dr Aisah Dahlan Ungkap Sebab Suami Tak Bangun Saat Anak Menangis Tengah Malam
Kondisi medis yang menyebabkan suami tak bangun saat anak menangis tengah malam. Hipotalamus otak pria 2,5 kali lebih lebar yang fungsinya pusat tidur
Penulis: Widodo | Editor: Teddy Malaka
BANGKAPOS.COM -- dr Aisah Dahlan mengungkapkan penyebab suami tidak bangun tidur ketika anak menangis tengah malam hari.
Berbeda halnya dengan istri yang mudah terbangun dan harus bangun ketika anak menangis meskipun di jam-jam yang tidur.
Apalagi saat dini hari maka akan sulit membuak mata karena saking mengantuknya.
Ternyata alasan suami tak bangun saat anak menangis itu ada kaitannya dengan otak pria.
Baca juga: Kisah Budi Waseso, Kombes yang Dulu Tangkap dan Kunci Susno Duadji di Toilet, Begini Nasibnya Kini
Sebagaimana dijelaskan oleh dr Aisah Dahlan yang dilansir Bangkapos.com dari kanal YouTube Pecinta dr Aisah Dahlan CHt yang diunggah pada 21 Februari 2021.
Menurut dr Aisah Dahlan, rupanya sikap ini bukanlah tindakan yang disengaja oleh suami untuk menghindari kewajibannya sebagai orang tua.
Namun, karena kondisi medis yang menyebabkan ia berperilaku demikian.
Yaitu akibat bagian hipotalamus pada otak pria lebih lebar 2,5 kali dari wanita.
Bagian otak ini memiliki beberapa fungsi, salah satunya adalah pusat tidur.
Untuk itu tidak perlu heran kalau suami lebih cepat tertidur meskipun istri yang akhirnya bangun lebih awal.
"Kenapa? Karena dipersiapkan untuk bisa kerja besok hari lagi," kata dr Aisah Dahlan menjelaskan.
Baca juga: Kebiasaan Suami Setelah Bangun Tidur Seperti Ini Sering Membuat Istri Kesal, Kata dr Aisah Dahlan
Baca juga: Jangan Anggap Remeh, Inilah Dampaknya Jika Orang Tua Sering Memarahi Anak, Kata dr Aisah Dahlan
Ketika tidur otak akan off, namun bagian otak yang off ketika tidur pada pria dan wanita berbeda jumlahnya.
"Kalau laki-laki karena hipotalamusnya lebar, kalau laki-laki tidur 70 persen otaknya off, 30 persen yang on," jelas dr Aisah Dahlan.
Sedangkan perempuan karena hipotalamusnya kecil maka ketika tidur 90 persen otaknya aktif dan hanya 10 persen yang off.
"Itulah makanya kita dengar apa saja. Anak masuk kamar dengar, anak nangis dengar, ya," kata dr Aisah Dahlan.