Ternyata Bukan Yosua, Inilah Nama Panggilan Akrab Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat Sebenarnya
Yosua sendiri memiliki nama lengkapnya adalah Nofriansyah Yosua Hutabarat, anggota Polri dengan pangkat terakhir Brigadir Polisi (Brigpol). Hingga ...
BANGKAPOS.COM -- Tidak disangka, tiga nama dari Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat yakni, Brigadir J, Brigadir Josua, dan Brigadir Joshua ternyata sama sekali tidak mewakili sosok yang sedang ramai dibahas, yang disebut meninggal di rumah Irjen Pol Ferdy Sambo Kadiv Propam Nonaktif.
Adapun sebutan Brigadir J pertama kali disematkan oleh kepolisian, ketika konfrensi pers terkait meninggalnya Nofriansyah Yosua Hutabarat, Senin (11/7/2022) siang.
Yosua sendiri memiliki nama lengkapnya adalah Nofriansyah Yosua Hutabarat, anggota Polri dengan pangkat terakhir Brigadir Polisi (Brigpol).
Hingga kini kematiannya masih misterius, benarkah akibat baku tembak, atau justru karena ditembak tanpa perlawanan.
Kapolri pun meminta digelar criminal scientific investigation, serta membentuk tim khusus. Pekerjaan utamanya adalah mengungkap kebenaran.
Baca juga: Inilah Sumur Peninggalan Sahabat Nabi Muhammad di Arab Saudi, Usianya 1500 Tahun dan Masih Mengalir
Baca juga: 10 Dokter Forensik Dilibatkan dalam Autopsi Ulang Jenazah Brigadir J, Akan Dilakukan di RSUD Jambi
Baca juga: Kisah TKW di Hongkong Ini Mengaji Depan Anak Majikan, Reaksi Sang Anak Awalnya Marah Lalu Senyum
Baca juga: 5 Bacaan Doa Agar Terlihat Cantik dan Bercahaya, Aura Wajah Terpancar Setiap Hari
Baca juga: Konsumsilah Bawang Putih Secara Rutin, Manfaatnya Ternyata Bisa Cegah Penyakit Mematikan Ini
Lalu siapa sebenarnya Brigadir J ini? Berikut biodata Nofriansyah Yosua Hutabarat yang dihimpun Tribunjambi.com dari berbagai sumber.

Nama lengkap: Nofriansyah Yosua Hutabarat
Nama panggilan: Prian
Tanggal lahir: 29 November 1994
Usia: 27 tahun
Agama: Kristen Protestan
Pekerjaan: Anggota Polri
Sekolah Polisi: SPN Jambi lulus tahun 2012
Status pernikahan: Belum menikah
Pangkat terakhir: Brigadir Polisi
Baca juga: Dahsyatnya Doa Pendek ini, Disebut sebagai doa Penghapus Dosa Besar dan Kecil
Baca juga: 6 Doa Dahsyat yang Dapat Dipanjatkan Setelah Salat Subuh agar Rejeki Berlimpah
Baca juga: dr Aisah Dahlan Ungkap Manfaat Sering Baca Istighfar untuk Kesehatan Otak
Baca juga: Kamaruddin sebut Brigadir J Diancam Bunuh sejak Juni 2022: Brimob Bisa Sampai Menangis Begitu
Baca juga: YouTuber Maell Lee Akhirnya Lamar Anggita Oktaviani, Anggita Tulis Bismillah with You
Mengungkap Misteri Kematian
Brigadir Yosua Hutabarat ditembak dari jarak berapa meter, akan ketahuan dari hasil autopsi ulang atau ekshumasi yang digelar pada Rabu (27/7/2022).
Luka di tubuh Yosua juga akan ketahuan apakah akibat proyektik, senjata tajam, pukulan benda tumpul, atau hal lainnya.

Hal itu diungkapkan oleh dokter Erni, yang merupakan dokter forensik pada RS Bhayangkara Jambi, saat diwawancara Tribun, Minggu (24/7/2022).
"Semoga Tuhan memberikan kebijaksanaan kepada dokter yang ditugaskan, agar hasil pemeriksaannya akurat, terlebih jenazah yang sudah menuju tiga minggu," kata Erni.
Dia menyebut kebenaran akan terungkap dengan hadirnya dokter forensi yang merupakan tim gabungan.
Dijelakan Erni, dokter forensik disumpah untuk bekerja jujur dan dengan sepenuh hati menurut keilmuan, dan menjunjung tinggi harkat dan martabat, serta menghargai dan menghormati setiap jenazah yang ditangani.
Erni menerangkan autopsi dilakukan untuk pemeriksaan terhadap tubuh jenazah secara menyeluruh.
Pemeriksaan meliputi bagian luar maupun dalam serta pemeriksaan tambahan lainnya kalau diperlukan.
Baca juga: Kamaruddin sebut Brigadir J Diancam Bunuh sejak Juni 2022: Brimob Bisa Sampai Menangis Begitu
Baca juga: Sosok yang Diduga Bharada E Penembak Brigadir J, Identitasnya Kini Terungkap
Baca juga: Pandangannya Buram Hingga Badan Kaku Saat Kena Dingin, Ruben Onsu Sakit Apa?
Baca juga: Versi Pengacara Soal Kondisi Tubuh Brigadir J, Ada 15 Bekas Luka, di Telinga, Perut hingga Ketiak
Baca juga: Sang Istri Bukannya Marah, Labrak Pelakor dengan Elegan, Reaksi Si Pelakor Malah Beginian
"Memang untuk menentukan kematian dan bagaimana itu terjadi, autopsi yang di pakai," ungkapnya.
"Jadi begitu meninggal dilakukan autopsi, semakin mudah kita menentukan cara dan penyebab kematiannya," ungkapnya.
Apabila sudah membusuk, terangnya, memang akan lebih sulit untuk menentukan kematian seseorang.
"Sebab harus lebih berhati-hati untuk memeriksa, luka-luka apa yang terdapat pada jenazah, apakah memar, luka, karena benda tajam, tumpul, dan lubang bekas tembakan masih bisa terbaca," jelas Erni.
Lebih lanjut, Ia menjelaskan ekshumasi akan dilakukan penggalian makam.
"Tujuan utama penggalian jenazah untuk mengumpulkan jejak-jejak yang ada pada jenazah, atau kelainan-kelainan yang ada pada jenazah, sehingga kita dapat menduga cara dan sebab kematian jenazah tersebut," ungkap Erni.
(*)
Artikel ini telah tayang di TribunJambi.com dan Tribunnews.com