Berita Pangkalpinang
FKP Balai POM di Pangkalpinang, Ingatkan Konsumen Waspadai Bahaya Jamu Mengandung Bahan Kimia
Balai Pengawas Obat dan Makanan (POM) di kota Pangkalpinang menggelar Forum Konsultasi Publik (FKP) di Hotel Fox Haris, Rabu (14/9/2022).
Penulis: Cici Nasya Nita | Editor: nurhayati
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Balai Pengawas Obat dan Makanan (POM) di kota Pangkalpinang menggelar Forum Konsultasi Publik (FKP) di Hotel Fox Haris, Rabu (14/9/2022).
Kegiatan yang diikuti berbagai stakeholder ini dalam rangka percepatan peningkatan kualitas pelayanan publik Balai POM di Pangkalpinang.
Kepala Balai Pengawas Obat dan Makanan (POM) di Pangkalpinang, Tedy Wirawan mengatakan FKP ini wajib dilakukan oleh penyelenggaraan publik.
"Wajib bagi kami mengajak lintas sektor untuk memberikan masukan kepada kami dalam penyelenggaraan publik agar lebih baik lagi," kata Tedi dalam agenda Forum Konsultasi Publik dan Perkuatan Sinergitas Pentahelix Balai POM di Pangkalpinang.
Baca juga: Mau Tahu Harga Bahan Pokok di Pangkalpinang Setelah Kenaikan BBM ? Ini Dia Daftar Lengkapnya
Baca juga: Belasan Tahun Mengabdi, Guru Honorer Ini Sedih Terancam jadi Pengangguran, Ini Curahan Hatinya
Menurutnya, diperlukan peran serta penyelenggara pelayanan publik dan masyarakat selaku pengguna atau penerima layanan sebagai upaya membangun sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang adil, transparan dan akuntabel.
"Sangat diperlukan sinergitas unntuk melindungi masyarakat dari obat dan makanan yang tidak sesuai ketentuan. Hari ini kita fokusan obat tradisional seperti jamu," kata Tedy.
Dia membeberkan masih ditemukan obat tradisional yang tidak memenuhi syarat, namun masih kategori rendah.
"Tapi ini bukan berarti kita berdiam diri, tetap waspada, khawatirnya meningkat. Tentu saja ada supply and demand, kalau ada peredaran yang tak memenuhi syarat pasti ada permintaan maka kami berusaha meningkatkan edukasi soal ini," tegas Tedy
Dia menambahkan saat ini jamu tidak sesuai ketentuan itu ditambahkan bahan kimia sehingga perlu diwaspadai karena dapat memberikan dampak tidak baik bagi kesehatan.
"Secara fisik memang tidak bisa dikenali, tapi cirinya jamu yang ditambahkan bahan kimia itu, misalnya dalam waktu satu jam langsung memberikan khasiat, itu patut menjadi perhatian," kata Tedy.
Mengenai ini, Balai Pengawas Obat dan Makanan (POM) di Pangkalpinang, terus melakukan pengawasan, ada tim yang bergerak di sarana penjualan.
"Kami juga berharap masyarakat ikut aktif, saat mengenali ada potensi jamu yang tidak sesuai ketentuan untuk melaporkan ke kami," pesan Tedy.
Dinkes Jalin Sinergi, Optimalkan Upaya Kuratif
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), dr Andri Nurtito mengatakan pihaknya sudah melakukan upaya untuk membangun kesehatan masyarakat.
"Untuk pembangunan kesehatan masyarakat, kami ada upaya promotif atau pemberian edukasi. Kedua upaya preventif seperti pemberian vaksinasi. Ketiga, upaya kuratif atau pengobatan, ini bersinergi dengan Balai POM, karena kami tidak memiliki kemampuan untuk pengawasan obatnya," jelas dr Andri.
Baca juga: Cuaca Hari Ini Bangka Belitung Diguyur Hujan Sejak Pagi Hingga Sore
Baca juga: AKP Amri Jabat Kasat Polair Polres Bangka Selatan, Kapolres Minta Tingkat Pelayanan Masyarakat
Dia membeberkan dengan sinergi yang dijalin dengan Balai POM di Pangkalpinang maka upaya kuratif dapat berjalan dengan efektif.
"Upaya kuratif di fasilitas kesehatan tentu memerlukan obat, itulah sinerginya. Kemudian ada upaya promotif, menggunakan jamu untuk meningkatkan tubuh, dan Balai POM ini yang melakukan pengawasan terhadap pengusaha jamu," kata dr Andri.
(Bangkapos.com/Cici Nasya Nita)
