Motor Tak Wajib Pakai MyPertamina, Inilah Ketentuan Lengkapnya dari Pertamina
Kendaraan roda dua belum wajib menggunakan MyPertamina. Hanya kendaraan tertentu yang wajib menggunakan MyPertamina.
Penulis: Teddy Malaka CC | Editor: Teddy Malaka
Penggunaan aplikasi MyPertamina kata Dinda juga akan membingungkan masyarakat. Pasalnya saat hendak bertransaksi BBM nantinya harus mengeluarkan handphone, padahal di setiap SPBU terpampang larangan menggunakan ponsel.
"Setahu saya saat mengisi bensin itu tidak boleh bawa handphone dan itu terpampang jelas posternya dilarang menggunakan handphone.Tapi nanti justru harus menggunakan handphone. Jadi bingung saya," ungkapnya.
Selain itu, menurutnya tak semua orang memiliki smartphone, khususnya orang tua dan juga warga yang kurang mampu.
"Kalau yang mau ngisi BBMnya orang tua pasti mereka kebingungan. Mereka ada yang tidak menggunakan smartphone. Gak kebayang juga nanti pasti antrenya bakalan lebih lamai karena setiap mau beli bensin harus ngeluarin HP dulu," bebernya.
Dinda pun mengaku tak memiliki niatan mendaftarkan diri melalui aplikasi tersebut. Meski pendaftaran segera dibuka.
Ia pun mengaku tidak masalah bila nanti harus beralih ke BBM non subsidi pertamax seharga Rp 12.500 per liter.
"Saya nggak masalah kok dari pada ribet aplikasi. Justru hal ini dapat memicu tidak tepat sasaran bagi wong cilik," tuturnya.
Belum lagi, terkait data kepemilikan kendaraan tak sama dengan identitas pengemudi. "Misalnya kendaraan yang belum balik nama. Ada dua identitas dan lainnya, ini bisa geger," tandasnya.
Hal senada disampaikan oleh Maya warga Pangkalpinang lainnya. Ditemui saat mengantre BBM di SPBU Bacang, Kecamatan Bukitintan, Maya menyebut penggunaan Mypertamina hanya akan menghambat masyarakat mendapatkan BBM subsidi.
Belum lagi kerawanan data pribadi dikarenakan belum adanya jaminan undang-undang perlindungan data pribadi dari pemerintah terhadap aplikasi ini.
"Khawatirnya data mudah tersadap. Sebagaimana kejadian beberapa waktu pada pengisian sebuah data digital, justru dengan mudahnya masuk ke pinjaman online," ujarnya kepada Bangka Pos, Rabu (3/8).
Ia juga mengeluhkan setiap aturan baru yang selalu menimbulkan kontroversi, pro dan kontra masyarakat.
Belum lama masyarakat dihebohkan BBM non subsidi yang melonjak tajam, atauran lain larangan penggunaan hand phone di SPBU karena dapat memicu kebakaran.
"Sekarang beli BBM harus pakai handphone. Ini kan sangat membingungkan rakyat. Padahal rakyat yang bayar kok dipersulit," bebernya.
Lagi pula, katanya tidak semua masyarakat familiar dengan penggunaan smartphone, yang harus menggunakan kuota internet.