Tragedi Arema
Kisah Bocah 11 Tahun Lihat Orangtua Terinjak-injak, Kehilangan Ayah dan Ibu dalam Tragedi Kanjuruhan
Yulianton diduga terjatuh dari tribun hingga mengalami sesak napas karena menghirup udara gas air mata. Saat ditemukan, Yulianton sudah dalam keadaan
Yulianton diduga terjatuh dari tribun hingga mengalami sesak napas karena menghirup udara gas air mata.
Saat ditemukan, Yulianton sudah dalam keadaan wajah membiru.
Diceritakan Doni, MA sempat menjerit dan meminta bantuan polisi untuk menolong ayahnya yang terinjak-injak.
Ternyata hanya MA saja yang mendapat kesempatan diselamatkan polisi.
"Kemungkinan saudara saya ini kemudian jatuh dari tangga tribun. Mukanya sudah membiru pucat. Anaknya minta bantuan ke polisi terus selamat," katanya.
Kepada pamannya Doni, MA mengaku melihat orangtuanya terinjak-injak dalam kerumunan penonton yang panik dan berlari ke arah pintu keluar stadion.
"Anaknya Mas Anton (Yulianton) masih trauma, saya tanya 'tahu bapak ibu jatuh diinjak-injak?' dia mengangguk, tahu," ungkap Doni di Breaking News Kompas TV, Minggu (2/10/2022).
Doni menceritakan, saat kejadian, ia juga menyaksikan kekacauan yang terjadi karena dirinya menonton pertandingan bersama almarhum, dan almarhumah, keponakan, tetangga, serta anaknya.
Baca juga: Diduga Dua Preman Berjaga di Rumah Pribadi Ferdy Sambo Setelah Putri Candrawathi Ditahan
Baca juga: Bacaan Doa agar Diberikan Keberuntungan, Ada juga Doa Cepat Kaya dan Rezeki Tak Terduga
Baca juga: Bacaan Doa Menghilangkan Pikiran Kotor, Kendalikan Nafsu dan Bersihkan Jiwa
Baca juga: Penjelasan Dokter soal Kondisi Lesti Kejora, Alami Cidera Kepala Setelah KDRT?
Baca juga: Pulang ke Tanah Air, Luna Maya Sudah Idamkan Dua Makanan Ini, Menggoda Selerakah?
Baca juga: Ciri-ciri WhatsApp Disadap, Ingat Pengguna Harus Curiga Jika Ada SMS Berisi Kode OTP
"Saya ada di tempat kejadian, sama mas, mbak ipar, dan keponakan. Saya juga membawa anak umur 10 tahun, tetangga saya juga membawa anak perempuan," ungkapnya.
Ia juga melihat kepanikan penonton setelah polisi menembakkan gas air mata ke arah tribun.
"Tribun saya, tribun 14, (orang-orangnya) diem hanya lihat, ditembak kurang lebih dua kali gas air mata," kata Doni.
"Waktu terjadi tembakan gas air mata itu, pikiran saya hanya (menyelamatkan) anak-anak," ujarnya.
Rombongan Doni yang duduk di tribun 14 lantas mencoba menghindari semburan gas air mata itu dan berlari ke arah pintu keluar.
"Kami cari pintu keluar itu berdesakan. Sudah berdesakan, panas kena gas (air mata) itu," kenang Doni.