Berita Bangka
Ritual Sembahyang Rebut, Ribuan Warga Padati Klenteng Hap Miau
Bambang Patijaya berharap kedepannya dengan pelaksanaan kegiatan kegiatan keagamaan seperti sembahyang rebut semuanya berdoa.
Penulis: deddy_marjaya |
BANGKAPOS.COM, BANGKA - Ribuan warga memadati kawasan Kelenteng Hap Miau Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka mengikuti kegiatan ritual sembahyang rebut atau Chit Ngiat Pan pada Jumat (12/8/2022) malam.
Ritual sembahyang rebut yang merupakan ritual warga keturunan Tionghoa ini baru kembali dilaksanakan terbuka setelah 2 tahun tidak diselenggarakan karena pendemi covid 19 sehingga dilaksanakan secara meriah.
"Antusias masyarakat menyambut festival sembahyang rebut sangat tinggi yang telah dua tahun tidak dilaksanakan karena pendemi saya melihat secara umum di perkampungan Tionghoa. Sejak sore saya berkeliling dari Mapur, Pemali dan Merawang masyarakat datang dan semua gembira dapat kembali berkumpul melaksananan sembahyang rebut," kata Bambang Patijaya Anggota DPR RI dapll Bangka Belitung yang menghadiri kegiatan.
Bambang Patijaya berharap kedepannya dengan pelaksanaan kegiatan kegiatan keagamaan seperti sembahyang rebut semuanya berdoa. Untuk kesejahteraan, untuk kebaikan, untuk kesehatan semoga dari 2022 kedepannya akan semakin baik.
"Semuanya berkumpul beribadah, berdoa dengan harapan lebih baik kedepannya dari tahun 2022 semua akan lebih baik lebih sejahtera dan situasi memungkinkan kita beraktifitas seperti sedia kala sebelum kejadian covid,," kata Bambang Patijaya.
Ribuan warga dari berbagai wilayah Bangka dan Pangkalpinang mendatangi Kelenteng Hap Miau di Desa Merawang Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka sejak sore hari.
Bagi masyarakat keturunan Tionghoa dalam sembahyang rebut mereka berdoa untuk arwah para leluhur agar tenang dan damai. Selain itu mereka juga memohon agar paraleluhur mendoakan mereka dijaga kesehatan dan diberikan rezeki berlimpah.
Warga keturunan Tionghoa yang menetap di luar Bangka pun sengaja pulang kampung ke tanah kelahiran mereka untuk mendoakan arwah leluhur mereka.
"Bersyukur bisa pulang ke tanah kelahiran di Bangka berkumpul bersama keluarga mengikuti sembahyang rebut semoga leluhur kami damai dialammya," kata A Lim yang menetap di Jakarta.
Seperti biasa puncak sembahyang rebut akan dilakukan perebutan sesaji diakhir dengan pembakaran patung Tai Se Ja.
Sembahyang Rebut merupakan kegiatan ritual masyarakat Tionghoa yang dilaksanakan setiap tahun dan turun temurun yang dilaksanakan pada bulan ke 7 hari ke 15 penanggalan China.
Yang tahun ini bertepatan pada tanggal 15 Agustus 2022. Patung Thai Se Ja yang asli di Tiongkok memiliki wajah yang dibuat lebih seram. Patung Tai Se Ja adalah simbol penjaga arwah-arwah yang akan datang.
Tai Se Ja menjaga para arwah arwah agar tidak saling berebut dengan sesaji yang dihidangkan. Thai Se Ja mencatat arwah-arwah yang hadir dan apa yang diambil hingga menjaga mereka kembali ke alamnya tanpa mengganggu manusia.
Menurut kepercayaan warga Keturunan Tionghoa jika saat pintu gerbang di langit telah ditutup dan para arwah belum kembali maka mereka akan gentayangan.
Sebelum puncak pembakaran Patung Tai Se Ja dilakukan lebih dulu warga bersembahyang di kmenteng mememjaatkann doa kepada arwah nenek moyang mereka.