Pilpres 2024
3 Kandidat Capres Terkuat di Pilpres 2024, Ganjar Kalah Jika Head To Head dengan Prabowo
Lembaga survei Poltracking Indonesia kembali mengeluarkan hasil survei internalnya menjelang pertarungan Pemilu 2024.
BANGKAPOS.COM, JAKARTA - Nama Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan menempati posisi teratas hasil survei kandidat calon presiden di Pilpres 2024.
Hasil simulasi Poltracking Indonesia, jika ada tiga capres, Ganjar mengungguli Prabowo dan Anies.
Ganjar juga unggul jika hanya dua capres atau head to head dengan Anies.
Namun, Ganjar akan kalah jika head to head dengan Prabowo.
Prabowo juga akan memenangi pilpres jika hanya bertarung melawan Anies.
Baca juga: JADWAL Lengkap Pemilu 2024 dan Pilpres Jika Terjadi Dua Putaran
Lembaga survei Poltracking Indonesia kembali mengeluarkan hasil survei internalnya menjelang pertarungan Pemilu 2024.
Dalam survei bertajuk 'Proyeksi Kandidat Kuat Kandidasi Pilpres 2024' tersebut, Poltracking menyatakan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menempati posisi elektabilitas paling atas dengan beberapa simulasi pemilihan.
Direktur Eksekutif Poltracking Hanta Yuda membeberkan, pada simulasi 10 nama calon presiden, Ganjar mendapati perolehan suara 26,9 persen mengungguli Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Agus Harimurti Yudhoyono hingga Puan Maharani.
"Dalam simulasi surat suara 10 nama calon presiden Indonesia, Ganjar Pranowo memperoleh angka elektabilitas 26,9 persen," kata Yuda saat menyampaikan hasil surveinya, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (9/6/2022).
Selanjutnya, di posisi kedua untuk simulasi 10 nama ini, ditempati Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dengan perolehan 22,5 persen, disusul Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 16,8 persen serta Agus Harimurti Yudhoyono 3,6 persen.
Sedangkan terdapat tiga nama terbawah pejabat yang hanya mendapatkan perolehan 2,0 persen ke bawah.
Mereka adalah Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa 2,0 persen, selanjutnya Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dengan perolehan 1,8 persen. dan terakhir Ketua DPR RI Puan Maharani 1,2 persen.
Tak hanya melalui simulasi 10 nama, dari hasil simulasi tiga nama calon presiden, Ganjar kembali unggul sebagai pejabat dengan elektabilitas tertinggi.
Ganjar memperoleh suara 30,6 persen mengungguli Prabowo dan Anies.
"Dalam simulasi tiga nama calon presiden Indonesia, Ganjar memperoleh angka elektabilitas 30,6 persen ungguli Prabowo dan Anies," ucap Yuda.
Baca juga: Reaksi Ridwan Kamil Setelah Dapat Kabar Eril Ditemukan: Sungguh Tuhanku, Kami Tenang Sekarang
Sedangkan di posisi kedua ditempati kembali oleh Prabowo dengan perolehan 26,8 persen dan Anies 19,8 persen.
Dengan adanya hasil dua simulasi tersebut, Yuda menyatakan, tiga nama tersebut merupakan kandidat capres terkuat untuk saat ini.
Di sisi lain jika Pilpres hanya diikuti dua calon, maka Prabowo disebut lebih unggul. Jika menghadapi Ganjar, Prabowo unggul head to head dengan perolehan suara 33,4 persen.
Sedangkan Ganjar terpaut sedikit yakni dengan angka 32,5 persen. Selanjutnya, jika Prabowo melawan Anies, maka mantan Pangkostrad itu mendapatkan hasil suara 36,0 persen.
Sedangkan Anies mendapati perolehan cukup jauh dibawah Prabowo yakni 20,8 persen.
Untuk hasil lain jika Ganjar head to head dengan Anies, hasilnya Ganjar lebih unggul dengan perolehan suara 33,8 persen. Sementara Anies Baswedan mendapati perolehan suara 25, 2 persen.
Kandidat Cawapres terkuat
Dalam surveinya Poltracking juga melakukan simulasi dengan memadukan nama tiga capres yang diunggulkan, yakni Ganjar, Prabowo, dan Anies, dengan pasangan cawapres.
Hasilnya, pasangan Ganjar dengan dan Menteri BUMN Erick Thohir memiliki elektabilitas sebagai capres-cawapres paling tinggi dibanding pasangan lainnya.
Berdasarkan hasil survei Poltracking, pasangan Ganjar-Erick memiliki elektabilitas 27,6 persen, mengungguli pasangan Prabowo Subianto-Puan Maharani dengan elektabilitas sebesar 20,7 persen. "Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono 17,9 persen," kata Yuda.
Baca juga: Masih Ada Peluang Jika Honorer Tidak Lulus Seleksi CPNS dan PPPK
Poltracking Indonesia juga membuat kombinasi pasangan lain. Hasilnya, Ganjar Pranowo-Sandiaga Uno memiliki elektabilitas tertinggi dengan 26,7 persen.
Diikuti Prabowo-Erick meraih angka 22,5 persen, dan Anies-Puan meraih angka 12,2 persen.
Survei Poltracking ini digelar sepanjang 16-22 Mei 2022 dan melibatkan 1.220 orang sebagai responden.
Metode yang digunakan adalah multistage random sampling dengan margin of error nya kurang lebih 2,9 persen. Sedangkan pengumpulan data, kata Hanta, dilakukan dengan cara wawancara langsung atau tatap muka.
Dalam kesimpulan surveinya Yuda juga memberikan analasisnya terkait adanya sosok berpengaruh besar atau Kingmaker dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Yuda menyebut berdasarkan kondisi peta politik yang diamatinya saat ini, termasuk sudah mulai terbentuknya koalisi-koalisi hingga pertemuan para petinggi partai politik, maka kata dia, akan terbentuk tiga poros capres-cawapres untuk pilpres mendatang.
Adapun poros pertama yakni PDIP karena memiliki presidential threshold (PT) tertinggi lebih dari 20 persen sehingga kata dia bisa mencalonkan sendiri.
"Jadi kalau PDIP ternyata hanya sendiri atau berdua dua koalisi saja kemungkinan potensinya kita 3 poros," ucap Yuda.
Poros kedua kata Yuda yakni Koalisi bentukan dari Partai Golkar, PAN, PPP yakni Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Selanjutnya, poros dari hasil pertemuan antara Ketua Mahkamah Kehormatan Partai (MKP) Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh.
"Itu juga membuat potensi membuat 1 poros yaitu terdiri dari, NasDem, Demokrat, PKS dan PDIP nanti sendiri," ucap Yuda.
Dari ketiga poros itu kata dia, ada beberapa sosok yang dinilainya mempunyai kendali besar atas pengusungan capres-cawapres nantinya.
Baca juga: Usai Kasus Video Panas Gisel, Peramal Ini Sebut Video Perselingkuhan Artis Berinisal R Bakalan Heboh
Paling anyar, Yuda menyebut nama Presiden Joko Widodo yang diduga menjadi Kingmaker bagi Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) besutan Partai Golkar, PAN dan PPP.
"Saya bicara analisis Kingmaker. KIB itu Kingmakernya potensi besarnya adalah pak Jokowi di belakangnya. Karena kita tahu Golkar, PAN, dan PPP adalah partai-partai yang cukup dekat pada pak Jokowi sekarang ini dibandingkan partai-partai lain," kata
Kemudian untuk poros dari PDIP yang akan menjadi Queenmaker yakni sang ketua umum sekaligus mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputri.
"Queen maker nya? Yang jelas ada bu Mega kalau terjadi (PDIP maju sendiri), jadi keliatan ya bu Mega, dan pak Jokowi (Kingmakernya)," ucap dia.
Yuda juga menyebut ada sosok Kingmaker lain yang diduga akan muncul dari hasil pertemuan antara Partai Demokrat dengan Partai NasDem.
Adapun sosok yang dimaksud yakni, SBY, Surya Paloh dan mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla.
"Satu lagi siapa Kingmakernya? yang berpotensi menjadi Kingmaker di sini adalah yang kemarin bertemu baru-baru ini, yaitu pak SBY, Surya Paloh, dan JK. JK adalah orang dekatnya Anies Baswedan," tutur dia.
Kendati begitu, kondisi terkait dengan peta politik ini kata Yuda masih dinamis dan bisa berubah mengingat kontestasi Pemilu masih sekitar 20 bulan lagi.
"Nah dugaan saya kalau PDIP 1 poros sendiri, akan 3 poros nanti terjadi, 3 poros mungkin potensinya akan berlangsung 2 putaran," tukas dia. (tribun network/riz/dod)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Analisa Soal Tiga ’King Maker’ Jadi Penentu Capres-Cawapres 2024, Jokowi Diprediksi Ada di Kubu KIB