Jadi Profesi Idaman Para Mertua, Inilah Gambaran Gaji Dokter PNS dan Swasta di Indonesia
Pertanyaannya, apakah gaji yang didapatkan seorang dokter sebanding dengan biaya yang harus dikeluarkan selama pendidikan?
Penulis: Iwan Satriawan CC | Editor: Iwan Satriawan
BANGKAPOS.COM-Menjadi seorang dokter adalah salah satu cita-cita banyak anak-anak di Indonesia.
Sebagai profesi yang mulia dan punya prestise di masyarakat, kesejahteraan seorang dokter dianggap lebih menjanjikan.
Untuk menjadi seorang dokter, tentu prosesnya tidak mudah.
Salah satunya adalah dengan menempuh kuliah kedokteran.
Jurusan ini merupakan salah satu jurusan termahal.
Biaya yang harus dikeluarkan per semesternya bisa mencapai ratusan juta.
Belum lagi, pendidikan yang harus ditempuh lebih dari 4 tahun hingga bisa mengikuti sumpah profesi dokter.
Kalau ingin mengambil spesialis, berarti pendidikan yang ditempuh akan lebih lama lagi.
Pertanyaannya, apakah gaji yang didapatkan seorang dokter sebanding dengan biaya yang harus dikeluarkan selama pendidikan?
Gaji dokter di Indonesia

Dilansir dari kompas.com, pada 2019, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) waktu itu, Dr Daeng M Faqih mengatakan, pendapatan dokter yang ditugaskan di berbagai daerah masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.
Adapun dokter yang dimaksud adalah dokter umum dan merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan golongan III A, atau yang masa baktinya di bawah lima hingga 10 tahun.
Pendapatan dokter golongan III A memiliki gaji pokok sekitar Rp 2,4-2,7 juta dan ditambah jasa layanan dari kapitasi BPJS rata-rata sebesar Rp 500.000 sampai Rp 1 juta.
"Jadi total Rp 2,9 juta sampai Rp 3,2 juta atau sekitar Rp 3,4 juta sampai Rp 3,7 juta," ujarnya.
Kemudian, apabila tidak ada insentif dari pemerintah daerah, maka penghasilan dokter kurang dari Rp 3 juta.
Upah untuk dokter umum dengan dokter spesialis yang banyak ditemukan di perkotaan tentu saja berbeda.
Dokter spesialis memiliki penghasilan yang lebih tinggi, tapi jumlahnya pun tidak sebanyak dokter umum.
Penghasilan dokter sangat subyektif
Sementara itu, salah satu dokter anonim yang pernah bekerja di Jawa Tengah menganggap masalah penghasilan dokter sangat subyektif dan tidak dapat digeneralisasi.
"Bisa saya katakan, ada dokter yang mendapat jasa medis tidak sesuai dengan yang seharusnya. Terutama (dokter) yang bekerja di klinik pratama BPJS," kata dokter tersebut.
Menurutnya, secara umum gaji pokok hanya dimiliki oleh dokter yang bekerja di rumah sakit (RS), dan merupakan dokter full timer, atau setiap hari praktik di RS.
Berbeda halnya dengan dokter jaga di RS yang bekerja dengan 15-20 shift, akan dihitung sebagai dokter part timer dan tidak mendapat gaji pokok.
Adapun penghasilan dokter, katanya, berdasarkan dua hal yakni, jumlah pasien dan kebijakan RS atau klinik untuk jasa dokter per-pasien.
Ia menceritakan, dokter yang praktik di beberapa klinik di Jawa Tengah mendapat jasa Rp 3.000 untuk satu pasien yang datang.
"Ini saya temukan di tiga klinik berbeda," ujarnya.
Ia melanjutkan, setiap shift atau biasa dijuluki uang duduk rata-rata dokter akan mendapat Rp 80.000. Satu kali shift lamanya tujuh sampai sepuluh jam.
Gaji Dokter Umum Swasta
Dikutip dari laman renesia.com, dokter umum di rumah sakit swasta memiliki gaji rata-rata Rp 6 juta per bulannya.
Sedangkan rentang gaji dokter swasta mulai dari angka Rp 5 juta – Rp 8 juta.
Itu merupakan gaji dokter umum yang baru lulus. Nominalnya akan beda lagi untuk dokter umum yang sudah bertahun-tahun mengabdi.
Namun sayangnya, gaji dokter masih di bawah standar yang direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Indonesia, yaitu sebesar Rp 12.5 juta per bulan.
Dokter Spesialis
Gaji dokter swasta yang sudah mengambil pendidikan spesialis tentu berbeda dengan dokter umu.
Rentang gaji dokter spesialis mulai di angka Rp 20 juta sampai yang paling tinggi bisa menyentuh angka Rp 3 miliar per bulan.
Sebuah angka yang fantastis, bukan?
Dokter spesialis dengan gaji paling tinggi adalah dokter spesialis bedah.
Kita ambil contoh dokter bedah tumor.
Dalam sehari, seorang dokter spesialis bisa mengerjakan 1 operasi besar dan 1 operasi kecil.
Setiap satu operasi besar, seorang dokter bedah tumor bisa mendapatkan bayaran sekitar Rp 50 juta.
Sedangkan untuk satu operasi kecil, bayaran yang didapat sekitar Rp 10-15 juta.
Maka jangan heran kalau dokter bedah bisa mendapatkan penghasilan Rp 100 juta per harinya.
Untuk dokter non bedah, yang memiliki penghasilan paling tinggi adalah dokter spesialis jantung.
Gajinya bisa mencapai nominal Rp 100-300 juta per bulan. Nominalnya akan lebih tinggi jika kita berbicara mengenai dokter sub spesialis jantung.
Menggiurkan? Tentu saja. Namun gaji yang diterima oleh para dokter spesialis tersebut sebanding dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk pendidikan.
Tahu kan, berapa biaya per semester pendidikan dokter yang harus dikeluarkan?
Selain karena mahalnya biaya pendidikan dokter dan spesialisasi, penghasilan yang diterima seorang dokter juga sebanding dengan ilmu, pengorbanan, serta resiko yang dihadapi.