Berita Bangka Pos Hari Ini

Harga Cabai Rawit Kian Pedas, Di Pasar Pagi Pangkalpinang Tembus Rp175.000 Per Kilogram

Harga cabai rawit di Pasar Pagi Pangkalpinang kini menembus Rp175.000 per kilogram.

Penulis: Andini Dwi Hasanah | Editor: nurhayati
Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah
Pedagang cabai di Pasar Induk Tradisional Pangkalpinang. Harga cabai rawit di Pasar Pagi Pangkalpinang kini menembus Rp175.000 per kilogram. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA --  Harga sejumlah kebutuhan pokok masih melambung tinggi menjelang Hari Raya Iduladha 1443 Hijriah ini.

Mirisnya harga-harga kebutuhan pokok setiap harinya tidak ada tanda-tanda turun bahkan mengalami kenaikan.

Tentu saja kondisi ini dikeluhkan para ibu rumah tangga yang harus pintar-pintar mensiasati kebutuhan rumah tangga.

Seperti harga cabai rawit di Pasar Pagi Pangkalpinang kini menembus Rp175.000 per kilogram.

Padahal sebelumnya Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan memprediksi komoditas cabai dan bawang merah akan mengalami penurunan harga mulai bulan Juli.

Baca juga: Waspada Jalur Koba-Namang Dikenal Jalur Maut, Rawan Kecelakaan, Tahun Ini Sudah Ada 18 Orang Tewas

Baca juga: Prakiraan Cuaca Bangka Belitung Hari Ini, 26 Wilayah Berpotensi Angin Kencang dan Puting Beliung

Namun hingga kini harga cabai dan kebutuhan pokok lainnya tak kunjung turun, demikian juga dengan harga cabai merah panjang masih menyentuh harga Rp120 ribu.

Aminah, warga Pangkalpinang yang saat memilah cabai mengaku biasanya menjelang lebaran seperti ini ia mulai menyetok pembelian bahan pokok.

Namun tidak untuk lebaran Idulaadha tahun ini, ia hanya membeli cabai sebanyak 4 ons saja.

"Harganya mahal tidak kuat beli banyak-banyak, tapi mungkin bagi kami yang sudah tua ini tidak terlalu suka pedas jadi tidak begitu terasa. Tapi anak saya ngeluh karena harga cabai mahal benar," ujar Aminah  saat ditemui Bangka Pos Group, Senin (04/07/2022).

"Mau masak beli lima ribu habis langsung, sama halnya dengan beli bawang lima ribu hanya dapat 10 butir,"  keluh Aminah.

Dia berharap, harga dapat dikendalikan dan normal seperti biasanya sehingga tidak memberatkan masyarakat.

Pedagang cabai Sapri mengaku harga cabai setiap harinya terus mengalami peningkatan.

Dia juga mengaku kerap kali dimarahi pembeli sebab harga cabai yang dijualnya selangit.

"Setiap hari naik terus. Kami juga pusing, setiap hari mendengar emak-emak ngoceh ke kami. Belinya dikit ngomelnya banyak," kata Sapri.

Erwandi, pedagang komoditas bahan dapur di Pasar Pembangunan Pangkalpinang juga mengaku harga cabai sejak melambung kemarin belum ada mengalami penurunan.

"Belum ada penurunan kalau sampai sekarang, masih stabil harga Rp160-170 ribu per kilogram. Kami juga ambilnya tidak berani banyak-banyak orang beli dikit-dikit," ujar Erwandi.

Sama halnya dengan cabai, komoditas bawang juga masih tetap dengan harga tinggi, bahkan harga ini lebih tinggi dari saat sebelum Hari Raya Idulfitri kemarin.

Harga bawang merah Rp60 ribu per kilogram atau Rp10 ribu per ons dan bawang putih masih Rp22 ribu per kilogram.

"Kalau stok aman dan masih banyak, cuma memang harganya yang tinggi. Kami beli harga tinggi dan tak mungkin dijual harga murah, apalagi ini sudah mau lebaran makin banyak yang cari," sebut Sapri.

Sedangkan harga bawang merah kata Erwandi belum ada penurunan, harganya masih Rp70 ribu per kilogram dan bawang putih masih Rp25 ribu per kilogram.

"Orang belinya cuma sedikit, sekarang mulai kelihatan banyak yang beli karena mau lebaran, sebelumnya tidak berani ambil stok banyak," ungkapnya.

Rasa Pedas Ayam Geprek Berkurang

Tingginya harga cabai rawit cukup memberikan dampak bagi pelaku usaha.

Seperti penjual ayam geprek di Jalan Ahmad Yani Pangkalpinang terpaksa mengurangi penggunaan cabai di warungnya.

Putri, penjual ayam geprek mengaku melambungnya harga cabai dampaknya cukup terasa bagi penjual panganan. Tak heran mereka tak henti-hentinya mengeluhkan harga cabai yang makin mahal.

Baca juga: Dua Bulan Buron, Pembunuh Kakak Angkat di Pemali Ini Ditangkap Saat Makan Bakso di Bangka Barat

Baca juga: Dipastikan Tak Ada Penambahan Kasus Covid-19 di Kabupaten Bangka, Tersisa Satu Pasien

Melambungnya harga cabai memberatkan dan berpotensi merugikan usahanya. Dia menyebut harga cabai saat ini sudah tidak lagi masuk akal.

"Cabai mahal banget, masa harganya sama dengan daging. Ini gimana, kami beli sekilo lumayan terasa sampai Rp170.000, bingung mau menaikkan harga nanti orang marah," keluhPutri.

Menurut Putri, harga cabai yang tak kunjung turun seperti menyulitkan penjual dan masyarakat sebab sudah berlangsung lama harga cabai masih saja meroket.

"Ini sudah berlangsung lama. Kapan harga cabai akan kembali rendah, kami terpaksa mengurangi pemakaian cabai rawit ganti sama cabai besar lebih banyak. Jadi imbasnya rasa pedasnya berkurang," kata Putri. 

(Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved