Cerita Mehran Karimi Nasseri, Pria Iran yang Terjebak di Bandara Selama 16 Tahun Hingga Jadi Gila
Bangku merah yang panjangnya sekitar 8 kaki di bandara Internasional Charles de Gaulle jadi "jangkar" hidup Mehran Karimi Nasseri selama 16 tahun.
Penulis: Nur Ramadhaningtyas | Editor: Teddy Malaka
Hari demi hari hingga berganti tahun, kehidupan Alfred mulai diangkat secara internasional untuk mewawancarainya.
Warga biasa mengiriminya surat yang menyemangatinya.
Yang terjadi pada Alfred juga menarik perhatian pengacara hak asasi manusia Prancis Christian Bourguet.
Bourguet pun berupaya keras untuk menjadi pengacara lama Alfred.
Jika Belgia dapat dibujuk untuk mengeluarkan dokumen baru, Alfred sekali lagi dapat diidentifikasi sebagai seseorang warga.
Tetapi Belgia hanya bisa menerbitkan kembali dokumen-dokumen itu jika Nasseri datang sendiri.
Dan masalahnya ada dua: dia tidak bisa bepergian untuk mendapatkan dokumen tanpa memiliki dokumen; dan hukum Belgia menyatakan bahwa seorang pengungsi yang meninggalkan negara itu setelah diterima tidak dapat kembali.
Baca juga: Pensiunan Prajurit Menang Lotre 4 Angka, Kini Sedih Uangnya Dibawa Keponakan
Akhirnya pada tahun 1999, pemerintah Belgia setuju untuk mengirim surat-surat Alfred melalui pos dan otoritas Prancis memberinya izin tinggal.
Tapi Bargain mengatakan Alfred “tidak senang. Dia bilang dia pikir surat-surat itu palsu.”
Nasseri mengatakan bahwa kembali di Heathrow pada tahun 1981, ia diberi kertas dengan nama Sir Alfred Mehran dan berkebangsaan Inggris.
Nama di kertas yang diterimanya pada 1999 tertulis nama aslinya, Mehran Karimi Nasseri, dan mencantumkannya sebagai orang Iran.
Tawar-menawar mengatakan bahwa Bourguet, pengacara "yang telah menghabiskan 10 tahun mencoba membantunya, hampir tersedak."
Baca juga: Ternyata Ini Alasan Kenapa Istri Tak Boleh Ajak Suami Bicara Saat Berhubungan, Kata dr Aisah Dahlan
Cukup menandatangani surat-surat dan kemudian namanya diubah secara hukum setelah itu mungkin tampak seperti solusi yang masuk akal.
Namun ternyata, tinggal di bandara selama 18 tahun dapat menimbulkan dampak psikologis yang aneh bagi seseorang.
Dalam sebuah wawancara tahun 2003 dengan GQ , Bourguet mengatakan mungkin Alfred sudah gila sekarang.
Bourguet mengatakan bahwa Alfred "cukup jernih dalam menceritakan kisahnya, tetapi seiring waktu ia menjadi 'bebas dari logika', dan karenanya ceritanya terus berubah."
Suatu kali Alfred mengatakan dia orang Swedia, dan Bourguet bertanya bagaimana dia bisa dari Swedia ke Iran.
Alfred menjawab, “Kapal selam.”
(Bangkapos.com/Nur Ramadhaningtyas)