Susno Duadji Sebut Bharada E 'SAKTI', Lebih Hebat dari Jenderal, Pangkat Terendah Dikawal Perwira
"Kasus ini sungguh-sungguh perkara menarik dan sakti. Saya pensiunan bintang tiga, saya tidak sakti. Saya hanya dikawal oleh sersan-sersan, kalaupun..
BANGKAPOS.COM -- Hingga tiga pekan pascakematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, pengusutan masih terus berjalan.
Insiden baku tembak yang disebut polisi terjadi antara Bharada E dan Brigadir J di rumah dinas Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) nonaktif Polri Irjen Ferdy Sambo itu masih menjadi misteri dan menjadi perhatian banyak pihak.
Salah satunya adalah, mantan Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabarsekrim) Polri Periode 24 Oktober 2008 hingga 24 November 2009, Komjen Pol (Purn) Susno Duadji.
Susuno menyoroti "kesaktian" Bhayangkara Dua Eliezer (Bharada E).
Susno Duadji menyebut jika Bharada E Lebih hebat dibandingkan dengan para jenderal. Ia pun menyebutkan sejumlah buktinya.
Bukti pertama, saat Bharada E dipanggil Komnas HAM.
Baca juga: Kisah TKW Cantik di Taiwan ini Layani Majikan Tiap Malam Hingga Selalu Tidur Berdua Satu Kamar
Baca juga: Autopsi Brigadir J, Diduga Kepala Korban Ditembak dari Belakang, Otak Pindah Ke Bagian Perut
Baca juga: Disebut Bisa Kalahkan F-35 dan SU-57, Ini Arti Penting Pengembangan KF-21 Boramae Bagi RI-Korsel
Baca juga: Mulai Hari Ini 30 Juli 2022, Kominfo Blokir Situs dan Aplikasi Dota, Steam, Paypal, hingga Yahoo
Baca juga: 10 Doa Mendatangkan Rezeki dan Kesuksesan Dalam Hidup, Termasuk Dimudahkan Rezeki sebelum Aktivitas
Bharada E baru muncul ke Komnas HAM belakangan daripada rekan-rekannya (tanpa pengawalan ketat) sesama ajudan (Adc) Irjen Pol Ferdy Sambo pada Selasa (26/7/2022) sekitar pukul 13.45 WIB dan ia dikawal oleh Bintara dan Perwira.

Sehingga muncul asumsi kalau Bharada E lebih hebat ketimbang tiga petinggi polri yang dinonaktifkan.
"Sekali-sekalilah harus dikawal, kan dia pangkat paling rendah," ujar Susno Duadji, dilansir Youtube Polisi Oh Polisi, Kamis (28/7/2022).
"Jadi sekali-kalilah kapan lagi gue dikawal," jawabnya.
Lalu Susno Duadji memberikan komentar mengenai kawalan Bharada E.
"Bharada (pangkat paling rendah di kepolisian) dikawal Bintara ada Perwira," ujar Susno Duadji.
"Kasus ini sungguh-sungguh perkara menarik dan sakti. Saya pensiunan bintang tiga, saya tidak sakti. Saya hanya dikawal oleh sersan-sersan, kalaupun dikawal," ujarnya lagi.
"Bayangkan, apa enggak sakti. Lebih saktinya lagi (Bharada E) menembakkan 5 peluru semua kena. Dia ditembak (Brigadir J) 7 peluru enggak ada kena. Itu sakti betul," pungkas Susno.
Baca juga: 8 Doa Pendek, Dibaca Dapat Pahala yang Luar Biasa, termasuk Doa Mengahpus Segala Bentuk Dosa
Baca juga: Baru Terungkap, Warga Arab Saudi Tak Pernah Buka Jendela Rumah karena Hal Ini
Baca juga: Kecenya Luna Maya Berbalut Busana Nuansa Kuning, Baju, Celana Hingga Sandal Kuning Harganya Lumayan
Baca juga: Kisah Cinlok Anak Kos dan Ibu Kos Beda Usia 22 Tahun, Hanya 3 Bulan Ngekos Langsung Nikah
Baca juga: Dahsyatnya Doa Pendek ini, Dibaca untuk Menghilangkan Pikiran Kotor dan Kendalikan Nafsu Bergejolak
Sebelumnya, mantan Kabareskrim ini menyebut kasus penembakan Brigadir J ini sebetulnya simpel. “Kasus ini sebenarnya tidak perlu gonjang ganjing republik nusantara ini,” ujar Susno Duadji.

"Karena kasus ini simpel, seandainya TKP bukan di rumah jenderal, bukan melibatkan supir atau ajudan jenderal, maka ini mudah,” tambah Susno.
“Maka barang bukti di rumah tersebut harus disita semua. Senjata pak jenderal, senjata ajudan, dan senjata Brigadir J,” ungkap Susno pada acara ILC (Indonesia Lawyer Club) (28/7/2022).
“Pakaian pun harus disita termasuk pakaian dalam itu tidak boleh dicuci. Apalagi katanya ada tindakan asusila,” lanjutnya.
Susno Duadji juga menyebutkan bahwa semua HP harus disita. Bukan saja punya korban, tapi HP punya Bharada E, HP Kadiv Propam, termasuk HP istri Kadiv Propam,” papar Susno.
Hal tersebut agar diketahui posisi terakhir pemegang HP pada saat kejadian. Dan bisa dilihat recorder pada sebelum kejadian, saat kejadian, dan setelah kejadian. “Termasuk senjata juga disita, kita harus apa adanya tidak boleh dibantah. Karena senjata itu ada sidik jarinya,” tegas Susno.
Kemunculan pertama Bharada E ke Komnas HAM
Bharada E terlihat gagah dan tidak ada luka sama sekali saat terjadinya "baku tembak" tembak tersebut.
Bharada E yang memakai pakaian serba hitam dikawal oleh polisi yang pangkatnya lebih tinggi dari Bharada.
Baca juga: Baru Terungkap, Warga Arab Saudi Tak Pernah Buka Jendela Rumah karena Hal Ini
Baca juga: Fakta Baru, Ahli Forensik Temukan Beberapa Hal Mengejutkan Saat Autopsi Jenazah Brigadir J
Baca juga: 6 Doa Agar Selalu Diberi Kesabaran, dan Termasuk Doa Kesehatan Lahir Batin
Baca juga: Nicholas Sean, Putra Sulung Ahok Ngotot Ingin Punya Istri Perawan, Nurut & Jago Masak, ini Alasannya
Baca juga: Doa Kunci Pembuka Ijabah Allah, Dibaca saat Ujung Tahiyat Akhir, Baca Agar Cepat Makbul
Bahkan (kalau tidak salah) ada yang berpangkat Kombes mengawalnya.
Berdasarkan pantauan Tribunnews.com di Kantor Komnas HAM, Bharada E tiba sekitar pukul 13.25 WIB.
Terpantau Bharada E hadir dengan mengenakan kemeja hitam dan masker hitam serta celana panjang berwarna hitam.
Tak hanya itu, kehadiran Bharada E juga mendapatkan pengawalan dari petugas yang diketahui dari Mabes Polri.
Hanya saja, Bharada E tidak memberikan sepatah kata apapun dan memilih bungkam dari cecaran pertanyaan awak media terkait penjelasan apa yang akan disampaikannya pada hari itu. Bharada E terlihat langsung bergegas memasuki kantor Komnas HAM dengan menundukkan kepalanya.
Kehadiran Bharada E ini juga dikonfirmasi langsung oleh Komisioner Komnas HAM Chairul Anam. "Yup (Bharada E hadir)," singkat Anam kepada awak media. Dengan begitu maka kata Anam, ketujuh aide de camp (ADC) atau ajudan Irjen pol Ferdy Sambo telah hadir di kantor Komnas HAM.
Pengakuan Bharada E
Kepada Komnas HAM, Bharada E mengaku terlibat baku tembak dengan Brigadir J pada Jumat (8/7/2022) hingga menewaskan rekan sesama ajudannya itu.
Menurut penuturan Bharada E, dirinya menembak karena merespons tembakan yang lebih dulu dilepaskan Brigadir J.
“Karena situasinya cepat, ini soal reflek. Ini kejadian cepat. (Bharada E) hanya berpikir bagaimana merespons yang dilakukan Brigadir Yosua dan lain sebagainya,” kata Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara dalam tayangan Satu Meja The Forum Kompas TV, Rabu (27/7/2022).
Namun demikian, Beka mengatakan, keterangan itu baru sebatas pengakuan Bharada E.
Soal kesimpulan perkaranya, Komnas HAM masih perlu melakukan pendalaman, salah satunya dengan mengkaji keterangan ajudan Ferdy Sambo lainnya.
“Kami harus mengonfirmasi pengakuan ajudan lain. Masih kami analisa,” ucap Beka.
Sambo dan istri akan diperiksa
Pemeriksaan Komnas HAM tak berhenti hanya pada enam ajudan Ferdy Sambo.
Dalam waktu dekat, ajudan Sambo lainnya juga akan dimintai keterangan.
Komnas HAM juga akan memeriksa saksi lain yang ada di sekitar lokasi kejadian, termasuk Sambo dan istrinya, Putri Candrawathi.
Sebagaimana kronologi versi polisi, insiden baku tembak ditengarai karena dugaan pelecehan yang dilakukan Brigadir J terhadap Putri di rumah dinas Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan.
"Irjen Sambo akan diperiksa kalau tahapan-tahapan semua bahan yang kita punya selesai," kata Komisioner Komnas HAM Choirul Anam kepada wartawan, Rabu (27/7/2022).
"Misalnya, dalam konteks komunikasi terekam komunikasinya kayak apa, dalam konteks keterangan yang lain keterangannya kayak apa," tuturnya.
Komnas HAM menyatakan, pemeriksaan terhadap Sambo dan istri penting untuk mengonfirmasi berbagai keterangan yang telah mereka dapatkan terkait kematian Brigadir J.
(*/Tribun-medan.com/TribunSumsel.com/Kompas.com)