kasus bocah itu adalah transmisi lintas spesies satu kali, dan risiko penularan skala besar rendah.
Baca juga: Ketika Luna Maya Pakai Mini Drees ini, Dipuji Cantik Paripurna, Ternyata Segini Harga Outfitnya
Baca juga: Cari Duit, Yakuza Jepang Kini Manfaatkan Perang Ukraina - Rusia
Baca juga: Dahsyatnya 2 Doa Pendek Ini, Dibaca oleh Nabi untuk Keluar dari Kesulitan dan Cobaan Hidup
Baca juga: Ibu ini Membabu Jadi Tukang Cuci di Rumah Anak Kandung, Malah Dilaporkan ke Polisi karena Hal ini
Meski demikian, Otoritas China memperingatkan masyarakat untuk tetap menjauh dari unggas yang mati atau sakit dan mencari pengobatan segera untuk gejala demam atau pernapasan.
Banyak jenis flu burung yang berbeda terdapat di China, dan beberapa menginfeksi orang secara sporadis, biasanya mereka yang bekerja dengan unggas.
