Usai Gorden, Proyek Pengecatan Dome Gedung DPR Tuai Kontroversi, Tak Urgen Tapi Anggaran Fantastis
Sama seperti kasus gorden yang anggarannya menyentuh miliaran, pengecatan dome ini membutuhkan dana hingga Rp4,5 miliar
Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: Dedy Qurniawan
BANGKAPOS.COM- Usai rencana proyek pengadaan gorden rumah dinas anggota DPR yang sempat mengegerkan lantaran anggarannya begitu fantastis, kini proyek pekerjaan DPR kembali menuai kontrorversi.
Proyek pengadaan tersebut adalah untuk pengecatan dome atau kubah Gedung Nusantara atau Gedung Kura-kura DPR RI.
Sama seperti kasus gorden yang anggarannya menyentuh miliaran, pengecatan dome ini membutuhkan dana hingga Rp4,5 miliar.
Proyek yang tak dinilai mendesak itu mengagetkan karena anggaran yang diperlukan bukanlah sedikit.
Dilihat dari situs LPSE DPR, nilai pagu paket proyek ini sebesar Rp 4.560.000.000.
Sedangkan nilai HPS paket sebesar Rp 4.501.240.786,80.
Pada situs LPSE DPR tercantum, tender sudah masuk pada tahap pengumuman pascakualifikasi yang digelar 12-19 Mei 2022.
Baca juga: PDI Perjuangan Tak Beri Sanksi Anggotanya yang Kedapatan Tonton Video Mesum Saat Rapat di DPR
Melansir dari Kompas.com Indra Iskandar menjelaskan, proyek ini bukan hanya untuk pengecatan dome gedung, melainkan juga waterproofing (pengedapan air) Gedung Nusantara.
Waterproofing diperlukan sebagai bagian dari perawatan gedung. "Waterproofing terhadap dome Gedung Nusantara atau Gedung Kura-Kura yang kita kenal itu pada tahun 2015 terakhir.
Nah, saat ini banyak bagian-bagian itu karena itu adalah bangunan heritage (sejarah) yang harus kita rawat," jelas Indra di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (17/5/2022).
Indra menuturkan, dome gedung DPR itu kini sudah banyak bagian yang mengelupas.
Oleh karenanya, perlu dilakukan perawatan agar tidak menimbulkan keretakan pada bagian-bagian tersebut. "Termasuk di dalamnya jamur yang itu masuk ke dalam struktur beton tersebut, sehingga kita melakukan kembali waterproofing," kata dia.
Indra mengeklaim, proyek ini diperlukan sebagai bagian dari persiapan DPR menerima tamu kenegaraan, utamanya menjelang pergelaran P20 atau pertemuan parlemen dunia di Tanah Air.
"Persiapan acara kenegaraan yang akan dilaksanakan pada 6 Agustus itu nota APBN pemerintah presiden, kemudian tanggal 5-6 Oktober itu akan ada pertemuan P20 yang dihadiri 20 kepala parlemen dunia plus undangan 20 kepala parlemen dunia. Sekitar 40 ketua parlemen dunia pada 5-6 Oktober," jelasnya.
Baca juga: Begini Kronologi Ade Armando Dikeroyok Hingga Babak Belur Saat Demo di Gedung DPR RI
Anggaran pengaspalan
Sementara itu pengaspalan Rp11 miliar Pada akhir Maret 2022, publik mengetahui bahwa DPR tengah menganggarkan pengaspalan jalan di area Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Dikutip dari situs Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SIRUP) Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), pengadaan pelapisan aspal hotmix area di Kompleks DPR RI pagunya mencapai Rp 11 miliar yang bersumber dari APBN.
Sekretaris Jenderal DPR Indra Iskandar menjelaskan, rencana pengaspalan ini merupakan bagian dari persiapan DPR menjelang pertemuan parlemen negara G20 atau P20 pada awal Oktober 2022.
Selain pelapisan aspal, pintu gerbang hingga jalan-jalan di Kompleks DPR juga akan dirapikan untuk menyambut puluhan ketua parlemen dunia yang akan hadir di pertemuan P20.
"Pada awal Oktober itu akan hadir sekitar 40 ketua parlemen dunia hadir di sini. Untuk mempersiapkan ke sana, tentu kami akan merapikan semua tampilan-tampilan DPR mulai dari pintu gerbang, taman, dan semua jalan-jalan," kata Indra dalam konferensi pers di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (28/3/2022).
Indra menyebutkan, banyak bidang jalan yang harus diaspal karena cukup banyak yang sudah tergerus, berlubang, serta tergenang air saat hujan. Luas bidang jalan yang akan diaspal yakni 85.300 meter persegi dengan penggunaan aspal sebanyak 7.100 ton.
"Karena acara pertemuan parlemen-parlemen dunia tersebut di DPR dilakukan pada awal Oktober, kami akan selesaikan semua perapian-perapian infrastruktur itu sebelum Juli," kata Indra.
(Bangkapos.com/Vigestha Repit)