Ingat Hercules Eks Preman Tanah Abang? Kini Jalankan Tambang Timah di Bangka Belitung, Ini Sosoknya
Ingat Hercules, mantan preman Tanah Abang Jakarta? Kini pria bernama asli Rosario de Marshall itu menjalankan tambang timah di Bangka Belitung
Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: Dedy Qurniawan
BANGKAPOS.COM - Ingat Hercules, mantan preman Tanah Abang Jakarta?
Kini pria yang memiliki nama asli Rosario de Marshall itu menjalankan tambang timah di Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Ia bisa disebut sebagai orang yang menjalankan CV Timor Ramelau.
Perusahaan ini disebut sebagai mitra PT Timah.
Dalam waktu dekat, CV Timor Ramelau akan mengoperasikan sebanyak 20 ponton isap produksi (PIP) (semacam alat tambang timah) dan akan beraktivitas di perairan Laut Merbau, Temayang Kelurahan Tanjung Ketapang dan Desa Rias, Toboali, Bangka Selatan.
Hercules hadir pada acara sosialisasi rencana penambangan di aula Kantor Pengawasan Produksi (Wasprod) PT Timah Bangka Selatan, Selasa (17/5/2022) kemarin.
Dia mengklaim, masyarakat sekitar perairan Merbau Temayang dan Desa Rias sudah setuju dengan rencana aktivitas tambang laut mereka.
"Mudah-mudahan minggu-minggu ini sudah berjalan, " kata Hercules diwawancarai Bangkapos.com di halaman Kantor Wasprod Timah Basel.
Baca juga: Gubernur DKI Angkat Hercules Jadi Tenaga Ahli PPJ, Ini Rekam Jejak Eks Legendaris Tanah Abang
Hercules mengatakan, lokasi tambang mereka adalah milik PT Timah selaku pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP).
"CV Timor Ramelau diberikan kepercayaan oleh PT Timah untuk melakukan penambangan di sana," ujarnya.
Hercules menjelaskan, hasil penambangan akan dijual ke PT Timah.
"Masyarakat mendukung. Mengenai masyarakat yang terdampak secara langsung oleh aktivitas tambang itu akan diberikan kompensasi," ujarnya.
Kompensasi yang akan diberikan kepada masyarakat berupa sebesar Rp11.000 yang terdiri dari Rp6.000 per kilogram untuk lingkungan masyarakat Merbau dan Temayang dan Rp5.000 per kilogram untuk lingkungan masyarakat Rias.
Kompensasi itu diberikan setiap dua minggu sekali per kepala keluarga secara tunai.
Urusan kompensasi ini akan dikelola Forum Peduli Merbau Bersatu dan Rias Bersatu.
Selain itu, ada pula Rp2,5 juta per bulan untuk nelayan Merbau dan Temayang, serta Rp150 ribu per hari untuk panitia pengawas PIP.
"Kalau masyarakat yang tidak setuju, tidak ada kompensasi," ucapnya.
Sementara itu, Ketua Forum Merbau Bersatu Syarifudin mengatakan, masyarakat mendukung siapapun perusahaan yang ingin berkerja di daerah mereka asalkan kompensasi untuk masyarakat jelas.
"Silakan siapapun asalkan kompensasi jelas. Kalau ada masyarakat di Merbau yang menolak terserah mereka yang penting wilayah kami.
Kami yang ngaturnya. Kalau wilayah mereka silakan atur sendiri.
Untuk panitia kepengurusan masyarakat setempat," ujar pria yang juga menjabat sebagai Ketua RT 03 RW 06, Merbau, Kelurahan Tanjung Ketapang ini.
Sosok Hercules
Hercules dikenal sebagai mantan preman sekaligus "penguasa" Tanah Abang.
Melansir kompas.com, Hercules disebut sudah lama absen dari dunia preman, tepatnya usai menerima vonis 8 bulan atas kasus penguasaan lahan pada Maret 2019.

Selepas itu ia diketahui memulai peruntungannya di dunia bisnis.
Perjalanan hidup Hercules dari malang melintang di dunia preman hingga menjadi pebisnis sangat panjang.
Adapun sebelum hidup di Jakarta, Hercules tinggal di Timor Timur.
Di sana, ia banyak bekerja sebagai tenaga bantuan untuk operasi militer TNI.
Ia terbang ke Jakarta untuk menyembuhkan luka di tangan.
Saat itu Hercules dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta Pusat.
Tangan yang terluka tersebut ternyata harus diamputasi.
Merasa tidak tahan dirawat di RSPAD, Hercules akhirnya kabur dan hidup menjadi gelandangan di Tanah Abang.
"Saya mau mandiri. Tiba di Tanah Abang, saya tinggal di kolong jembatan," kata Hercules dikutip dari buku Kick Andy Kumpulan Kisah Inspiratif yang dilansir kompas.com.
Baca juga: Kisah Hercules, Preman Tanah Abang yang Kini Bertobat, Pernah Ditembak dan Dikeroyok 100 Orang
Kehidupan preman pun dimulai.
Hercules awalnya tidak disegani dan sering dilawan oleh preman lain. Karena hal itulah ia selalu membawa golok panjang.
"Daripada dibunuh, lebih baik saya bunuh duluan," kata Hercules.
"Bahkan waktu itu, setiap malam saya tidur dengan golok selalu siap di tangan.
Kondisi waktu itu sangat rawan. Lengah sedikit, lawan akan menyerang," lanjutnya.
Hercules dan kelompoknya pun malang melintang di kawasan Tanah Abang sejak 1980-an. Pria berambut ikal ini sering kali lolos dari maut.
Ia disegani banyak orang karena keberaniannya yang besar.
Dalam acara Kick Andy tahun 2007, Hercules mengaku pernah dibacok sebanyak 16 kali.
Meski begitu, ia tetap selamat.
Separuh dari tangan kanan Hercules, yakni dari bagian siku ke bawah, menggunakan tangan palsu.
Bukan hanya tangannya yang palsu, satu dari dua bola matanya juga buatan manusia.
Hercules pernah ditembak di bagian mata dan pelurunya pun tembus ke belakang kepala.
Karena rentetan kejadian tersebut Hercules dijuluki sebagai sosok preman yang tidak bisa mati.
Pensiun jadi preman, Hercules kemudian meninggalkan dunia hitam yang pernah membesarkan namanya, tepatnya usai menerima vonis 8 bulan penjara atas kasus penguasaan lahan.
Ia kemudian mencoba menata hidupnya sekeluar dari penjara dengan memulai berwirausaha.
Di antara bisnis yang ia jalani adalah bisnis perikanan di Muara Baru, Jakarta Utara.
Hercules kini disebut telah berubah menjadi lebih baik dan makin disegani oleh banyak orang.
(bangkapos.com/Yuranda/kompas.com)