Berita Pangkalpinang

Harga TBS Kelapa Sawit Anjlok hingga Rp 400 per Kilogram di Babel, Ternyata Ini Penyebabnya

Harga TBS Kelapa Sawit Anjlok hingga Rp 400 per Kilogram di Babel, Ternyata Ini Penyebabnya

Penulis: Evan Saputra CC | Editor: Evan Saputra
Kompas/Iwan Setiyawan
Pekerja mengangkut TBS sawit ke dalam truk. Sebagian dari petani kesulitan menjual TBS sawit karena kuota pembelian dari perusahaan terbatas. Akhirnya, TBS sawit petani dibiarkan membusuk. 

Ia mengakui, kondisi murahnya TBS kelapa sawit ini terjadi bukan hanya di Babel tetapi seluruh Indonesia.

"Jadi ini sudah bukan perosalan di pengusaha dan petani. Tetapi pada penyelenggaran negara ini," terangnya.

Truk pengangkut hasil panen TBS kelapa sawit sedang mengisi muatan hasil panen kelapa sawit rakyat di Bokor. (Bangkapos.com/Edwardi)
Truk pengangkut hasil panen TBS kelapa sawit sedang mengisi muatan hasil panen kelapa sawit rakyat di Bokor. (Bangkapos.com/Edwardi) (bangkapos.com)

Tak Bisa Menjual CPO

Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (DPW APKASINDO) Provinsi Bangka Belitung, Sahurudin, mengatakan dengan harga kepala sawit saat ini, sangat memberatkan para petani.

"Sangat keberatan dengan dibeli harga Rp 600 hingga Rp 400 per Kg di petani. Kenapa itu terjadi karena memang perusahaan kelapa sawit tidak bisa menjual CPO lokal maupun ekspornya. Sehingga apalah daya para petani saat ini," kata Sahurudin.

Sahurudin, mengharapkan kondisi murahnya harga buah sawit saat ini cepat kembali normal. Karena ia kasihan melihat kondisi petani kelapa sawit saat ini.

"Sangat menyulitkan petani Babel rata-rata sedih sudah berkurang pendapatannya untuk penghasilan. Jadi tidak sesuai pos biaya opersional sawit dengan pajak tidak sesuai. Sebab ada pungutan dikenakan untuk petani sawit. Saya petani menyuarakan di mana keadilan pemerintah memungut kepada petani sawit lebih 50 persen. Kenapa komoditi lain tidak," keluh Sahurudin.

Sahurudin, meminta kerjasama semua kalangan untuk dapat membantu petani sawit di Banel mencarikan solusi terbaik, memulihkan kembali harga kelapa sawit.

"Kami minta dukungan untuk dapat bekerjasama dalam mencari solusi terbaik agar kami bisa diselamatkan. Apabila tidak kami akan tambah sedih dan sengsara. Apabila petani sengsara yang dirugikan negara juga," tegasnya.

(Bangkapos.com/Riki Pratama)

Sumber: bangkapos.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved