Waspada Demam Berdarah, Pasien DBD Didominasi Anak-anak, Zamir Dilarikan ke RSUD Bangka Barat

pasien yang menderita DBD sampai pulih membutuhkan waktu perawatan 3 sampai 4 hari dan disesuaikan dengan kondisi tubuh pasien yang bersangkutan....

Freepik
Ilustrasi DBD_ 

"Alhamdulillah, semakin hari ada perubahan lebih baik kondisinya. Cuma itu tadi, trombositnya naik turun naik turun," kata dia.

Selain, Zamir terdapat dua pasein anak-anak dengan gejalan yang sama, sedang menjalani perawatan insentif di Ruangan Tulip, RSUD Sejiran Setason, Bangka Barat.

Diketahui, sepanjang bulan Januari hingga Juli 2022, RSUD Sejiran Setason merawat sebanyak 215 pasien yang terjangkit penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Kasi Pelayanan dan Penunjang Medis RSUD Sejiran Setason, Bangka Barat, dr. Mariya Ulfa mengatakan pasien DBD yang dirawat di RSUD Sejiran Setason didominasi oleh pasien anak-anak.

"Untuk pasien DBD yang dirawat di RSUD Sejiran Setason sebanyak 215 orang dari Januari hingga Juli 2022 ini. Paling banyak itu anak-anak. 5 pasien meninggal dunia, " kata dr Mariya Ulfa.

Mariya Ulfa menyebutkan, untuk pasien yang menderita DBD sampai pulih membutuhkan waktu perawatan 3 sampai 4 hari dan disesuaikan dengan kondisi tubuh pasien yang bersangkutan.

"Tergantung kondisi pasien, jika kondisi pasien jika masih dalam keadaan masih baik biasanya perawatannya 3-4 hari. Tapi, kalau umpamanya kasus sudah berat biasanya lebih dari 4 hari," ucapnya.

Baca juga: Doa Dahsyat ini Dibaca Agar Terhindar dari Penyakit Ain, Diajarkan Rasulullah dan Nabi Ayub

Baca juga: Ketika Susno Duadji, Eks Kabareskrim yang Ikut Soroti Bharada E Dibekali Senjata Api Glock: Wajar?

Baca juga: Bacaan Doa agar Diberikan Keberuntungan, Ada juga Doa Cepat Kaya dan Rezeki Tak Terduga

Baca juga: Kisah TKW Cantik di Taiwan ini Layani Majikan Tiap Malam Hingga Selalu Tidur Berdua Satu Kamar

Baca juga: Inilah Penyebutan Mengenai Husnul Khotimah Dalam Alquran dan Hadis, Termasuk Tanda-Tandanya

Antisipasi Keparahan Infeksi Virus Dengue

Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sedang mengintai Bangka Belitung.

Pada enam bulan terakhir saja, sebanyak 11 orang di Bangka Belitung meninggal dunia karena DBD. Sementara orang yang terpapar DBD di Bangka Belitung sebanyak 919 orang.

Kondisi ini tentu menjadi kekhawatiran dan perhatian dari pemerintah provinsi. Berbagai upaya dilakukan demi menekan kasus DBD agar tidak berkembang masif.

Ahli Epidemiologi sekaligus Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas III Pangkalpinang, dr Bangun Cahyo Utomo, mengatakan, masyarakat perlu memahami gejala DBD sebagai upaya mengantisipasi keparahan infeksi virus dengue ini.

Apalagi, kasus DBD dominan dialami anak-anak, maka penanganannya mesti tepat.

"Kalau penanganan bagus dan tepat, maka tidak berbahaya. Cuma waktu ditangani harus tepat. Penularan lewat nyamuk. Banyak air yang tergenang, maka mudah berkembangbiak, ini mesti jadi perhatian," kata Bangun kepada Bangkapos.com, Rabu (20/7/2022).

"Kalau demam berdarah itu gejala demam tinggi. Kadang kita tidak tahu pendarahan di mana, biasanya di bawah kulit ada bercak-cak merah. Kadang tidak tahu terjadi pendarahan internal juga di pencernaan misalnya, maka masyarakat harus tahu gejala dari DBD ini," jelasnya.

Halaman
123
Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved