Militer dan Kepolisian
Murah Tapi Mematikan, Inilah Bayraktar TB 2, Elang Tempur Turki yang Jadi Andalan Ukraina
”Murah, tapi mematikan” adalah julukan yang banyak diberikan kepada Bayraktar TB 2 oleh media-media Barat
Semula pesawat nirawak ini tidak dimaksudkan sebagai sebuah drone yang andal di medan tempur sebagaimana saat ini.
Bayraktar TB2 dikategorikan sebagai UAV taktis untuk membedakannya dengan UAV kelas di atasnya, yaitu Anka TAI (Akinci), sebagai UAV dengan kapasitas angkut dan kecepatan jelajah yang lebih besar. Namun, prestasi di pertempuran menunjukkan hasil berbeda.
Analis Royal United Service Institute, Jack Watling, menyatakan Bayraktar TB 2 sebetulnya tidak mampu menimbulkan dampak berarti karena hanya terbang di ketinggian menengah, berkecepatan rendah, serta tanda elektromagnetik dan radar cross-section yang besar.
”Pertahanan udara Rusia sebenarnya sangat mampu menangkalnya karena geomorfologi daratan Ukraina yang datar dan terbuka sehingga memberi cakupan radar yang baik,” kata Watling sebagaimana ditulis The Timesofisrael (17/3/2022).
Namun, pasukan Ukraina rupanya mengantisipasi kelemahan ini dengan melakukan modifikasi taktik, yaitu menerbangkan drone dengan ketinggian rendah di tempat yang lemah sistem anti-drone, kemudian muncul dan menyerbu pasukan lawan, dengan menghilangkan peluang antisipasi lawan.
Kombinasi antara kemampuan terbatas persenjataan dan keberanian semacam ini juga dilakukan menggunakan rudal panggul Javelin ataupun Stinger yang memberi dampak signifikan kerusakan lawan.
Menggunakan pesawat nirawak, tak hanya prajurit petempur yang bisa ”menikmati” laga pertempuran yang terjadi, tetapi warganet dan penonton di seluruh dunia juga bisa turut menonton di media sosial.
Kini warganet bahkan bisa berdebat keampuhan persenjataan setiap negara dengan membuktikan keampuhan tembakan rudal, bom, dan pasukan lawan yang disasar di darat berdasarkan rekaman video.
Karena terbukti sudah battle proven, kini terjadi fenomena negara-negara Barat yang terkenal dengan industri perang kelas berat, seperti negara-negara Eropa, termasuk Jerman memesan Bayraktar TB 2 dalam jumlah besar.
Hal ini membuat pabrik Baykar kewalahan membuat drone untuk memenuhi pesanan.
Bagaimanapun, kini negara-negara itu sadar kemampuan teknologi serangan melalui penguasaan ruang udara menggunakan drone memasuki tahap baru yang strategis.
Rudal mikro
Rudal yang dibawa TB 2 dikembangkan khusus oleh perusahaan Turki, Roketsan, berupa rudal cerdas mikro (smart micro munition) berjuluk MAM-C berbobot 6,5 kg atau MAM-L berbobot 22 kg.
Meski berukuran kecil, rudal yang dikembangkan Roketsan itu sudah berpemandu laser, memiliki jarak tembak 8 hingga 15 km, dan memiliki hulu ledak multipurpose sehingga bisa dipasangi hulu ledak penembus baja (armor piercing), antipersonel (blast fragmentation), atau bahkan dipasangi hulu ledak jenis termobarik.
Tak heran tank modern Rusia sekalipun tak mampu menahan serangan rudal yang dibawa Bayraktar TB 2, khususnya dari jenis MAM-L.