Berita Sungailiat
Lahan Kritis Capai 4.832 Ha, Pemkab Bangka Ajak Kembangkan Tanaman Pangan
Bupati Bangka, Mulkan membuka kegiatan Focus Group Discussion (FGD) pemanfaatan lahan eks tambang untuk peningkatan perekonomian rakyat melalui ketaha
Penulis: edwardi |
BANGKAPOS.COM , BANGKA -- Bupati Bangka, Mulkan membuka kegiatan Focus Group Discussion (FGD) pemanfaatan lahan eks tambang untuk peningkatan perekonomian rakyat melalui ketahanan pangan di Hotel Novilla Sungailiat, Selasa (19/7/2022).
Ketua Panitia Pelaksana, Rudiansyah, Selasa (19/7/2022) mengatakan, pihaknya mengundangkan narasumber Direktur PT Bangka Asindo Agri (BAA), Fidriyanto alias Abo yang merupakan ahli tepung tingkat dunia yang merupakan putra asal Bangka Belitung, khususnya Kabupaten Bangka.
"Saat saya mengundang beliau (Abo -red) untuk jadi narasumber. Beliau sedang seminar di Malaysia, setelah itu pergi ke Thailand dan Alhamdulillah beliau akhirnya bisa hadir mengikuti kegiatan ini," kata Rudiansyah yang juga Kabag Administrasi Perekonomian Setda Bangka.
Dilanjutkannya, juga mengundang Direktur PT Timah Tbk atau yang mewakili dan narasumber lainnya. "Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan mensejahterakan masyarakat melalui ketahanan pangan dengan memanfaatkan lahan bekas tambang pasca pandemi Covid-19," ujar Rudiansyah.
Diakuinya dampak Pandemi Covid-19 yang dialami sendi perekonomian cukup mengalami penurunan drastis karena banyak usaha ekonomi yang ditutup.
"Karena itu kita berusaha melakukan langkah merevitalisasi lahan eks tambang untuk menumbuhkan perekonomian masyarakat," kata Rudiansyah.
Berdasarkan data kekritisan lahan dari Balai Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung Baturusa Cerucuk untuk di Kabupaten Bangka lahan potensi kritis seluas 151.187 hektare dan lahan kritis seluas 4.832 hektare. "Salah satu penyebab terjadinya kekritisan lahan adalah akibat aktivitas penambangan," imbuhnya.
Sementara itu Bupati Bangka Mulkan mengucapkan terima kasih atas dilaksanakan kegiatan FGD ini. "Melalui FGD ini bagaimana kita berpikir untuk ke depan untuk kelangsungan kehidupan masyarakat di Kabupaten Bangka ini, sebab kita sampai saat ini masih terfokus terhadap aktivitas penambangan timah," kata Mulkan.
Katanya, sesuai kontrak karya yang dimiliki PT Timah Tbk untuk kontrak tambang darat hingga Tahun 2025 nanti, sedangkan untuk tambang laut berakhir Tahun 2027 nanti.
"Karena itu pasca tambang inilah yang harus kita pikirkan bersama bagaimana nanti kita memanfaatkan lahan-lahan eks tambang yang masih belum banyak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya," ujar Mulkan.
Mulkan bersyukur saat ini di Kabupaten Bangka memiliki tiga pabrik pengolahan tepung tapioka berbahan baku singkong.
"Kita sangat bangga dan bersyukur dengan adanya pelaku usaha pengolahan tepung tapioka berbahan baku ubi atau singkong yang merupakan tanaman jangka pendek yakni 1 tahun lebih sudah bisa dipanen untuk diambil tepung tapioka," jelas Mulkan.
Diharapkannya masyarakat Kabupaten Bangka agar tetap menanam tanaman ubi ini untuk membantu ketahanan pangan nasional ke depannya.
"Pemintaan tepung sagu saat ini di luar negeri sangat tinggi, memang kalau di Indonesia saat ini masyarakatnya lebih banyak memakan nasi sebagai sumber karbohidrat. Tetapi ke depan harus dimanfaatkan secara optimal lahan eks tambang yang ada di Kabupaten Bangka ini, bukan hanya untuk menanam ubi kasesa saja, tetapi juga untuk menjadi lahan sawah," katanya.
Ia menjelaskan, inovasi yang sudah dilakukan Pemkab Bangka dan mendapatkan penghargaan Top 45, yakni Abang Timah untuk Bu Disa.
"Inovasi ini sudah dikembangkan di lahan eks tambang Kelurahan Matras yang menghasilkan produktivitas padi rata-rata 4,8 ton/hektare. Inovasi ini juga sudah diaplikasikan untuk tanaman lainnya seperti ubi, jagung, sayuran, buah-buahan dan kelapa sawit," katanya. (Bangkapos.com/Edwardi)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/20220719-FGD.jpg)