Disebut 'Jalur Maut', Inilah Kisah Mistis yang Dipercaya Warga di Ruas Jalan Kurau Timur-Pal 4
Sering terjadinya kecelakaan lalulintas yang menelan korban jiwa ini seolah menobatkan ruas jalan tersebut sebagai jalur 'maut'
Penulis: Iwan Satriawan CC | Editor: Iwan Satriawan
BANGKAPOS.COM-Ruas jalan antara Namang-Koba selama ini kerap terjadi kecelakaan maut yang menelan korban jiwa.
Bahkan hanya dalam sepekan terakhir, sudah tiga nyawa melayang di ruas jalan ini yang masuk wilayah Kabupaten Bangka Tengah ini.
Belum lagi kecelakaan lalulintas yang terajdi pada bulan-bulan sebelumnya.
Penyebab kecelakaan yang melibatkan kendaraan roda dua maupun roda empat inipun bermacam-macam.
Sering terjadinya kecelakaan lalulintas yang menelan korban jiwa ini seolah menobatkan ruas jalan tersebut sebagai jalur 'maut'.
Selain berbagai faktor, kecelakaan yang kerap terjadi tersebut bahkan dikaitkan dengan hal mistis.
Suparman (62) atau yang kerap disapa Mang Kian, Tokoh Masyarakat Dusun Pal Empat, Desa Penyak, sekaligus orang yang "dituakan" di kampung tersebut, Senin (4/7/2022) mengatakan, Ruas Jalan Desa Kurau Timur - Dusun Pal Empat sejak dulu dikenal sebagai "jalur maut".
 
"Saya dari Tahun 1988 tinggal di sini (Dusun Pal Empat - red), dan memang setiap tahun selalu ada orang yang kecelakaan dan meninggal dunia di sini," ucap Mang Kian ketika diwawancarai Bangkapos.com, siang tadi.
Namun insiden berdarah seperti itu tidak pernah terjadi di daerah pemukiman warga. "Kalau di daerah pemukiman malah tidak pernah, yang paling sering itu di antara Dusun Pal Empat - Desa Kurau Timur," jelasnya.
Padahal ia menilai, ruas jalan ini dalam kondisi bagus dan mulus bahkan sejak pertama kali ia tinggal di situ jalan terbilang baik..
"Dari dulu jalannya memang (bagus dan mulus -red) seperti ini, makanya kok bisa banyak orang yang kecelakaan di sini," sesalnya.
Dugaan Mang Kian, peristiwa kecelakaan yang terjadi di ruas jalan ini tidak terlepas pada hal-hal mistis. Percaya atau tidak, ada sesosok makhluk gaib yang kerap menampakkan diri di malam hari di kawasan tersebut.
Sosok tersebut kata Mang Kian, berbentuk seperti anjing berwarna hitam legam, mata berwarna merah mencolok namun berukuran besar layaknya seekor sapi.
"Beberapa warga di sini memang pernah mengaku melihat sosok tersebut. Mungkin itu sebagai pertanda atau pengingat agar para pengendara lebih berhati-hati dan waspada," katanya.
Kesaksian serupa juga turut disampaikan oleh Amir (72), Warga Desa Kurau Timur yang mengaku hampir setiap malam melewati jalur ini.
Kemunculan sosok anjing berukuran besar itu disertai aroma busuk, tercium jelas jika berkendara dalam kondisi pelan.
"Setiap malam kan saya selalu lewat situ, bahkan pulangnya kadang-kadang jam dua atau jam tiga malam. Jadi selain tercium bau busuk, deket lokasi tersebut hawanya juga bisanya lebih dingin dibanding dengan di lokasi lainnya," tambah Amir.
Dia menyarankan, jika memang sewaktu-waktu ada pengendara yang mengalami hal serupa seperti dirinya, alangkah lebih baiknya berdoa dan berkendara secara tenang serta tidak terburu-buru.
"Kalau ketemu yang seperti itu, tetap aja fokus berkendara, jangan melamun, enggak usah ngebut dan banyak-banyak istigfar," imbaunya.
Tidak Memenuhi Standar Minimal
Pengamat Transportasi sekaligus Dosen Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung (UBB), Ormuz Firdaus menyoroti kondisi ruas jalan kota Pangkalpinang-Koba yang dalam sepekan terakhir, terjadi empat kecelakaan lalu lintas terutama mulai dari Desa Namang sampai Desa Guntung.
Dia mengatakan ruas jalan Pangkalpinang-Koba merupakan jalan nasional dengan fungsi jalan kolektor primer dengan panjang jalan 21,8 km dari batas Kota Pangkalpinang-Namang dan 34,9 km ruas jalan Namang-Koba.
Mengacu pada UU Nomor 38 tahun 2004 tentang jalan, standar lebar badan jalan minimal 7 meter, dengan perkiraan bisa dilalui kendaraan dengan kecepatan diatas 40 km/jam.
"Namun secara eksisting, beberapa segmen ruas jalan masih ada yang memiliki lebar jalan 5,5 meter terutama pada daerah pemukiman, sehingga tidak memenuhi standar minimal lebar jalan. Ruas jalan ini terbagi menjadi 2 jalur 2 lajur terbagi 50 persen - 50 persen dengan pemisah jalan berupa garis putih putus-putus," jelas Ormuz, Senin (4/7/2022) kepada Bangkapos.com.
Berdasarkan hasil analisis perhitungan accident rate perkilometer, ruas jalan Pangkalpinang-Koba dikategorikan tingkat kecelakaan relatif sedang, namun beberapa lokasi diidentifikasikan sebagai titik rawan kecelakaan (black spot) dan wilayah rawan (black zone).
"Dari kecelakaan tersebut sebesar 67 persen dikarenakan faktor kelalaian pengemudi. Dengan lebar jalan yang relatif sempit (minimal 7 meter), faktor jalan pada ruas jalan ini menjadi faktor pengaruh juga sebagai penyebab kecelakaan, juga iketahui jarak pandang henti (Jh) di lapangan lebih kecil dari jarak pandang minimum yang ditentukan dan daerah kebebasan samping menunjukkan bahwa ketersediaan daerah kebebasan samping sebagai daerah kebebasan jarak pandang tidak memenuhi, maka setiap halangan seperti pohon sejauh 2-3,5 meter harus ditiadakan," jelasnya.
Menurutnya, dengan kondisi jalan yang baik, namun tanpa disadari lebar jalan yang relatif sempit ini, pengemudi cenderung untuk berkendara melebihi batas kecepatan (over speeding). Ini berhubungan dengan sikap (attitude) pengemudi.
"Untuk itu perlu dilakukan perbaikan terhadap ruas jalan sesuai dengan standar ruas jalan nasional dan standar laik jalan. Melakukan audit keselamatan jalan dengan ruas jalan yang lebih luas dan hasil audit keselamatan jalan dapat dijadikan dasar untuk melakukan langkah-langkah penanganan yang tepat, sehingga mampu mencegah, mengurangi kemungkinan terjadinya, serta mengurangi tingkat fatalitas korban kecelakaan lalu lintas," ungkap Ormuz.
Tidak hanya itu, yang lebih penting dengan meningkatkan budaya tertib aturan lalu lintas, untuk mewujudkan lalu lintas yang aman, selamat, tertib, lancar dan mampu diimplementasikan pada saat berlalu lintas.
Secara umum dia menjelaskan ada empat faktor utama penyebab kecelakaan lalu lintas yaitu faktor kesalahan manusia, hal ini berkaitan dengan perilaku pengemudi.
"Seperti contoh mengantuk, tidak fokus, kelelahan, belum lancar mengemudikan kendaraan, atau mengemudi secara ugal-ugalan yang mengabaikan keselamatan jalan. Bisa juga diakibatkan karena berkendara di bawah pengaruh obat-obatan, dalam kondisi mabuk atau perilaku mengemudi sambil melihat ponsel," lanjutnya.
Faktor kedua yaitu faktor kondisi jalan, misalnya jalan berlubang, tikungan terlampau tajam, lebar jalan tidak memenuhi standar, perlengkapan jalan tidak terpenuhi, hingga penerangan yang minim di malam hari.
Faktor ketiga yaitu kondisi kendaraan yang digunakan, misalnya, kondisi rem yang blong, kondisi kopling, kondisi tekanan pada ban, lampu kendaraan tidak berfungsi, atau karena bawaan kelebihan muatan.
Faktor keempat adalah faktor alam, seperti banjir, gempa bumi, kabut tebal, dan sebagainya. Kondisi alam yang sangat sering mempengaruhi kecelakaan lalu lintas adalah hujan deras. Akibatnya, jalanan menjadi basah, licin, dan memperpendek jarak pandang pengendara.
Daftar Kecelakaan
Catatan bangkapos.com, ecelakaan pertama dalam sebulan terakhir adalah terbaliknya sebuah truk pembawa besi di dekat Masjid Al-Qodar, Desa Jelutung, Namang, Bangka Tengah, Jumat (17/6/2022) sore.
Truk terbalik melintang di salah satu ruas jalan diduga karena truk tak kuat menanjak.
 
Akhirnya truk berjalan mundur dan sempat menabrak minibus Ertiga di belakangnya sebelum terbalik.
Tak ada korban jiwa dalam kejadian ini
Kecelakaan kedua adalah sejumlah kendaraan yang tergelincir di ruas jalan raya Desa Terentang, Koba, Bangka Tengah, Kamis (23/6/2022).
Kecelakaan ini diduga akibat tumpangan minyak solar.
Setidaknya, ada dua mobil yang tergelincir karena tumpahan minyak solar yang menggenang di badan jalan saat kondisi cuaca di Kecamatan Koba sedang hujan deras.
Satu di antaranya adalah mobil yang digunakan sebuah bank BUMN membawa uang Rp4 miliar.
Kecelakaan ketiga adalah yang melobatkan mobil tangki pengangkut minyak sawit dengan mobil Toyota Avanza terjadi di ruas jalan Desa Guntung, Kecamatan Koba, Bangka Tengah, Jumat (1/7/2022).
 
Peristiwa itu terjadi pukul sekitat pukul 12.10 WIB, saat terdengar khotbah Jumat di dekat masjid tak jauh dari TKP.
Ada lima penumpang di dalam mobil Avanza.
Akibat musibah itu, seorang penumpang perempuan dikabarkan meninggal dunia.
Terbaru, kecelakaan keempat dalam sebulan terakhir adalah yang terjadi di ruas Jalan Namang-Koba, tepatnya di Dusun Pal 4, Desa Penyak, Minggu (3/7/2022) sekira pukul 18.45 WIB.
Kecelakaan ini menewaskan dua pengendara sepeda motor dengan kondisi mengenaskan.
(Bangkapos.com/Riki Pratama/ Arya Bima/Cici Nasya Nita)


 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											