Leisure

Mengintip Sejarah dan Fungsi Menara Tanjungkalian Muntok, Bikin Pengunjung Berdecak Kagum  

Mentari sore itu hampir lenyap di ufuk barat. Sementara itu terlihat rombongan pengunjung Pantai Tanjungkalian, baru bersandar di parkiran Pantai Tanj

Penulis: Yuranda |
bangkapos.com
Menara Suar atau Mercusuar Tanjungkalian Muntok di Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.(Bangkapos.com/Yuranda) 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Mentari sore itu hampir lenyap di ufuk barat. Sementara itu terlihat rombongan pengunjung Pantai Tanjungkalian, baru bersandar di parkiran Pantai Tanjungkalian, Muntok, Bangka Barat.

Terlihat rombongan itu menuju pintu masuk menara mercusuar ini. Sorak-sorai anak-anak kecil di rombongan itu pun terdengar. "Aku mau naik ke atas menara ini," kata sang bocah, Selasa (7/6/2022).

Mereka rupanya datang dari Kabupaten Bangka, tepatnya dari Kecamatan Belinyu. Mereka sengaja datang ke Tanjungkalian lantaran penasaran belum pernah naik ke mercusuar tersebut.

"Setelah sampai letih yang tadi terbayarkan. Awalnya takut dan gemetaran, lumaian juga ya capeknya," ujar Tami (25), satu di antara rombongan ini seraya tersenyum.

Di atas sana ceritanya langsung bisa melihat kapal-kapal yang ada di tengah laut. Dari atas menara pula mereka dapat melihat permukaan pelabuhan.

"Kecil kalau kita lihat orang di bawah, ya bisa lihat kapal di tengah laut dan pelabuhan, kata penjaganya menara ini sudah lama dibangun," kata dia.


Menara atau Mercusuar masih tampak megah. Menara yang dicat warna merah di bagian atas dan putih di bagian bawahnya memiliki ketinggian 56 meter, dibangun pada Masa Kolonial Belanda Tahun 1862.

Mengulas kembali, pada Era Pemerintahan Kolonial Hindia Belanda Tahun 1850-1860, dibangunlah sebuah menara suar yang tidak terlalu tinggi dan terbuat dari kerangka besi di Tanjungkalian. Di mana sebelumnya sudah pernah dirancang oleh arsitek dari Inggris.

Tanjungke=alian dipilih sebagai lokasi menara suar karena berada di tepi barat Pulau Bangka dan menghadap ke Kuala Sungsang, sehingga mudah dilihat dari berbagai arah.

Pada Tahun 1862, Banka Tin Winningbedrift (BTW), sebuah perusahaan tambang timah milik Belanda, mengganti kerangka besi menara suar menggunakan desain yang baru, lebih tinggi, kokoh dan permanen.

Menara suar berbentuk lingkaran yang semakin ke atas semakin mengecil dengan jendela berdaun ganda di sekeliling dinding bawahnya.

Ketinggian menara suar lebih kurang 56 meter, terdiri atas 199 anak tangga, rincian 162 anak tangga batu, 28 anak tangga kayu dan 9 anak tangga besi.

Pancaran sinar lampunya mencapai radius 25 mil dan berputar ulang setiap 10 detik dalamperiode 0,2 terang dan 4,8 gelap. Sehingga dapat memandu kapal-kapal keluar-masuk Selat Bangka.

Bangunan ini menjadi landmark kawasan dan simbol navigasi utama bagi pelayaran yang melalui Selat Bangka.

Saat ini bangunan Mercu Suar Tanjung Kelian ini dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.

"Dibangun Tahun 1862 oleh Belanda. Fungsi untuk rambut atau navigasi lalu lintas pelayaran laut di Selat Bangka," kata Pemerhati Sejarah Muntok Bangka Barat, Bambang Haryo Suseno kepada Bangkapos.com , Selasa (7/6/2022).

Sebelum zaman penjajahan Belanda, Selat Bangka merupakan jalur pelayaran terbesar, wilayah Indonesia termasuk jalur rempah-rempah. Fungsi Menara itu sendiri digunakan untuk memantau aktivitas di perairan di Selat Bangka.

Tak jauh dari mercusuar atau menara suar tepatnya di depan Tanjungkalian, terdapat bangkai Kapal Stom Ship Van Der Parra. Kapal tersebut sengaja ditenggelamkan lantaran sudah tidak layak operasional di masa itu.

"Van Der Parra ini merupakan kapal dagang yang sengaja dikaramkan tidak layak lagi di beroperasi. Dikaramkan pada Tahun 1939," jelasnya.

Kapal tersebut sengaja ditenggelamkan di Perairan Muntok, setelah dikaramkan kapal tersebut ditarik ke pinggir pantai untuk menahan abrasi pantai.

"Kapal Van Der Parra bukan kasus Jepang mengebom pesawat Australia, itu bukan. Kalau kapal dari Australia yang dibom jepang kejadian Febuari 1942," ujarnya.

Tanjungkalian merupakan tempat yang penting karena berada di paling Barat Pulau Bangka.

Masih menurut Bambang, Tanjungkalian sudah dikenal orang jauh sebelumnya masa penjajahan Belanda.

Sehingga penamaan Tanjungkalian adalah nama yang diambil dari kalimat pendirian kota Muntok. Kalimat itu berbunyi sudah didapat tempat tertentu di depan Muara Sumsang dekat Tanjung yang keliatan makanya dinamakan Tanjungkalian.

"Tanjungkalian itu tempat bersejarah karena tempat dibangunkan Kota Muntok. Karena untuk menuju mentok dari arah atas baik dari Palembang maupun Selat Malaka di atas itu pasti ketemunya Tanjungkalian," jelasnya.

Sebelum dibangun menara mercusuar, Tanjungkalian semenanjung yang menjorok ke laut di ujung Barat Pulau Bangka. Makanya, Tanjungkalian dan Menumbing identitas membuat orang mengenali Pulau Bangka di arah Barat. Saat mereka berlayar. "Kalau dari arah utara patokan Bukit Menumbang," katanya. (Bangkapos.com/Yuranda)

 

Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved