MUI Tolak Keras Acara Gala Dinner Miyabi di Indonesia: Nggak Ada Manfaat
MUI menyebut ala dinner itu tidak bermanfaat lantaran tak akan meningkatkan pariwisatanya apalagi pendidikan
Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: Evan Saputra
BANGKAPOS.COM- Rencana kedatangan pemeran film dewasa Miyabi ke Indonesia dan melakukan gala dinner ditolak oleh sejumlah pihak, termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI).
MUI menyebut acara 'Gala Dinner' bareng Miyabi tidak bermanfaat.
Karena itu MUI akan meminta kepada Pemprov DKI Jakarta untuk meninjau ulang acara tersebut.
"Gala dinner itu tidak akan meningkatkan pariwisatanya apalagi pendidikan. Enggak bermanfaat," ujar Ketua Bidang Infokom MUI DKI Jakarta Faiz Rafdi.
Status Maria Ozawa atau Miyabi yang masih menyandang gelar bintang film dewasa kata Faiz menjadi masalahnya.
Kata dia andai gelar artis film dewasa sudah dicabut atau dihilangkan kedatangan Miyabi ke Jakarta sah-sah saja.
"Kecuali misalnya dia menunjukkan taubatnya dan perubahannya. Dia mengecam apa yang pernah dia lakukan," kata dia.
Setali tiga uang dengan MUI, Novel Bakmumin juga menolak keras acara Gala Dinner tersebut.
Wasekjen Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) itu mengatakan mengundang Miyabi sama saja dengan mempromosikan kemaksiatan.
Tak cuma itu, gala dinner tersebut dinilainya sangat bertolak belakang dengan agama dan Pancasila.
"Mengundang Miyabi mengadakan acara khusus dengan mengundang untuk khalayak umum adalah promosi kemaksiatan dan kebejatan yang sangat jauh dari nilai-nilai agama dan Pancasila, serta budaya dan adat manapun," kata Novel melansir dari Tribunnews, Kamis (20/5/2022).
Baca juga: Ciri-Ciri Orang Meninggal Husnul Khotimah, Begini Penjelasan Ustaz Abdul Somad
Baca juga: Masih Berani Bergosip? Simak Penjelasan Ustadz Khalid Basalamah Tetang Bahaya dan Dosanya
Selain menolak, Novel mengutuk keras atas eksploitasi bintang film dewasa melalui acara gala dinner tersebut.
Dia menilai, mengundang artis film dewasa seperti Miyabi dapat menimbulkan kegaduhan.
"Ini bisa menghancurkan nilai-nilai agama dan Pancasila, dan itu jelas tujuan liberalisme gaya baru," katanya.
Novel menilai mempertontonkan bintang film dewasa pada anak bangsa dapat menggeser akhlak dan moral anak muda.