Kasus Covid-19 Naik Lagi, Waspada Varian Baru Omicron B.4 dan B.5, Ini Gejalanya

Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 masuk ke Indonesia pada akhir Mei dan baru terdeteksi pada Kamis (9/6/2022).

Penulis: Nur Ramadhaningtyas | Editor: Teddy Malaka
Pixabay
Ilustrasi virus corona 

BANGKAPOS.COM - Covid-19 masih menjadi momok yang sampai saat ini masih menghantui masyarakat.

Usai beberapa bulan melandai, kini dikabarkan sejumlah kasus baru bermunculan.

Dilansir Kompas, pemerintah telah mengonfirmasi subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5 telah masuk di Indonesia.

Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 masuk ke Indonesia pada akhir Mei dan baru terdeteksi pada Kamis (9/6/2022).

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan jika sebanyak 4 kasus Covid-19 dari penularan subvarian tersebut ditemukan di Bali.

Menkes Budi Gunadi Sadikin mengimbau masyarakat agar tidak panik, tetapi tetap mewaspadai perkembangan subvarian tersebut.

"Tidak usah panik karena pasti masuk ke kita (BA.4 dan BA.5).

Di Singapura sudah masuk, tapi kita tetap pertama (vaksinasi) booster itu harus, kedua di ruangan padat masker pakai," kata Budi dikutip dari Kompas.com, Jumat (10/6/2022).

Kasus Omicron subvarian BA.4 dan BA.5 didominasi oleh penularan yang tidak bergejala.

Karena subvarian BA.4 dan BA.5 dapat bersikulasi menginfeksi orang yang sudah divaksinasi. 

Kelompok orang yang paling rentan terdampak subvarian baru ini adalah kelompok rawan, seperti lansia dan komorbid yang cakupan dosis ketiganya masih rendah.

Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Nasional, Brigjen TNI Purn dr Alexander K Ginting Sp.P(K) menyebutkan, gejala yang ditimbulkan oleh Omicron BA.4 dan BA.5 merupakan gejala klinis ringan bagi mereka yang sudah mendapatkan vaksinasi.

"Bagi yang sudah vaksinasi lengkap klinis ringan, flu ringan, panas dingin ringan," tuturnya melansir Kompas.com.

Adapun gejala yang ditemukan pada kasus konfirmasi di Bali, Syahril mengatakan bahwa ada pasien tidak bergejala dan yang bergejala ringan.

"Kondisi klinis WNI yang terpapar BA.4 tidak bergejala. Sementara, 2 WNA juga tidak mengalami gejala dan 1 WNA mengalami gejala ringan," tutur Syahril.

Satu pasien yang bergejala ringan tersebut mengalami sakit tenggorokan.

Kendati demikian, Syahril mengatakan bahwa seluruh pasien tersebut sudah mendapatkan vasinasi Covid-19.

"Mereka rata-rata sudah divaksin bahkan sudah ada empat kali vaksin," imbuhnya.

Kasus subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 ini pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan pada awal tahun ini dan kini telah menjadi varian dominan di negara tersebut.

Artinya, varian ini telah melampaui subbarian lainnya seperti BA.1, BA.2, dan menggeser wabah Covid-19 yang pertama kali menyebar.

Menurutnya, temuan kasus konfirmasi Omicron A.4 dan BA.5 ini menunjukkan bahwa penularan masih terjadi di masyarakat. Hal ini perlu disadari di tengah pelonggaran aturan mulai diberikan.

Mobilitas masyarakat menjadi faktor penyebab masuknya subvarian baru itu ke Indonesia.

(Bangkapos.com/Nur Ramadhaningtyas)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved